Laporkan Masalah

PERTUNJUKAN WAYANG LAKON ANTASÉNA RABI SAJIAN KI ANOM SUROTO (KAJIAN STRUKTURAL DAN ESTETIKA)

KRYSTIADI, Prof. Dr. Soetarno, DEA.

2014 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa

Lakon Antaséna Rabi sajian Ki Anom Suroto merupakan pertunjukan wayang kulit purwa Jawa yang memiliki unsur-unsur yang mendekati pakêm pedalangan. Pertunjukan semacam ini, untuk sekarang sudah sulit ditemukan. Pertunjukan Antaséna Rabi sajian Ki Anom Suroto selain memiliki unsur yang mendekati pakêm pedalangan juga memiliki nilai-nilai estetika yang perlu dikaji secara komperhensif. Lakon Antaséna Rabi menceritakan Arjuna menerima lima lamaran sekaligus untuk putrinya yang bernama Manuwati. Kelima calon mempelai pria tersebut adalah Lesmana, Samba, Wisatha, Purwaganti, dan Antasena. Kelima calon mempelai tersebut hanya Antasena yang tidak sepenuh hati ingin menikah. Antasena yang pada awalnya tidak bersedia menikah, justru dialah yang berhasil menikahi Manuwati. Peristiwa janggal tersebut tentu saja memiliki alasan yang kuat sesuai logika wayang. Guna menjawab beberapa permasalahan tersebut akan dikaji melalui pendekatan struktural dan estetika. Pendekatan struktural yang dipakai adalah menggunakan pendekatan dramaturgi Barat yang ditawarkan Kernodle yang disesuaikan dengan garap pakeliran wayang kulit purwa Jawa. Pendekatan estetika dalam tulisan ini dipakai estetika pedalangan. Pertunjukan yang baik dan indah tentu saja juga memiliki pesanpesan luhur yang ingin disampaikan. Pesan-pesan tersebut digali menurut pandangan hidup orang Jawa, dan lain-lain. Lakon Antaséna Rabi dipandang dari beberapa pendekatan tersebut dicapai beberapa kesimpulan. Pertama: secara umum struktur lakon ini mendekati pakêm pedalangan. Kedua: alur drama wayang dipengaruhi oleh bangunan lakon, struktur dramatik, dan tekstur dramatik. Ketiga unsur lakon tersebut mempengaruhi tingkatan dramatiknya. Ketiga: Antasena dan Manuwati berjodoh karena keduanya disatukan dalam sayembara perang sebagai ritual Tantrik dari aspek mite Siwanya serta didukung kecocokan aspek mite yang lain. Keempat: lakon AR sajian Ki Anom Suroto mampu menghadirkan kesan estetis seperti rêgu, ngês, rênggêp, antawacana, cucut, unggah-ungguh, tutuk, trampil. Kelima: pesan-pesan dan sikap yang terkandung dalam lakon AR sebagai pendidikan karakter adalah spiritualitas, rukun, hormat, mikul dhuwur mêndhêm jêro, hiburan, mandiri, demokratis, menghargai prestasi, dan tanggung jawab. Kata Kunci: Lakon Antaséna Rabi, struktural, estetika, pendidikan karakter.

The lakon Antaséna Rabi of Ki Anom Suroto is a javanese performance of wayang kulit purwa that close with puppetry pakêm elements. It is a rare performance in this day. The Antaséna Rabi of Ki Anom Suroto has also the aesthetic values that need to be studied comprehensively. The Lakon Antaséna Rabi tells about Arjuna who accepts five marriage proposals of Lesmana, Samba, Wisatha, Purwaganti, and Antasena at once for his daughter, Manuwati. Antasena doesn't wholeheartedly want to marry her, but he is the one who finally married. This odd incident has compelling reason in accordance with wayang's logic. The structural approach of West dramaturgy of Kernodle is used in this research. It is in accordance with garap pakeliran of javanese wayang kulit purwa. The aesthetic approach of puppetry is also used. The good art performance obviously has sublime messages. The messages was dug from javanese philosophy of life, and others. There are some conclusion by these approaches. First: generally, the structure of this lakon is close with puppetry pakem. Second: the plot is influenced by structure of lakon, dramatic, and texture. The three aspects of lakon influence the dramatic level. Third: Antasena and Manuwati are destined to be married by the war contest as rite of Tantrik from the Siwa's aspect, and the other myths. Fourth: the Lakon Antasena Rabi of Ki Anom Suroto was able to present the aesthetic impressions like: rêgu, ngês, rênggêp, antawacana, cucut, unggah-ungguh, tutuk, trampil. Fifth: the messages and attitudes in this lakon as character education are: spirituality, harmonious, respectful, mikul dhuwur mêndhêm jêro, entertainment, independent, democratic, cherish the achievement, and responsibility. Key words: Lakon Antaséna Rabi, structural, aesthetic, character education

Kata Kunci : Lakon Antaséna Rabi, struktural, estetika, pendidikan karakter.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.