PARIWISATA PASCABENCANA Kajian Etnosains Pariwisata di Kampung Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Sleman
Mona Erythrea Nur Islami, Prof. Heddy Shri Ahima Putra, M.A
2014 | Tesis | S2 AntropologiPariwisata pascabencana merupakan satu fenomena yang mulai populer dalam dunia pariwisata di Indonesia. Salah satu kawasan yang berkembang menjadi daerah tujuan wisata pascabencana adalah Kampung Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Sleman. Erupsi Gunung Merapi yang terjadi pada tahun 2010 menjadi awal munculnya wisata bencana karena banyak orang penasaran ingin menyaksikan kerusakan secara langsung termasuk bekas rumah almarhum Mbah Maridjan. Meski di satu sisi, pariwisata di Kinahrejo tumbuh dan berkembang, namun di sisi lain pemerintah daerah Kabupaten Sleman menetapkan Kinahrejo sebagai salah satu Kawasan Rawan Bencana Merapi III. Berdasarkan pada perspektif etnosains, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pandangan warga Kinahrejo, pengelola wisata volcano Desa Umbulharjo dan Dinas pariwisata Sleman mengenai Kinahrejo dan pariwisata di Kinahrejo pascaerupsi Merapi 2010. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara mendalam dengan informan-informan kunci agar diperoleh gambaran utuh dan lengkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pandangan antara warga Kinahrejo, pengelola wisata volcano Desa Umbulharjo dengan Dinas Pariwisata Sleman dalam melihat Kinahrejo dan pariwisata di Kinahrejo setelah erupsi Merapi 2010. Perbedaan pandangan dari masing-masing pihak didasari pada perbedaan logika pemikiran yaitu logika pemikiran ekonomi dan logika pemikiran keamanan. Berdasarkan pada logika pemikiran ekonomi, warga Kinahrejo dan pengelola wisata volcano Desa Umbulharjo memaknai Kinahrejo pascaerupsi Merapi 2010 sebagai salah satu kawasan wisata dan pariwisata dilihat sebagai suatu usaha komersial untuk membangun dan/atau mengelola pariwisata. Berdasarkan pada logika pemikiran teknokratis, Dinas Pariwisata Sleman memaknai Kinahrejo setelah erupsi Merapi 2010 sebagai salah satu wilayah yang termasuk dalam Kawasan Rawan bencana Merapi III dan pariwisata dimaknai sebagai kegiatan wisata volcano yang bisa memberikan edukasi kepada wisatawan tentang Gunung Merapi serta erupsi yang dihasilkannya. Perbedaan pandangan antara warga Kinahrejo, pengelola wisata volcano Desa Umbulharjo dengan Dinas Pariwisata Sleman telah mempengaruhi perbedaan dalam penentuan prioritas kebijakan untuk pengembangan pariwisata di Kinahrejo. Bagi warga Kinahrejo dan pengelola wisata volcano Desa Umbulharjo, prioritas pengembangan pariwisata di Kinahrejo diarahkan pada wujud material yaitu menambah fasilitas, sarana dan prasarana pariwisata. Sedangkan bagi Dinas Pariwisata Sleman, prioritas pengembangan pariwisata di Kinahrejo diarahkan pada wujud kognitif (knowledge) dan pola perilaku yaitu mengembangkan sumber daya manusia lokal.
Tourism after disaster is one of phenomenon that begins to be popular in Indonesian tourism. One of tourism destinatination for it is Kampong Kinahrejo, Umbulharjo village, Sleman. Merapi volcanoe eruption in 2010 as the emerge of such kind of tourism due to tourists’ interest especially ex house late Mbah Maridjan. Although Kinahrejo develops to be tourism destination, Sleman regency decided Kinahrejo as Merapi Disaster Risk Area region 3. Based on etnosains perspective, this research is analyzing local citizen perspective, volcanoe tourism management in Umbulharjo village and Sleman Tourism Board about Kinahrejo and its tourism after eruption in 2010. A data collecting by observation and depth interview with key informans to get complete etnografi description. The result of research show that there is different point of view between Kinahrejo citizen, volcanoe tourism management in Umbulharjo village and Sleman Tourism Board about Kinahrejo after eruption and tourism in there. Based on the economic perspective, Kinahrejo citizen and volcanoe tourism management in Umbulharjo think that Kinahrejo is one of tourism area. Tourism is defined as commercial business. Based on the tecnocratic perspective, Sleman Tourism Board think that Kinahrejo as Merapi Disaster Risk Area region 3. Sleman Tourism Board keen on developing Kinahrejo is volcanoe tourism which educate tourist about volcanoe and the eruption. The distinguish point of view between them influence in deciding policy to develop tourism in Kinahrejo. The priority tourism development for Kinahrejo citizen and volcanoe tourism management in Umbulharjo village is material value by building infrastructure and other facilities. But, the priority tourism development according to Sleman Tourism Board is knowledge value and local human resources development.
Kata Kunci : Pariwisata Pascabencana, Etno Pariwisata, Kawasan Rawan Bencana, Pengembangan Pariwisata.