RISIKO BAYI BERAT LAHIR BESAR (MAKROSOMIA) DI RSUD SUKOHARJO TAHUN 2009 – 2013 : CASE CONTROL STUDY
Siti Rahmah, Prof.dr.M. Hakimi, SpOG(K),Ph.D
2014 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan MasyarakatLatar belakang: Dalam 2-3 dekade terakhir, terjadi peningkatan 15-25% proporsi wanita melahirkan bayi makrosomia di seluruh dunia. Bayi makrosomia berhubungan dengan peningkatan risiko obesitas di kehidupan selanjutnya. Prevalensi bayi makrosomia di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta adalah 1,08% (2007) dan 1,98 % (2008). Risiko riwayat melahirkan bayi makrosomia di Kabupaten Sukoharjo adalah 1,867 (95% CI 1,09 – 3,19). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor risiko kejadian bayi berat lahir besar (makrosomia) di RSUD Sukoharjo tahun 2009-2013. Metode penelitian: Jenis penelitian adalah case control dengan perbandingan 1:2. Kasus adalah semua ibu yang melahirkan bayi dengan berat ≥ 4000 gram yang tercatat di rekam medis rumah sakit di Kabupaten Sukoharjo mulai 1 Januari 2007 sampai 31 Desember 2012. Kontrol adalah semua ibu yang melahirkan bayi dengan berat < 4000 gram yang tercatat di rekam medis rumah sakit di Kabupaten Sukoharjo mulai 1 Januari 2007 sampai 31 Desember 2012, yang lahir di hari yang paling dekat dengan kasus. Analisis data menggunakan uji chi-square untuk bivariabel dan logistic regression untuk multivariabel. Hasil: Subjek penelitian berjumlah 162 orang, 58 kasus dan 104 kontrol. Analisis bivariabel menunjukkan indeks massa tubuh ≥ 30 kg/m2 (OR=19,8 CI 95% 7,8 – 53, 7), usia kehamilan ≥ 41 minggu (OR=16,1 CI 95% 5,3 – 56,9), bayi berjenis kelamin laki – laki (OR=1,4 CI 95% 0,7 – 2,9), umur ibu ≥ 35 tahun (OR=12,8 CI 95% 3,4 – 71,0), dan paritas ≥ 4 anak (OR=5,0 CI 95% 2,1 – 12, 3). Analisis muktivariabel menunjukkan bahwa risiko akan meningkat pada seorang ibu yang memiliki indeks massa tubuh ≥ 30 kg/m2, usia kehamilan ≥ 41 minggu, umur ibu ≥ 35 tahun dan paritas ≥ 4 anak. Kesimpulan: Bayi berat lahir besar (makrosomia) berisiko lahir dari ibu yang memiliki indeks massa tubuh ≥ 30 kg/m2 dan usia kehamilan ≥ 41. Bayi berjenis kelamin laki – laki tidak berisiko lahir dengan berat lahir besar (makrosomia) daripada bayi berjenis kelamin perempuan.
Background: In 2-3 past decade, there are increasing proportion 15-25% of women giving birth macrosomia worldwide. Macrosomia infants is associated with increased risk of obesity in future life. The prevalence of macrosomia infants in dr. Sardjito Hospital was 1.08% (2007) and 1.98% (2008). The risk of giving birth history of macrosomia in Sukoharjo was 1.867 (95% CI 1.09 to 3.19). The objective of this study to determine the risk factors of high birth weight infants (macrosomia) in Sukoharjo Hospital 2009 -2013. Method: We did case control study compare 1:2. Cases is all mothers who gave birth to infants with ≥ 4000 grams weight were recorded in the medical record in Sukoharjo Hospital began January 1, 2009 until December 31, 2013. The controls is all mothers who gave birth to infants with <4000 gram weight were recorded in the medical record in Sukoharjo Hospital began January 1, 2009 until December 31, 2013, who was born on the day close to the case. Data analysis using chisquare test for bivariable and logictic regression for multivariable. Results: The subjects of this study were 162 people, with 58 cases and 104 controls. Bivariable analysis showed body mass index ≥ 30 kg/m2 (OR=19,8 CI 95% 7,8 – 53, 7), gestational age ≥ 41 weeks (OR=16,1 CI 95% 5,3 – 56,9), male infant (OR=1,4 CI 95% 0,7 – 2,9), maternal age ≥ 35 years old (OR=12,8 CI 95% 3,4 – 71,0), and parity ≥ 4 childs (OR=5,0 CI 95% 2,1 – 12, 3). Multivariable analysis showed that risk increased to mother who has body mass index ≥ 30 kg/m2, gestational age ≥ 41 weeks, maternal age ≥ 35 years old, and parity ≥ 4 childs. Conclusion: Mother with body mass index ≥ 30 kg/m2 and gestation age ≥ 41 weeks are risk of having high birth weight infants. Male infants does not have risk born with high birth weight infant (makrosomia) than female infants.
Kata Kunci : Makrosomia, Case Control, Logistic Regression