FILSAFAT HIDUP SIWALIMA DALAM PERSPEKTIF AKSIOLOGI SCHELER DAN KONTRIBUSINYA BAGI PENGUATAN KARAKTER MASYARAKAT MULTIKULTURAL DI MALUKU
Henky Herzon Hetharia, Dr. Sri Soeprapto, M.S.
2014 | Disertasi | S3 Ilmu FilsafatDisertasi ini mengkaji filsafat hidup Siwalima dalam perspektif aksiologi Max Scheler dan kontribusinya bagi penguatan karakter masyarakat multikultural di Maluku. Siwalima sebagai filsafat hidup orang Maluku, terdiri dari dua kata yaitu siwa dan lima, dua kata asli Maluku. Siwalima merupakan salah satu kearifan lokal (local wisdom), dan mengandung nilai-nilai yang dapat difungsikan untuk memperkuat karakter masyarakat multikultural di Maluku. Filsafat hidup Siwalima yang telah mempersatukan kelompok uli/pata Siwa dan uli/pata Lima sebagai leluhur orang Maluku di masa lampau, dapat direvitalisasikan dan difungsikan dalam kehidupan masyarakat Maluku dewasa ini. Realitas masyarakat Maluku di masa kini yang bersifat multikultural, merupakan potensi untuk membangun Maluku, tetapi juga mengandung potensi konflik dan perpecahan jika tidak ditangani secara tepat. Hal ini pernah terjadi selama kurun waktu 1999 – 2004, yakni konflik sosial bermotif agama, di mana masyarakat Islam dan Kristen di Maluku saling berhadapan dan terlibat dalam konflik tersebut. Realitas ini dapat ditangani melalui pendekatan budaya, dalam hal ini melalui filsafat hidup Siwalima yang telah dijadikan sebagai lambang provinsi Maluku, dan diterima sebagai jati diri masyarakat Maluku di masa kini. Filsafat hidup Siwalima dapat dijadikan sebagai modal sosial untuk mempersatukan masyarakat Maluku yang multikultural di masa kini dan masa depan, melalui nilai-nilai yang dimilikinya. Disertasi ini bertujuan untuk mengkaji, mengidentifikasi, menemukan dan mengkonstruksi nilai-nilai dalam filsafat hidup Siwalima tersebut, serta kontribusinya bagi upaya penguatan karakter masyarakat multikultural di Maluku. Kajian terhadap filsafat hidup Siwalima sebagai objek material dalam disertasi ini, guna mengidentifikasi dan menemukan nilai-nilai yang dikandungnya, dilakukan dari perspektif aksiologi, khususnya aksiologi Scheler, sebagai objek formal disertasi ini. Kajian dimaksud dilakukan terhadap beberapa sumber primer, sumber sekunder dan hasil wawancara lapangan yang berhubungan dengan tujuan penelitian disertasi ini. Kajian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, yang mencakup metode deskriptif dan metode sejarah. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yakni teknik pengumpulan data kepustakaan dan teknik wawancara. Data yang dikumpulkan dari penelitian dimaksud, dianalisa secara kualitatif melalui proses reduksi data, pemahaman, interpretasi dan kesimpulan, dengan menggunakan beberapa metode yang relevan yakni verstehen, interpretasi atau hermeneutika, historis dan heuristik. Disertasi ini sebagai suatu kajian filsafat, mengkaji landasan ontologi, epistemologi, dan aksiologi filsafat hidup Siwalima, sehingga dihasilkan suatu kajian yang komprehensif. Landasan dan kajian aksiologi mengidentifikasi, menemukan dan mengkonstruksi sembilan nilai dalam filsafat hidup Siwalima, yaitu nilai persatuan, musyawarah, kemanusiaan, keadilan sosial, religius, persaudaraan, cinta damai, hidup dalam perbedaan, serta nilai keharmonisan. Kesembilan nilai dimaksud dapat dikategorikan ke dalam lima nilai yang fundamental dan universal yaitu nilai kehidupan, kemanusiaan, sosial, moral dan ketuhanan. Nilai-nilai ini kemudian dihierarkikan menurut perspektif aksiologi Scheler. Nilai-nilai filsafat hidup Siwalima ini dapat direvitalisasi dan difungsikan sebagai modal sosial untuk mempersatukan dan memelihara realitas kemajemukan (multikultural) yang ada di dalam kehidupan masyarakat Maluku, memperkuat karakter multikultural masyarakat Maluku tersebut, di masa kini maupun masa yang akan datang. Kata kunci: Siwalima, kearifan lokal, multikultural, nilai, modal sosial
The dissertation researches philosophy of Siwalima by using Max Scheler’s axiological perspective and its contribution for strengthening social character of multicultural society in Maluku. Siwalima as cultural philosophy of Malukan people consists of two local words: siwa (nine) and lima (five). Siwalima is one aspects of local wisdom containing values which might be functioned for strengthening character of multicultural society in Maluku. The philosophy of Siwalima, which was united groups of uli/pata siwa and uli/pata lima as ancestors of Malukan people in the past, can be revitalized and functioned within societal life of contemporary Malukan people nowadays. Reality of multiculturalism of Malukan society today, on the one hand, is a potential possibility to develop Maluku, but at the same time, on the other hand, bearing a potential conflict and fragmentation if it fails to be managed properly. As it happened when social conflict erupted in Maluku from 1999 to 2004. Religions (notably Christianity and Islam) involved within the conflict and it divided the society into two oppositional religiousbased groups. The reality might be managed through cultural approach, in this regard through philosophy of Siwalima and commonly being accepted as one dimension of cultural identity of Malukan people today. Philosophy of Siwalima might be served as social capital to unite multicultural society of Maluku today and in the future through its living values. The dissertation aims to research, identify, found and to construct values within the philosophy of Siwalima as well as its contribution to attempts for strengthening character of multicultural society of Maluku. The study toward philosophy of Siwalima as material object in this dissertation, in terms of identifying its values, is conducted by using axiological perspective, specifically Scheler’s axiology, as formal object of the dissertation. It is applied by observing primary and/or secondary resources and interviews which are related to the objective of dissertation research objective. It also utilizes qualitative research method which consists of descriptive and historical methods. Collecting data is conducted by using literature data observation and interview procedures. Furthermore, the collected data is analyzed qualitatively through data reduction process, understanding, interpretation and inference, by applying relevant methods, namely verstehen, interpretation and/or hermeneutic, history and heuristic. As a philosophical research, the dissertation analyzes ontological, epistemological, and axiological bases of philosophy of Siwalima, which then resulting one comprehensive study. Axiological basis and analysis identify found and construct nine values of philosophy of Siwalima namely unity, consensus, humanity, social justice, religiosity, brotherhood, loving peace, living with differences, and harmony. Those nine values might be categorized into five fundamental and universal values: life, humanity, social, moral, and Lordship. These values then are structured hierarchically based on Scheler’s axiological perspective. Living values of cultural philosophy of siwalima might be used also to revitalize and to function as social capital to unite and to maintain the reality of pluralism and/or multiculturalism in Malukan people’s life today and the future. Keywords: siwalima, local wisdom, multiculturalism, values, social capital
Kata Kunci : Siwalima, kearifan lokal, multikultural, nilai, modal sosial