HUBUNGAN ANTARARESILIENSI DAN STRES DENGAN KEJADIAN VAGINOSIS BAKTERIAL PADA WANITA USIA SUBUR DI PESISIR PANTAI AMPENAN KOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

IKA NUR PRATIWI, Elsi Dwi Hapsari, S.Kp., M.S., D.S

2014 | Tesis | S2 Magister Keperawatan

Latar belakang: Vaginosis bakterial timbul akibat pertumbuhan yang berlebih dari bakteri anaerob. Stres dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi salah satunya adalah meningkatkan risiko terkena bakterial vaginosis. Dalam menghadapi stress akibat kondisi wilayah yang rentan, resiliensi memegang peranan yang penting membuat seseorang berkemampuan dalam mempertahankan pemfungsian yang optimal untuk melindungi individu dari pengalaman yang merugikan dan traumatis serta memiliki kemampuan koping secara lebih fungsional dan fleksibel dalam menghadapi stres. Tujuan: Mengetahui hubungan antara resiliensi dan stress dengan kejadian vaginosis bakterial pada wanita usia subur di pesisir pantai Ampenan Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik cross sectional. Sebanyak 104 wanita usia subur di pesisir pantai Ampenan diberikan kuesioner untuk mengukur resiliensi dengan The Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC) dan pengukuran stres dengan Self Reporting Questionnaire. Bakterial vaginosis yang didiagnosis melalui Amsel’s criteria pada November 2013-Januari 2014. Analisis statistik menggunakan uji chi square dan regresi logistik ganda. Hasil: Analisis bivariat menunjukkan hasil yang signifikan antara resiliensi (p value=0,005), stress (p value=0,002) dan frekuuensi hubungan seksual dalam 1 minggu (p value=0,015) dengan kejadian vaginosis bakterial. Hasil analisis multivariat didapatkan stress; OR=3,9 (95% CI=1.478-10.562) sebagai variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap kejadian vaginosis bakterial Kesimpulan: Resiliensi dan stres memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian vaginosis bakterial.

Introduction: Bacterial vaginosis (BV) is a common vaginal condition produced by overgrowth of anaerobic bacteria. Stress can alter women’s reproductive health in many ways; one of them is increasing the risk for bacterial vaginosis. In facing stressful life conditions, resilience plays an important role to maintain optimal function and prevent traumatic experience. Objectives: This study is aimed to determine the relationship between resilience, stress and the incidence of bacterial vaginosis in reproductive age women residing in the coastal area of Ampenan, Mataram City, West Nusa Tenggara. Methods: This research is an analytical observational study with cross sectional design. Questionnaires were given to 104 women in reproductive age between November 2013 and January 2014. Resilience and stress were assessed using The Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC) and Self Reporting Questionnaire respectively, and bacterial vaginosis status was diagnosed using Amsel’s criteria. Statistical analysis was performed using chi square test and multiple logistic regressions. Results: Bivariate analysis showed significant relations between resilience (p=0,005), stress (p=0,002), frequency of sexual intercourse within 1 week (p= 0,015) and the bacterial vaginosis incidence. Multivariate analysis showed stress was the most influential factor OR=3,9 (95% CI=1,478-10,562). Conclusions: Resilience and stress were associated with increased risk of having bacterial vaginosis

Kata Kunci : resiliensi, stres, vaginosis bakterial, wanita usia subur