HUBUNGAN KECERDASAN ADVERSITAS DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PENYALAHGUNA NAPZA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KLAS IIA YOGYAKARTA

SHELLY PHENY, Dr. dr. Carla Raymondalexas M, Sp.KJ(K)

2014 | Skripsi | ILMU KEPERAWATAN

Latar Belakang: Angka penyalahgunaan NAPZA di Indonesia semakin meningkat, tidak terkecuali di DI. Yogyakarta. Penyalahgunaan NAPZA berdampak pada kondisi fisik, mental, spiritual, ekonomi, dan sosial budaya. Pengobatan dapat dilakukan dengan cara terapi fisik, mental dan sosial di berbagai tempat. Pengobatan salah satunya dapat dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup. Kualitas hidup penyalahguna NAPZA dapat dipengaruhi oleh kemampuan seseorang untuk bertahan di tengah kesulitan atau dapat disebut sebagai kecerdasan adversitas. Tujuan: Mengetahui hubungan antara kecerdasan adversitas dengan kualitas hidup pada penyalahguna NAPZA di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas IIA Yogyakarta Metdoe Penelitian: Penelitian ini merupakan survei analitik dengan rancangan cross sectional. Pengambilan data dilakukan pada bulan September sampai November 2013. Pengumpulan data menggunakan kuesioner ARP yang dimodifikasi serta kuesioner WHOQOL-BREF. Pengambilan sampel menggunakan cara purposive sampling dan didapatkan sampel 65 penyalahguna NAPZA. Data dianalisis menggunakan uji Spearman Rank dengan normalitas data menggunakan uni Kolmogrov Smirnov. Hasil: Tingkat kecerdasan adversitas penyalahguna NAPZA tergolong kategori sedang/campers (64,6%). Rata-rata tingkat kualitas hidup paling tinggi pada penyalahguna NAPZA adalah domain psikologis (55,4). Hasil pengukuran hubungan ke dua variabel menunjukkan hubungan yang signifikan pada hubungan kecerdasan adversitas dengan domain fisik (0,036), sedangkan hubungan tidak signifikan terdapat pada hubungan kecerdasan adversitas dengan domain psikologis (0,218), hubungan sosial (0,136), dan lingkungan (0,089). Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan adversitas dengan domain fisik dari kualitas hidup (p= 0,036), sedangkan hubungan kecerdasan adversitas dengan domain psikologis, domain hubungan sosial dan lingkungan tidak menunjukkan hubungan yang signifikan (p>0,05).

Background: Number of drug abuser in Indonesia increasing every years, including DI. Yogyakarta. Drug abuse affects physical, mental, spiritual, economic, social and cultural. This can be treated by physical, mental, and social therapy. The aim of this treatment improve their quality of life. Treatment can be done in various place such as narcotics penitentiary. Quality of life can be influence by person’s ability to survive in the midst of difficulty or name was adversity quotient (AQ). Outcome: to knowing relationship between quality of life and adversity quotient in Narcotics Penitentiary Class IIA Yogyakarta Methode: This study is an analytic survey with cross sectional design. Data were collected from September to November 2013 in Narcotic Pententiary Class IIA Yogyakarta. Its questioner use a modified ARP and WHOQOL-BREF. Technical sampling is purposive sampling. Responden in this research were 65 drug abusers. Data analyze use the Spearman Rank test and be used test Kolmogrov-Smirnov to see data normality. Result: Level of adversity quotient in drug abusers are classified as campers level (64,6%). Drug abuser have highest quality of life in psychological domain (55,4). Relationship of two variable show significant in relationship between AQ with physical domain (0.036), whereas relationship AQ with other quality of life domain have no significant (Psychological domain = 0.218, Social relationship domain = 0.136, environment domain = 0.089). Conclusion : There is significant relationship between adversity quotient with physical domains of quality of life (p=0.036), whereas relationship of adversity quotient with psychological, social relationships, and environment domains showed no significant relationship (p>0.05).

Kata Kunci : Kecerdasan Adversitas, Kualitas Hidup, NAPZA