BANGUNAN HIJAU VS BANGUNAN NON HIJAU Studi pada Gedung Utama Kementerian Pekerjaan Umum dan Gedung Juanda II Kementerian Keuangan
Denny Setyaji P., Prof. Bambang Riyanto L.S., M.B.A., Ph.D.
2014 | Tesis | S2 Magister Ek.PembangunanSampai dengan saat ini, adopsi konsep bangunan hijau sebagai gedung perkantoran milik pemerintah di Indonesia masih sangat rendah akibat kurangnya pengetahuan para pemangku kepentingan dan kurangnya bukti pendukung terkait performa bangunan hijau. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi performa bangunan hijau dibandingkan dengan bangunan non hijau dari sisi penggunaan energi dan air, sisi persepsi kepuasan dan kenyamanan penghuni, serta sisi biaya yang diperlukan selama siklus hidupnya. Objek pada penelitian ini adalah Gedung Utama Kementerian Pekerjaan Umum yang merupakan bangunan hijau dan Gedung Juanda II Kementerian Keuangan yang merupakan bangunan non hijau. Data yang digunakan adalah data konsumsi energi dan air, data survei kepuasan dan kenyamanan penghuni, serta data seluruh biaya yang dikeluarkan terkait dengan kepemilikan dan pengoperasian gedung tersebut. Menggunakan teori sustainability, analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis penggunaan energi untuk mewakili sisi environmental, analisis kepuasan dan kenyamanan penghuni untuk mewakili sisi social, serta life cycle cost analysis untuk mewakili sisi economic. Hasil penelitian menunjukkan bahwa performa bangunan hijau terbukti lebih baik dibandingkan dengan performa bangunan non hijau. Bangunan hijau terbukti lebih hemat energi dan air, mampu menghasilkan kepuasan dan kenyamanan penghuni yang lebih tinggi, dan membutuhkan life cycle cost yang lebih rendah jika dibandingkan dengan bangunan non hijau.
Until recently, the adoption of green building concept as government office building in Indonesia is still very low due to the lack of knowledge of the stakeholders and the lack of supporting evidences related to green building performance. This study aims to indentify the performance of green building compared with non green building from the consumption of energy and water, the perception of occupant satisfaction and comfort, and the life cycle cost. Objects in this study are Utama Building Ministry of Public Works as a green building and Juanda II Building Ministry of Finance as a non green building. The data used are the consumption of energy and water, the survey of occupant satisfaction and comfort, and all of the incurring costs related to the building ownership and operation. Using sustainability theory, this study analyze the consumption of energy and water to represent the environmental side, analyze the occupant satisfaction and comfort to represent the social side, and analyze the life cycle cost to represent the economic side. The result shows that green building performance is better than non green building performance. Green building is proven to be more energy and water efficient, generating higher occupant satisfaction and comfort, and requiring lower life cycle cost when compared to non green building.
Kata Kunci : pembangunan berkelanjutan, bangunan hijau, hemat energi, kepuasan dan kenyamanan penghuni, life cycle cost