ANALISIS KEKUATAN DINDING BATAKO DENGAN BALOK-KOLOM PRECAST DAN PRESTRESSED AKIBAT BEBAN STATIK

AJENG ROSPRATAMI, Arief Setiawan Budi Nugroho, ST., M.Eng., Ph.D.

2014 | Skripsi | TEKNIK SIPIL

Kerusakan dinding bata akibat gempa yang sering terjadi berupa retak-retak pada dinding. Salah satu upaya untuk mengurangi retak-retak pada dinding adalah dengan metode penegangan (prestressed) pada struktur beton bertulang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penegangan pada struktur dinding akibat gaya lateral searah sumbu kuat dinding, pola keruntuhan dinding dan kekakuan dinding tersebut. Dalam penelitian ini dibuat dua buah benda uji dinding berukuran 1500 mm x 1500 mm dengan tebal 10 cm yaitu dinding batako dengan balok kolom tulangan prestressed (Dinding Batako dengan Penegangan, DBP) dan dinding batako dengan tulangan balok dan kolom non-prestressed (Dinding Batako Tanpa Penegangan, DBTP). Benda uji tersebut diuji dengan pembebanan statik sejajar dengan arah sumbu kuat dinding berdasarkan standar pengujian ASTM E 564-00 2003. Hasil pengujian kedua dinding saling dibandingkan dan kemudian dibandingkan pula dengan hasil analisis sederhana menggunakan Microsoft Office Excel 2013. Hasil pengujian pada kondisi ultimate menunjukkan kapasitas tahanan lateral DBP adalah 4392 kg, lebih tinggi 15,61% dari kapasitas tahanan lateral DBTP 3799 kg. Sedangkan perbandingan hasil pengujian dengan analisis sederhana, dinding DBP menunjukkan leleh terjadi pada beban 29,862 kN atau lebih kecil 23,14% dari hasil analisis dan mencapai ultimate pada beban 43,086 kN atau lebih besar 2,80% dari hasil analisis. Sedangkan hasil pengujian kuat dinding DBTP, leleh terjadi pada beban 21,543 kN atau lebih kecil 33,15% dari hasil analisis, dan mencapai ultimate pada beban 37,268 kN lebih besar 6,82% dari hasil analisis. Bila dilihat dari pola retak yang terjadi selama pengujian, keruntuhan yang terjadi pada kedua benda uji dapat digolongkan kedalam Rocking Failure Mode (kegagalan guling). Berdasarkan data hasil pengujian nilai kekakuan DBP pada kondisi leleh lebih tinggi daripada DBTP.

The damage of brick walls due to earthquakes often occurs in the form of wall’s cracks. One of the efforts to reduce wall’s cracks is by prestressing method. This study aims to observe the effect of reinforcement form of the wall due to the lateral force in the same direction of the major axis, the wall collapsing pattern and the wall stiffness. In this study, the test object is made of two pieces of wall measured 1500 mm x 1500 mm x 100 mm namely brick wall with prestressed reinforcement beam and columns (brick wall with stressing, DBP) and brick wall with non – prestressed reinforcement beam and columns (brick wall without stressing, DBTP). Specimens were tested by static loading in the same direction of the major axis based on standard ASTM E 564-00 2003. Then the results of the test from each wall were compared with each other and being compared afterwards with the results of simple analysis using Microsoft Office Excel 2013. The test results of the ultimate condition refer that the capacity of the resistance lateral of DBP is 4392 kg, 15.61 % higher than the capacity of the resistance lateral of DBTP 3799 kg. Then, comparison of test results with simple analysis shows that the yield condition load of DBP occurs at 29.862 kN or 23.14 % less than the results of the analysis and the ultimate load reached 43.086 kN or 2,80% greater than the analytical results. Meanwhile, the test results of the DBTP shows that yield condition load occurs at 21.543 kN or 33.15 % less than the results of the analytical results, and the ultimate condition load reached 37.268 kN 6.82 % greater than the analytical results. From the pattern of cracking that occurs during testing, the collapse that occurred in the test object can be classified into Rocking Failure Mode (failure bolsters). Based on the test results, the stiffness value of the yield condition of DBP is higher than DBTP.

Kata Kunci : dinding batako, prestressed, beban statik