AKURASI NILAI PEROLEHAN OBJEK PAJAK (NPOP) SEBAGAI DASAR PENGENAAN PAJAK BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB) TERHADAP NILAI PASAR (STUDI DI KECAMATAN PURWOKERTO TIMUR, BANYUMAS)

DEDI KUSWANTO, Prof. Tri Widodo, M.Ec.Dev., Ph.D

2014 | Tesis | S2 Magister Ek.Pembangunan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat akurasi NPOP yang digunakan sebagai dasar pengenaan pajak BPHTB terhadap nilai pasar properti di wilayah Kecamatan Purwokerto Timur, Kabupaten Banyumas. Penelitian ini menggunakan data perhitungan nilai pasar properti sebagai data primer dan data NPOP sebagai data sekunder. Metoda penentuan sampel yang digunakan adalah metoda cluster sampling yaitu pengambilan sampel dengan membagi populasi ke dalam klaster-klaster kecil (kelurahan), kemudian pengamatan dilakukan pada sampel cluster dengan jumlah sampel antarklaster proporsional. Alat analisis yang digunakan adalah assessment sales ratio yang membandingkan antara assessment value (dalam penelitian ini NPOP yang telah dilakukan penyesuaian) dengan sales value (dalam penelitian ini nilai pasar properti). Akurasi NPOP sebagai dasar pengenaan pajak BPHTB di wilayah Kecamatan Purwokerto Timur, Kabupaten Banyumas masih relatif rendah dibandingkan nilai pasar propertinya. Akurasi tersebut menyangkut tingkat penilaian dan tingkat keseragaman atau variabilitas. Tingkat penilaian yang merupakan rasio NPOP terhadap nilai pasar menggunakan pengukuran tendensi sentral menunjukkan bahwa akurasi NPOP terhadap nilai pasar masih relatif rendah, ditunjukkan dari nilai mean sebesar 0,334, nilai median sebesar 0,353, dan nilai weighted mean sebesar 0,303 yang berada di bawah nilai standar IAAO sebesar 0,90, sehingga mengindikasikan terjadi under assessment dalam penetapan NPOP yang artinya NPOP ditetapkan di bawah nilai pasarnya. Variabilitas nilai assessment ratio NPOP terhadap nilai pasar properti masih relatif tinggi atau dengan kata lain keseragaman relatif rendah berdasarkan hasil pengukuran variabilitas menggunakan COD, PRD dan PRB. Hal ini ditunjukkan dari nilai COD sebesar 33,77 persen untuk kelompok properti bernilai rendah dan 53,41 persen untuk kelompok properti bernilai tinggi jauh di atas standar COD maksimal yang ditetapkan IAAO yaitu sebesar 20 persen, dan nilai PRD sebesar 1,101 berada di atas standar IAAO yaitu sebesar 1,03. Hal tersebut mengindikasikan tingkat keseragaman yang rendah dan terjadinya regresivitas dalam penetapan NPOP sebagai dasar pengenaan pajak BPHTB, sehingga terjadi ketidakadilan dalam pengenaan pajak properti tersebut. Karena terjadi under assessment dalam penetapan NPOP yang digunakan sebagai dasar pengenaan pajak BPHTB apabila dibandingkan dengan nilai pasar properti, maka terdapat potensi kehilangan pajak (opportunity tax) setidaknya sebesar Rp35.531.494.669,75.

This study purposed to analyze the accuracy NPOP used as the tax base BPHTB to the market value of the property in the Sub District of East Purwokerto, Banyumas. This study uses data value calculation of the property market as the primary data and data NPOP as secondary data. Sampling method used was cluster sampling method means that sample by dividing the population into smaller clusters (sub-districts), and observations were made on samples of clusters with the number of inter-cluster proportional sampling of each. The analytical tool used is a sales assessment ratio that compares the assessment value (in this study has been done NPOP adjustment) with a sales value (in this research the market value of the property). NPOP accuracy as the tax base BPHTB in the Sub District of East Purwokerto, Banyumas is still relatively low compared to the market value of the property. That accuracy is about the level of assessment and degree of uniformity or variability. Assessment level which is the ratio of NPOP and the market value using measurements of central tendency indicates that the accuracy of NPOP to market value is still relatively low, is shown from the mean value of 0.334, the median value of 0.353, and the weighted mean value of 0.303 which is below the IAAO standard for 0.90, thus indicating NPOP set below market value (has occured under assessment). Variability of value of assessment ratio NPOP and market value the property's is still relatively high, or in other words, relatively low uniformity based on the results of measurement variability using COD, PRD and PRB. It is shown on the COD value of 33.77 percent for the low-value property group and 53.41 per cent for the group of high-value property well above the standard maximum COD IAAO is set at 20 percent, and the PRD value of 1.101 is above the standard IAAO is equal to 1.03. This indicates a low level of uniformity and the regressivity of the NPOP validation as BPHTB tax base, resulting in inequities in the property taxation. Because of the under-assessment in determining NPOP used as the tax base BPHTB when compared to the market value of the property, then there is a potential loss of tax (opportunity tax) at least by Rp35.531.494.669,75.

Kata Kunci : -