EVALUASI PARAMETER RETICULOCYTE HEMOGLOBIN EQUIVALENT (Ret-He) SEBAGAI UJI SKRINING DEFISIENSI BESI PADA IBU HAMIL ATERM DALAM PERSALINAN

Dinne Fitriya, dr. Tri Ratnaningsih, M.Kes, SpPK-K

2014 | Tesis | S2 Ilmu Patologi Klinik

Defisiensi besi merupakan masalah gizi ibu hamil dengan prevalensi cukup tinggi di Indonesia bahkan di Yogyakarta. Ibu hamil aterm berisiko tinggi defisiensi besi akibat peningkatan tertinggi kebutuhan besi pada trimester ketiga dan risiko perdarahan saat melahirkan. Saat memasuki periode laktasi dapat terjadi gangguan kesehatan ibu dan periode emas tumbuh kembang bayi. Baku emas diagnosis defisiensi besi dengan penilaian langsung cadangan besi sumsum tulang bersifat invasif, pemeriksaan tidak langsung dengan parameter hematologi konvensional hanya dapat mendeteksi tahap lanjut, sedangkan parameter biokimia mampu mendeteksi tahap awal tetapi kurang praktis, nilainya dipengaruhi banyak faktor, biaya relatif mahal dan ketersediaaan terbatas. Alat Sysmex XT-2000i mampu mengukur kandungan hemoglobin dalam retikulosit (reticulocyte hemoglobin equivalent/Ret-He) yang dilepas sumsum tulang 24-48 jam ke sirkulasi, sehingga dinilai lebih aktual menggambarkan status besi sumsum tulang, namun belum ada kesepakatan global tentang nilai cut-offnya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai cut-off Ret-He yang memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang optimal untuk skrining defisiensi besi pada ibu hamil aterm yang akan melahirkan di Yogyakarta, Penelitian ini adalah uji diagnostik dengan desain cross sectional, menggunakan baku emas ferritin pada nilai cut-off <15 ng/ml dengan hasil CReactive Protein (CRP) negatif. Melibatkan ibu hamil aterm yang datang melahirkan di RS PKU Muhammadiyah Bantul, kemudian menjalani pemeriksaan darah lengkap otomatik dan Ret-He dengan alat hematology analyzer Sysmex XT- 2000i metode flowcytometry, pemeriksaan ferritin dengan alat mini Vidas metode enzyme linked fluorescence assay (ELFA) dan CRP diperiksa secara kualitatif dengan Avitex. Penelitian ini dikuti oleh 189 subyek, 97 subyek memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi berusia 20-43 tahun. Berdasarkan nilai feritinnya, terdapat 50 subyek defisiensi besi, tidak terdapat perbedaan bermakna karakteristik subyek antara kedua kelompok, namun terdapat perbedaan bermakna nilai rerata yang lebih rendah pada kadar hemoglobin, hematokrit, MCV, MCH, dan Ret-He, serta rerata lebih tinggi RDW-CV pada kelompok defisiensi besi. Dari kurva ROC Ret-He didapatkan nilai AUC 0,71 menunjukkan Ret-He mempunyai kekuatan nilai diagnostik cukup baik dalam mendeteksi defisiensi besi. Nilai cut-off sebagai uji skrining defisiensi besi pada ibu hamil aterm dalam persalinan yang diperoleh adalah 35,5pg (berada dalam rentang 30,69-36,17pg) dengan nilai sensitivitas 68%, spesifisitas 66%, Nilai ramal positif (NRP) 68%, Nilai ramal negatif (NRN) 66%, likelihood ratio (LR) (+) 2,00, LR(-) 0,49 yang menghasilkan perubahan sedang pada post test probability.Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menguji peran Ret-he sebagai uji skrining defisiensi besi ibu hamil melibatkan subyek dari berbagai trimester kehamilan dengan membandingkan berbagai parameter pemeriksaan sebagai baku emas (misalnya saturasi transferrin ataupun ferritin dengan nilai cut-off yang berbeda). Kata kunci: defisiensi besi, Ret-He, skrining, ibu hamil aterm

Iron deficiency is a nutritional problem of pregnant women with high prevalence in Indonesia, even in Yogyakarta. At term pregnancy had a higher risk of iron deficiency due to highest iron needs in the third trimester and risk of hemorrage during labour, so when entering the lactation period, there is potentially serious disruption on maternal health and the golden period of growth and development of babies born. Gold standard diagnosis of iron deficiency is a direct assessment iron reserves of bone marrow which are invasive, indirect examination by conventional hematological parameters can only detect advanced stages, whereas biochemical parameters able to detect the early stages but less practical, influenced many factors, relatively high cost and limited avaibility. The Sysmex XT-2000i is capable of displaying a new parameter reticulocyte hemoglobin equivalent (RET-He) which measures the hemoglobin content of reticulocytes in the bone marrow is removed 24-48 hours in circulation, so it is considered more actual in describing the iron status of the bone marrow but there is no global agreement about the cut-off. This study aims to determine to the cutoff value of Ret-He who has the optimal sensitivity and specificity for screening for iron deficiency at term pregnancy who will delivery in Yogyakarta, This diagnostic study with a cross-sectional design, using the gold standard ferritin cut-off value of <15 ng / ml with negative results of C-Reactive Protein (CRP). The study involved women at term pregnancy who came in PKU Muhammadiyah Bantul Hospital and then undergo a complete blood count and RET-He test using automatic hematology analyzer Sysmex XT-2000i with flowcytometry method, measurement of ferritin serum using a mini vidas (enzyme linked fluorescence assay method/ ELFA) and CRP qualitatively using Avitex. This study was followed by 189 subjects, only 97 subjects meet the inclusion and exclusion criteria with age range 20-43 year. Based on feritin serum, there are 50 subjects with iron deficiency, no difference subject characteristics between two grups, but there are significant lower mean values in the of hemoglobin concentration, hematocrit, MCV, MCH, and RET-He and higher mean RDW-CV in iron deficiency group. Using ROC curve, we found that Ret He had Area under curve (AUC) value of 0.71 which shows that the RET-He has good enough as a diagnostic tools to detecting iron deficiency. The optimal cutoff value as a screening test of iron deficiency at term pregnancy in labour was <35.5 pg obtained in the range from 30.69 to 36.17 pg, has 68%, sensitivity, 66% specificity, with Positive predictive value (PPV), 66% Negative Predictive Value (NPV), positive likelihood ratio (LR) 2.00, negative LR 0.49. Further research is needed to assess the role of Ret-he as a iron deficiency screening test at maternal involving subjects from various trimesters of pregnancy by comparing various parameters as a gold standard (eg, transferrin saturation, or ferritin with different cut-off values ). Keywords : iron deficiency, Ret-He, screening, at term pregnancy

Kata Kunci : defisiensi besi, Ret-He, skrining, ibu hamil aterm