DETEKSI PENGGUNAAN FORMALIN PADA DAGING AYAM DI PASAR TRADISIONAL, PASAR SWALAYAN DAN PEDAGANG KELILING DI KOTA YOGYAKARTA
RAEGINA PANDU YUDHANTI, drh. Heru Susetya, MP., Ph.D
2014 | Skripsi | KEDOKTERAN HEWANPenelitian residu formalin pada daging ayam di pasar tradisional, pasar swalayan dan pedagang keliling di kota Yogyakarta bertujuan untuk mengetahui prevalensi penggunaan formalin pada daging ayam di pasar tradisional, pasar swalayan dan pedagang keliling Yogyakarta, serta faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian tersebut. Sampel yang digunakan adalah 98 daging ayam yang didapatkan dari 11 pasar tradisional, 19 swalayan dan 23 pedagang keliling di Yogyakarta yang dipilih secara random. Setiap sampel diuji menggunakan reagen fenilhidrazin. Pengujian dilakukan secara duplo. Metode pengujian residu formalin menggunakan fenilhidrazin yaitu dengan menimbang 10 gram daging, ditambahkan aquadest 10 ml, dihaluskan, kemudian disentrifus selama 5 menit. Supernatan diambil dan dimasukkan ke tabung reaksi kemudian ditambah 3 tetes larutan fenilhidrazin 0,5%, ditambah 2 tetes larutan sodium nitroprusid 5%, dan ditambah 3 tetes larutan NaOH 10%. Jika larutan berwarna hijau-biru dan akhirnya berubah menjadi warna merah-orange, maka sampel positif dan jika berwarna kuning maka sampel negatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 6 dari 98 sampel daging ayam positif mengandung formalin, dengan prevalensi 6,1%. Daging ayam positif formalin berasal dari pasar tradisional Yogyakarta. Analisis Chi-Square menunjukkan tempat penjualan memberi peranan yang signifikan terhadap adanya formalin pada daging ayam yang diteliti dengan nilai ï£2 = 6,222, dari faktor-faktor penelitian (kuisioner) menunjukkan asal daging ayam, lingkungan lokasi penjualan, tempat penjualan, pengetahuan higiene daging dan perlakuan daging yang tidak habis terjual memberi peranan terhadap adanya kandungan negatif formalin pada daging ayam swalayan dan pedagang keliling yang diteliti.
Research on residual formalin on chicken meat in traditional markets, supermarkets and pitchman in Yogyakarta is aiming to find out the prevalensi of the use of formalin on chicken meat in traditional markets, self-service and pitchman of Yogyakarta, as well as factors related to the occurrence. The sample used is 98 chicken meat obtained from 11 traditional markets, 19 supermarkets and 23 pitchman in Yogyakarta are chosen at random. Each sample was tested using reagent fenilhidrazin. The testing done in duplo. Formaldehyde residue testing methods using fenilhidrazin that is by weighing 10 grams of meat, add 10 ml aquadest, mashed. Supernatan is taken and put into test tubes and then add 3 drops of a solution of fenilhidrazin 0.5%, plus 2 drops of a solution of sodium nitroprusid 5%, and 3 drops of a solution of NaOH plus 10%. If the solution is green-blue and finally turns into a red-orange color, then the sample is positive and if the yellow negative samples. This research results showed that 6 of 98 samples of chicken meat containing formalin, with positive prevalence of 6.1%. Chicken meat derived from formalin positive traditional markets. Chi-Square analysis showed where the sale gave a significant role against the presence of formalin on chicken meat that are researched by the value ï£2= 6,222, of factors research (questionnaire) shows the origin of chicken meat sales, location environment of the sale, place of the sale, knowledge of the meat hygiene and treatment of the meat that is not sold out to give a role to the presence of negative formalin on chicken meat supermarket and pitchman who researched.
Kata Kunci : daging ayam, formalin, pasar tradisional, swalayan, pedagang keliling, kota Yogyakarta