Analisis Frekuensi Kumulatif Mikronukleus Usapan Epitel Mukosa Pengrajin Batik di Yogyakarta Akibat Paparan Bahan Pewarna Azo.

DHININTYA HYTA NARISSI, Dr. drg. Juni Handajani, M.Kes.

2014 | Skripsi | PENDIDIKAN DOKTER GIGI

Industri batik kerap kali menggunakan pewarna sintetik karsinogenik azo sebagai bahan utama proses pencelupan dan pewarnaan kain batik. Sifat karsinogenik pewarna azo dapat merusak proses pembelahan sel mitosis pada DNA manusia, yang selanjutnya menampilkan mikronukleus. Pemeriksaan mikronukleus epitel mukosa bukal pengrajin batik merupakan biomarker kanker non invasif, mudah, dan sederhana untuk mendeteksi frekuensi mikronukleus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi mikronukleus mukosa bukal pada pengrajin batik akibat paparan pewarna azo. Penelitian cross-sectional ini melibatkan 20 subjek, yaitu 10 subjek terpapar azo dan 10 subjek tidak terpapar. Subjek terpapar merupakan laki-laki pengrajin batik berusia 18-40 tahun yang bekerja di Bagian Pewarnaan di sentra batik daerah Gunting, Pandak, Yogyakarta. Pengambilan sel epitel mukosa bukal rongga mulut menggunakan cytobrush lalu diapuskan pada gelas objek yang telah dibasahi dengan NaCl 0,09% dilanjutkan fiksasi dengan metanol-asetat. Spesimen dicat menggunakan metode modifikasi Feulgen-Rossenbeck. Frekuensi mikronukleus dihitung per 1000 sel menggunakan mikroskop cahaya kemudian dianalisis dengan Uji T-Independent (p<0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara jumlah mikronukleus epitel mukosa bukal kelompok subjek pengrajin batik terpapar pewarna azo dan kelompok subjek tidak terpapar. Kesimpulan studi ini adalah pewarna azo bermakna meningkatkan frekuensi mikronukleus pada epitel mukosa bukal pengrajin batik di Yogyakarta. Durasi waktu paparan mengindikasikan terjadinya peningkatan frekuensi jumlah mikronukleus pada epitel mukosa bukal pengrajin batik Yogyakarta seiring waktu paparan hingga 23 tahun.

The industry of batik was occured to use azo carsinogenic sintetic dyes as the major ingredient of batik coloring and dyeing process. Azo carsinogenic side products could ruin the mitotic process of human DNA cell, then present the micronucleus abnormality cell. Micronucleus screening on buccal mucosa cell of batik worker is a non invasive, easy, and simple method to analyze the frequency of micronucleus. This study is aimed to acknowledge the cumulative frequency of micronucleus on buccal mucosa of batik workers caused by azo dyes exposure. This cross-sectional study involved 20 subjects; 10 exposed subjects and 10 non exposed subjects. Exposed subjects were male batik workers aged 18-40 year old, worked in The Unit of Coloring batik home industries in Gunting, Pandak, Yogyakarta.. Buccal mucosal epithelial cells were taken using cytobrush and smeared on object glass containing droplets of NaCl 0.09% solution and then fixed in methanol-acetate. The specimen s were stained using modified Feulgen-Rossenbeck method. Micronucleus frequencies were scored per 1000 cells under light microscope, then were analyzed by Independent T-Test test (p<0,05). The result showed there were significant differences micronucleus number of buccal mucosa epithelial cell of oral cavity between batik workers group who were exposed to azo dyes and non exposed group. As conclusion, azo dyes may influence the frequency number of micronucleus on buccal mucosa of batik workers in Yogyakarta. Time duration till 23 years may indicate the increasing value of the frequency number of micronucleus on buccal mucosa of batik workers in Yogyakarta.

Kata Kunci :