PENGUJIAN DEFORMATION STRENGTH CAMPURAN LATASTON YANG MENGANDUNG BIOASPAL UNTUK LALU LINTAS BERAT
PRADITYA WIRADIPATI NUR FATAH, Wiryanta, ST., MT
2014 | Tugas Akhir | D3 TEKNIK SIPILAspal pada umumnya yang ada dilapangan adalah aspal dari PT.Pertamina, biaya produksi yang cenderung mahal menjadikan alasan untuk memproduksi aspal dari bahan baku lain yang lebih murah dan efisien yakni cangkang kelapa sawit yang disebut dengan Bio Aspal. Bio Aspal tersebut diawali dengan proses pirolisis untuk mendapatkan tar dan asap cair cangkang kelapa sawit. Dilanjutkan dengan proses destilasi untuk menguapkan tar dan mendapatkan residunya (Bio Aspal). Bio Aspal ini kemudian dicampurkan dengan Aspal Pertamina jenis AC 60 (dengan kadar Bio Aspal 1%, 2%, 3%, 4%, 5%, 6%, 7%, 8%, 9%, dan 10%) untuk mendapatkan persentase pencampuran maksimum Bio Aspal. Beberapa pengujian yang dilakukan antara lain : Pengujian Penetrasi Aspal, Pengujian Berat Jenis Aspal, Pengujian Titik Lembek, dan Pengujian Daktilitas. Dari beberapa pengujian diatas didapat hasil pencampuran maksimum Bio Aspal yaitu dengan kadar 1%. Dilanjutkan pengujian Marshall untuk mencari nilai Kadar Aspal Optimum (dengan variasi campuran aspal 4%, 4,5%, 5%, 5,5%, 6%, 6,5%, dan 7%) yakni sebesar 6,5%. Nilai KAO kemudian dipakai untuk pengujian Marshall Immersion. Setelah pengujian Marshall dilanjutkan dengan pengujian Deformation Strength untuk mengetahui nilai kekuatan deformasi (Deformation Strength) dari campuran aspal dan Bio Aspal tersebut dengan hasil nilai kekuatan deformasi (Deformation Strength) sebesar 3,35 Mpa. campuran agregat yang digunakan adalah Lapisan Tipis Aspal Beton (Lataston). Ditarik kesimpulan pengujian tersebut belum memenuhi syarat karena nilai kekuatan deformasi 3,35 Mpa, sedangkan batas minimumnya adalah 4 Mpa, sehingga perlu dilakukan pengujian lebih lanjut.
-
Kata Kunci : Kekuatan Deformasi (Deformation Strength), persyaratan aspal keras pen 60, Lataston, pirolisis, destilasi, tar, cangkang kelapa sawit, Bio Aspal