PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam) TERHADAP KADAR INTERFERON GAMMA (INF-y) DAN KADAR OKSIDA NITRIT (NO) MENCIT SWISS (Mus musculus L) YANG DIINJEKSI Plasmodium berghei

MUJUR, S.Kep.,Ns, dr. Achmad Djunaidi, SU, AIFM

2014 | Tesis | S2 Ilmu Kedokteran Dasar dan Biomedis

Sistem imun merupakan pertahanan tubuh, yang diperlukan untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dari lingkungan hidup. Imunitas terhadap infeksi malaria sangat kompleks, yaitu melibatkan imunitas humoral yang diperantarai oleh antibodi spesifik, dan imunitas seluleryang diperankan oleh komponen seluler sistem imun tubuh. Salah satu cara untuk meningkatkan respon imun tubuh adalah dengan pemberian antioksidan. Buah merah (P. conoideus Lam) mengandung karotenoid serta tokoferol yang berfungsi sebagai antioksidan, berperan meningkatkan aktivitas fagositosis makrofag dan aktivitas proliferasi limfosit sebagai respons imun terhadap infeksi parasit. Penelitian ini merupakan eksperimen kuasi dengan rancanganPost Test Only With Control Group Design. Enampuluhekor mencit Swiss jantanumur 8 minggudibagimenjadi6 kelompok. Kelompok I tidak diberi ekstrak etanol buah merah (BM), tidak diinfeksi P.berghei, kelompok II diberi BM 260 mg/kgBB/hari, tidak diinfeksiP.berghei, kelompok III, IV, Vdiberi BM berturut turut dosis130, 260, dan 520 mg/kgBB/hariselanjutnya diinfeksiP.berghei. Kelompok VI tidak diberi BM, namun diinfeksi P.berghei.Ekstraketanolbuah merah atau bahan pembawadiberikan selama 28 hari, infeksi P.berghei dilakukan pada awal minggu ke-3.Pada hari ke-3 dan hari ke-9 setelah infeksi, 3ekormencit tiap kelompok diambil darahnya sebanyak 2mL melalui vena orbitauntuk dilakukanisolasi serum. Hasil nilai rerata kadar IFN-γ pada semua kelompok mencit yang diberi ekstrak etanol buah merah, tidak menunjukkan perbedaan bermakna (p>0,05) pada hari ke-3 maupun hari ke-9 setelah diinfeksi. Nilai rerata kadar NO kelompok mencit yang diberi ekstrak etanol buah merah dosis 130mg/kg BB/hari pada hari ke-9, dan kelompok ekstrak etanol buah merah dosis 260mg/kg BB/hari pada hari ke-3 maupun hari ke-9 setelah diinfeksi P. berghei,menunjukkan lebih rendah (p<0,05), namun kelompok mencit yang diberi ekstrak etanol buah merah dosis 520mg/KgBB/hari tidak menunjukkan perbedaan bermakna (p>0,05), dibandingkan kelompok mencit diinfeksi tanpa buah merah. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa, pemberian ekstrak etanol buah merah(P. conoideus Lam) tidak memberikan perbedaan yang bermakna pada kadarIFN- γ(p>0,05),namun pemberian ekstrak etanol buah merah dosis 130 dan260 mg/kgBB/hari, dapat menurunkan kadar NOsecara bermakna (p<0,05)pada mencit Swiss (Mus musculus L)yang diinfeksi P. berghei.

Immune system represented body defense, which was necessary to keep body intact against dangers various living environmental substances might pose. Immunity against malaria infection was very complex involving humoral immunity mediated by specific antibody and cellular immunity played by cellular component of body immune system. One of the methods to improve body immune response was to use antioxidant. Red fruit (P.conoideus Lam) contained carotenoid and tocopherol that functioned as antioxidants to increase phagocytosis activity of macrophage and proliferation activity of lymphocyte as immune response to parasite infection. Study Objective The study aimed at examining the impact of the introduction of red fruit(P. conoideus Lam) ethanol extract onIFN-γ content and NO content in Swiss mice (Mus musculus L) infected by P.berghei. Method It was quasi-experimental study with post test only and control group design. Sixty male Swiss mice of 8 weeks of age were assigned to 6 groups. Group I was not given red fruit (BM) ethanol extract and not infected by P.berghei, group II was given260 mg/kgbw/day BM and not infected by P.berghei, groups III, IV and V were given BM at 130, 260 and 520 mg/kgbw/day and infected by P.berghei. The group VI was not given BM and infected by P.berghei. The red fruit ethanol extract or the carrier was given for 28 days and the mice were infected by P.berghei in the beginningofweek 3. On the day 3 and 9 after the infection, 2 mL blood was taken from 3 miceof each of the groups through orbita vein for serum isolation. Study Results There was not any significant difference (p>0.05) in the mean IFN-γ content in all of the groups of the mice given the red fruit ethanol extract on the day 3 and 9 after infection. The mean NO content of the mice groups given the red fruit at 130 mg/kg bw/day on the day 9,and groups given the red fruit at 260 mg/kg bw/day on the day 3 and 9 after the infection by P. berghei was lower (p<0.05),but the mice groups given the red fruit ethanol extract at the dose 520 mg/kg bw/day did not show any significant difference (p>0.05) as compared by the infected mice groups with no red fruit. Conclusion The results of the study proved that the red fruit (P. conoideus Lam) ethanol extract did not give any significant impact (p>0,05) on the IFN-γcontent, but the introduction of the red fruit at the doses 130 and260 mg/kgbw/day could significantly decrease the NOcontent (p<0.05)in Swiss mice (Mus musculus L) infected by P.berghei.

Kata Kunci : Buah merah(P.conoideus Lam), Interferon gamma (IFN-γ),Oksida nitrit(NO),P.berghei