Laporkan Masalah

PERBANDINGAN PENGARUH WAKTU PEMBERIAN AMLODIPIN PAGI VERSUS MALAM TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI PRIMER RAWAT INAP DI R UMAH S AKIT BETHESDA YOGYAKARTA

Karlina, Prof. Dr. Lukman Hakim, M.Sc., Apt.

2014 | Tesis | S2 Ilmu Farmasi

Penyakit hipertensi telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia. Pada tahun 2025 mendatang, kasus hipertensi di Indonesia diperkirakan akan meningkat sebesar 80%, yang mulanya pada tahun 2000 jumlah kasus hipertensi adalah 639 juta kasus akan meningkat menjadi 1,15 milyar kasus pada tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini. Desain penelitian ini adalah observasional cohort. Cara pengambilan data dalam penelitian ini adalah retrospektif berdasarkan rekam medik terhadap pasien rawat inap di rumah sakit Bethesda Yogyakarta periode Januari -Desember 2013. Karakteristik 68 pasien yang diambil dalam penelitian ini adalah pasien hipertensi primer rawat inap (kelompok penggunaan amlodipin pagi 35 pasien dan amlodipin malam 33 pasien) dengan diagnosa utama hipertensi yang menggunakan amlodipin 5 mg sebagai terapi tunggal hipertensi. Hasil penelitian menunjukkan penurunan tekanan darah sistole sebesar 24,89 mmHg dan diastole sebesar 5,42 mmHg untuk amlodipin yang dikonsumsi pada pagi hari sedangkan untuk amlodipin yang dikonsumsi malam hari menghasilkan penurunan tekanan darah sistole sebesar 37,91 mmHg dan diastole sebesar 13,86 mmHg. Berdasarkan uji statistik dengan tingkat kepercayaan 95%, hasil di atas berbeda secara signifikan. Amlodipin 5 mg pemberian satu kali sehari lebih menurunkan tekanan darah sistole dan diastole jika digunakan pada malam hari dibandingkan pada pagi hari pada pasien hipertensi primer yang menjalani rawat inap.

Hypertension has become a major public health problem in Indonesia as well as in several countries in the world. In 2025, cases of hypertension in Indonesia is expected to increase by 80%. Initially in 2000 the number of hypertension cases is 639 million and it will increase to 1.15 billion cases in 2025. This prediction is based on the current rates of hypertension and current population growth. This was an observational cohort study with retrospective medical record at Bethesda Hospital Yogyakarta period January to December 2013. Sixty eight patients recruited in this study were hospitalization patients with primary hypertension, (35 patients were group of morning dose amlodipin and 33 patients were group of evening dose amlodipin). Primary diagnosis of the patients was hypertension and use amlodipin as single therapy. The results of the this study were systolic blood pressure fall of 24.89 mm Hg and diastolic blood pressure fall of 5.42 mmHg for morning dose amlodipin, while the evening dose amlodipin resulted systolic blood pressure fall of 37.91 mm Hg and diastolic blood pressure fall of 13.86 mm Hg. This result was significantly different with Ttest statistic analysis (P<0,05). Amlodipin as an anti-hypertensive better used at evening than in the morning because it produces greater blood pressure fall.

Kata Kunci : ritme sirkadian, hipertensi, pasien rawat inap, amlodipin, pagi dan malam hari


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.