PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam) PADA KADAR TUMOR NECROIS FAKTOR ALFA (TNF-a) DAN EKSPRESI INTERCELLULAR ADHESION MOLECULE-1 (ICAM-1) MENCIT SWISS (Mus musculus-L) YANG DIINFEKSI Plasmodium berghei

Demianus Tafor, dr. Ahmad Djunaidi,SU.,AIFM

2014 | Tesis | S2 Ilmu Kedokteran Dasar dan Biomedis

Latar Belakang:Infeksi malaria dapat mengaktifkan sel T helper 2 CD4+ yang berfungsi melepaskan sitokin IL-4, IL-5, IL-10 merupakan sitokin imunosupresan dan mencegah kerusakan jaringan otak akibat terekspresinya interceluler adhesion molecule-1 (ICAM-1) oleh TNF-α, sehingga menyebabkan serebral malaria. Pemberian ekstrak buah merah pada infeksi malaria Plasmodium dapat meningkatkan proliferasi sel limfosit T helper 2 CD4+. Hal ini karena buah mengandung senyawa aktif betakaroten, tokoferol, asam askorbat yang tinggi yang terbukti memiliki kemampuan untuk berinteraksi sebagai anti inflamasi dengan meregulasi protein M2 yang mengaktifasi NFAT untuk meregulasi IL-10 yang menghambat produksi TNF-α. Buah merah juga terbukti memunyai aktivitas sebagai antioksidan. Namun, efek buah merah dalam mengurangi TNF-α dan ekspresi ICAM-1 di sel endotel jaringan otak belum diketahui. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui efek ekstrak etanol buah merah terhadap perubahan jumlah sekresi TNF-α dan ekspresi ICAM-1 di sel endotel jaringan otak mencit Swiss jantan yang diinfeksi P.berghei. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen kuasi dengan post test only control group design. Enam puluh ekor mencit Swiss jantan dibagi menjadi 6 kelompok, kelompok I tidak diberi ekstrak etanol buah merah (BM) dan tidak diinfeksi Plasmodium berghei, kelompok II diberi BM 260 mg/kg BB, namun tidak diinfeksi P. berghei, kelompok III, IV, V diberi BM berturut turut 130, 260, dan 520 mg/kg BB selanjutnya diinfeksi P. berghei. Kelompok VI tanpa BM namun diinfeksi P. berghei. Ekstrak buah merah diberikan selama 4 minggu, infeksi P. berghei dilakukan pada awal minggu ke-3. Pemeriksaan kadar TNF-α dilakukan pada hari ke-3 dan hari ke-9 setelah infeksi, dengan mouse TNF-α ELISA kit. Pemeriksaan ekspresi ICAM-1 sel endotel jaringan otak dilakukan pada hari ke-3 dan hari ke-9 dengan pewarnaan imunohistocimia (IHC). Hasil: Kadar TNF-α hari-3 setelah infeksi pada kelompok yang diberi ekstrak buah merah (kelompok III, IV, dan V) menunjukan tidak ada perbedaan yang bermakna (p=0,839) dibandingkan kelompok yang tidak diberi buah merah tetapi diinfeksi (kelompok VI). Kadar TNF-α hari-9 setelah infeksi pada kelompok yang diberi ekstrak buah merah (kelompok III, IV, dan V) lebih rendah (p<0,05) bila dibandingkan kelompok yang tidak diberi buah merah tetapi diinfeksi. Ekspresi ICAM-1 hari-3 dan hari-9 setelah perlakuan pada kelompok yang diberi ekstrak buah merah lebih rendah (p<0,05) bila dibandingkan kelompok yang tidak diberi ekstrak buah merah tetapi diinfeksi. Kesimpulan: Pemberian ekstrak etanol buah merah (P conoideus Lam) dapat menurunkan kadar TNF-α dan ekspresi ICAM-1 pada sel endotel jaringan otak Mencit Swiss setelah di infeksi P.berghei.

Background: malaria infection could activate T cell helper 2 CD4+ which had a function to release cytokines IL-4, IL-5, IL-10 was a kind of immunosuppressant cytokines and prevented a cerebral tissue damage from the expression intercellular adhesion molecule-1 (ICAM-1) by TNF-α, ended with a cerebral malaria. Giving a red fruit to an infected Plasmodium malaria patient could increase lymphocytes T cell helper 2 CD4+. This was because the red fruit had beta-carotene active compounds, tocopherol, and high ascorbic acid proved to have the ability as anti inflammation by regulating M2 protein which activated NFAT. NFAT then regulated IL-10 which impeded TNF-α production. The red fruit was proved as anti-occident but its effect to reduce TNF-α and expression of ICAM-1 in cerebral tissue endothelial cell remained unknown. Research purpose: to know the effect of red fruit ethanol extract toward the change of TNF-α secretion number and ICAM-1 in Swiss male mice’s cerebral endothelial cell infected with P.berghei. Research method: this research used quasi experiment design with post test only control group design. Sixty Swiss male mice were divided in to 6 groups, group I was not given the red fruit (BM) ethanol extract and not infected P.berghei, Group II was given BM 260mg/kg BB but not infected P. berghei, group III, IV, V were given BM 130, 260, and 520 mg/kg respectively and infected with P. berghei. Red fruit extract or carrier substance was given for 4 weeks, P.berghei was given in the early of third week. TNF-α level check was done in third and ninth day after the injection, with TNF-α ELISA kit mouse. ICAM-1 cerebral endotel cell expression check was done in third and nine day with immunohistochemistry (IHC) coloring. Result: TNF-α level in third day after infected to the groups given red fruit extract (group III, IV, and V) showed no significant difference (p=0,839) compared to group which was not given red fruit but infected (group VI). TNF-α level in ninth day after infected to groups given red fruit ( group III,IV,V) lower (p<0,05) compared to groups which was not given red fruit but infected. ICAM-1 expression in third and ninth day after treatment to group given red fruit extract was lower (p<0,05) compared to groups given red fruit extract but infected. Conclusion: giving red fruit ethanol extract ( P conoideus Lam) could decrease TNF- α level and ICAM-I expression in Swiss mice’ endothelial cerebral cells after infected by P.berghei.

Kata Kunci : Ekstrak Etanol Buah Merah, TNF-α, Ekspresi ICAM-1.