Laporkan Masalah

PREMENSTRUAL SYNDROME DAN DYSMENORRHEA PADA SISWI SMAN 1 CANGKRINGAN, SLEMAN, YOGYAKARTA

KHIFTIYAH HIKMAWATI, Wiwin Lismidiati, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Mat.

2014 | Skripsi | ILMU KEPERAWATAN

Latar belakang: Pada siklus menstruasi, beberapa wanita mengalami premenstrual syndrome dan dysmenorrhea. Secara umum tindakan yang pertama kali dilakukan untuk mengatasi sakit yang diderita yaitu dengan mencari pengobatan. Perilaku pencarian pengobatan bisa dilakukan dengan pergi ke pelayanan kesehatan atau dengan melakukan pengobatan sendiri. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku pencarian pengobatan gejala premenstrual syndrome dan dysmenorrhea pada siswi SMAN 1 Cangkringan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional, dengan subjek penelitian 118 siswi yang mengalami gejala premenstrual syndrome dan/atau dysmenorrhea. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner SPAF, VAS, dan beberapa kuesioner yang diadopsi dari penelitian sebelumnya yaitu kuesioner pengetahuan tentang menstruasi dan gangguannya, sikap terhadap perilaku pencarian pengobatan, kemudahan akses mencapai pelayanan kesehatan, dukungan keluarga, dan perilaku pencarian pengobatan. Hasil: Analisis bivariat terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat keluhan dysmenorrhea, sikap, dan dukungan keluarga terhadap perilaku pencarian pengobatan (p=0,000, p=0,005, p=0,000). Dari hasil analisis multivariat, variabel tingkat keluhan dysmenorrhea dan dukungan keluarga berpengaruh paling signifikan terhadap perilaku pencarian pengobatan (p=0,013 dan p=0,004). Untuk mengatasi keluhan tersebut yang sering dilakukan remaja adalah pengobatan ke non tenaga kesehatan (minum jamu, istirahat, dan melakukan pijatan perut). Kesimpulan: Hampir semua siswi SMAN 1 Cangkringan mencari pengobatan ke non tenaga kesehatan, cara yang paling banyak dilakukan adalah dengan minum jamu dan istirahat.

Background: In the menstrual cycle, some women have experienced premenstrual syndrome and dysmenorrhea. In general, the first action taken to overcome the pain suffered is to seek treatment. Health seeking behavior can be done by going to a health care or self treatment. Objective: This study aims to describe the health seeking behavior symptoms of premenstrual syndrome and dysmenorrhea at SMAN 1 Cangkringan and the factors that could influence health seeking behavior. Methods: This study used a cross-sectional design, subjects were 118 female students who had experienced symptoms of premenstrual syndrome and/or dysmenorrhea. Data obtained using SPAF questionnaire, VAS, and some questionnaires were adopted from previous research, the questionnaires are knowledge about menstruation and menstrual disorders, attitudes toward health seeking behavior, achieving accessibility of health services, family support, and health seeking behavior. Results: Bivariate analysis found a significant association between the level of dysmenorrhea, attitudes, and family support for health seeking behavior (p = 0.000, p = 0.005, p = 0.000). From the results of multivariate analysis, level of dysmenorrhea and family support most significant influence on health seeking behavior (p = 0.013 and p = 0.004). Most teenagers tend to go non-paramedics, such as herbal drink, rest, and do abdominal massage were the most frequent way to overcome the problems. Conclusions: Most of female student at SMAN 1 Cangkringan tend to go nonparamedics, herbal drink rest were the most frequent way to overcome the problems.

Kata Kunci : Dysmenorrhea, Premenstrual Syndrome, Perilaku Pengobatan


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.