KANDUNGAN TIMBAL (Pb) DALAM DARAH POLISI LALU LINTAS POLRES SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Yustini Ardillah, Dr. Ir Sarto, M.Sc; Dra Susi Iravati, Apt.,Ph.D

2014 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar belakang: Kemajuan dibidang transportasi tampak dengan semakin tingginya jumlah dan jenis kendaraan yang melintasi ruas jalan perkotaan. Dampak negatif yang didapatkan adalah tingginya tingkat polusi udara lingkungan kota, sebagai hasil emisi gas pembuangan kendaraan bermotor. Dilihat dari sumbernya, pencemaran udara terbesar memang berasal dari asap buangan kendaraan bermotor. Meningkatnya kendaraan tersebut akan meningkatkan emisi kendaraan terutama timbal (Pb) dan polisi lalu lintas adalah kelompok berisiko terpaparnya asap kendaraan yang mengandung timbal karena pekerjaannya yang setiap hari di jalanan Tujuan: menganalisis kadar timbal dalam darah polisi lalu lintas Kabupaten Sleman. Metode: deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel 38 polisi lalu lintas yang bekerja di unit turjawali Polres Sleman dan pengambilan sampel dengan mengunakan purposive sampling. Pengumpulan data melalui wawancara sedangkan kadar timbal dalam darah dianalisis dengan FAAS (Flame Emission Atomic Absorption Spectrophotometer). Analisis data: data pada penelitian ini akan dilakukan analisis dengan menggunakan chi squaere dan Regresi Logistik. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 34, 2% responden mempunyai kadar timbal dalam darah diatas Nilai Ambang Batas (NAB) sebesar 10 μg/dl dan 65,8% responden kurang dari NAB. Hasil uji bivariat antara variabel umur dan status gizi tidak berhubungan dengan kandungan timbal darah (p>0,05) dan ada hubungan masa kerja, kebiasaan merokok, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dengan kandungan timbal dalam darah (p<0,05). Hasil uji multivariat menunjukkan bahwa masa kerja merupakan variabel yang paling mempengaruhi terhadap kandungan timbal dalam darah dengan nilai odd ratio (OR) 18,57. Kesimpulan: kebiasaan merokok, masa kerja dan penggunaan APD akan mempengaruhi kandungan timbal dalam darah dan masa kerja merupakan faktor yang paling mempengaruhi. Sistem rotasi kerja pada polisi lalu lintas yang telah bekerja lama akan mengurangi resiko terpapar timbal.

Background: Progress in the field of transportation looks with increasing the number and types of vehicles crossing urban road. The negative effects is high levels of air pollution urban environment, as a result of motor vehicle exhaust gas emissions. Based on the source, the largest air pollution indeed comes from motor vehicle exhaust fumes. Increasing the vehicles will increase vehicle emissions especially lead (Pb) and the traffic police is a susceptible group exposed by vehicle fumes containing lead because his work every day on the streets. Objective: the objective of this study was to analyze Blood Lead Level among traffic police officer in Polresta Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Method: This analytic description research with a cross sectional approach included 38 traffic police officers who had duty at turjawali unit in Polres Sleman and sampling technique was purposive sampling. Data collection was conducted by interview, the blood lead level was analyzed by FAAS (Flame Emission Atomic Absorption Spectrophotometer). Hypothesis testing was conducted chi square and logistic regression. Result: this study result showed that 34,2% subjects had blood lead level higher than threshold (10 μg/dl) and 65,8% had lower than threshold. Bivariate test among age, body mass index had no relation with blood lead level (p>0,05) and there were relation among smoking habit, length of work, Personal Protective equipment (PPE) using with blood lead level (p<0,05). Multivariate test showed that length of work was the highest odd ration (OR) 18,57. Conclusion: smoking habit, length of work and PPE using will influence blood lead level and length of work is the dominant factor. Rotation of working should decrease the lead exposure.

Kata Kunci : kadar timbal dalam darah, Nilai Ambang Batas, polisi lalu lintas, APD