ANALISIS KOMPONEN DAYA TARIK WISATA SENI PAGELARAN WAYANG KULIT DURASI SINGKAT DI MUSEUM SONOBUDOYO YOGYAKARTA
PURWADHANI, Prof. Dr. Marsono, S.U.
2014 | Skripsi | PARIWISATAWayang merupakan salah satu warisan budaya bangsa yang telah mampu bertahan, dari waktu ke waktu, dengan mengalami perubahan dan perkembangan sampai sekarang ini. Saat ini, fungsi dan peranan wayang tidak lagi difokuskan pada upacara-upacara ritual dan keagamaan saja, tetapi telah bergeser ke acara hiburan yang mengutamakan inti cerita dengan nilai-nilai budaya, dan berbagai unsur seni yang semuanya berpadu dalam seni pagelaran wayang kulit. Bahkan saat ini pertunjukan wayang kulit telah menjadi suatu daya tarik wisata di Yogyakarta yang masih mengutamakan wisata budaya sebagai icon kota tersebut. Museum Sonobudoyo telah memulai pagelaran wayang kulit durasi singkat rutin sejak tahun 1989 dan pihak pengelola museum telah berkomitmen akan terus mempergelarkan wayang kulit durasi singkat sebagai salah satu atraksi wisata utama di Museum Sonobudoyo Yogyakarta. Seni pertunjukan dalam konteks industri pariwisata telah menjadi daya tarik wisata yang sangat penting dan menarik, khususnya apabila dikaitkan dengan kegiatan wisata budaya. Seni pertunjukan untuk kemasan atraksi wisata budaya, memiliki beberapa komponen daya tarik yang merupakan tolok ukur bagi sebuah pertunjukan kesenian tradisional apakah dapat menarik minat wisatawan untuk menyaksikan atau tidak, diantaranya durasi pertunjukan, cerita yang dibawakan, penyaji pertunjukan, perlengkapan pertunjukan, dan jadwal pertunjukan. Dari seluruh bagian komponen daya tarik wisata tersebut nantinya akan dianalisis dengan menggunakan studi perbandingan terhadap bentuk atraksi wisata budaya yang sejenis di Yogyakarta.
Shadow puppet is one of the nation’s cultural heritage which able to survive form time to time with changes and development until now. Currently the puppet role and function is no longer focussed only in the religious ceremonies, but it already shift to entertaintment event which prioritize the core of story with cultural values and various art elements which all of the are coalesce in the shadow puppet performance. Even now the shadow puppet performance becomes one of the tourism attraction in Yogyakarta which still prioritize cultural tourism as the city icon. Sonobudoyo Museum has already started the short in time of shadow puppet performance since 1989 and the museum administrator commited to will always shew the short duration of shadow puppet performance as one of the prime tourist attraction in Sonobudoyo Museum of Yogyakarta. The art performance in the context of tourism industry has become the important and interesting tourist attraction, especially if it associated with cultural tourism activity. The art performance to cultural tourism attraction package has several attraction components which constitute as the benchmark of a traditional art performance whether it will able to attracting tourist interst to watch or not, including duration, story, presentation of the show, and show schedule. From all of these tourism attraction components, it will be analyzed used comparative study to other same forms of tourism attraction in Yogyakarta.
Kata Kunci : Analisis, Atraksi Wisata, Wayang Kulit, dan Komponen Daya Tarik Wisata