PENGUKURAN FREKUENSI NADA DASAR DAN WARNA BUNYI SARON SANGA LARAS SLENDRO GAMELAN JAWA MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK SOUND FORGE
ADRIANUS KUSUMA S, Dr. Mitrayana, S.Si., M.Si.
2014 | Skripsi | FISIKAPenelitian ini bertujuan untuk mengukur frekuensi nada dasar dan warna bunyi gamelan khususnya saron sanga laras slendro. Saron sanga merupakan alat musik tradisional yang dibuat secara manual dan ditera berdasarkan pengalaman pembuatnya. Sebagai akibatnya frekuensi nada pada saron sanga tidak memiliki standar seperti pada alat musik modern. Penelitian ini juga melihat hubungan antara ukuran geometri dari setiap wilahan dengan frekuensi nada dasar yang dihasilkan. Hasil penelitian ini nantinya akan memperkaya pemahaman ilmiah tentang keunikan alat musik tradisional asli Indonesia khususnya saron sanga. Penelitian ini dilakukan pada 2 (dua) sampel saron sanga laras slendro dari Balai Budaya Minomartani. Setiap wilahan saron sanga ditabuh dengan tekanan tetap. Secara bersamaan, bunyi direkam menggunakan mikrofon yang dihubungkan dengan laptop yang dilengkapi perangkat lunak Sound Forge 6.0. Perangkat lunak ini bekerja memanfaatkan algoritma Fast Fourier Transform untuk menghasilkan grafik spektrum frekuensi bunyi yang direkam. Dari grafik spektrum frekuensi bunyi dapat diketahui nilai frekuensi nada dasar dan jumlah frekuensi harmonik yang menyusun warna bunyi wilahan saron sanga. Pengukuran geometri wilahan dilakukan dengan mengukur panjang dan tebal wilahan menggunakan mistar. Hasil menunjukkan nilai rerata frekuensi nada dasar ( f0 ± Δf0) pada sembilan wilahan saron sanga laras slendro adalah (468 ± 1) Hz, (544 ± 1) Hz, (621 ± 1) Hz, (714 ± 1) Hz, (819 ± 1) Hz, (937 ± 1) Hz, (1089 ± 1) Hz, (1240 ± 1) Hz, dan (1427 ± 1) Hz. Jumlah frekuensi harmonik dan inharmonik bervariasi pada setiap wilahan. Persamaan linearitas yang menunjukan hubungan ukuran geometri terhadap frekuensi nada dasar kedua saron sanga secara berturut-turut adalah f0 = 2868 ô‰€dL2ô‰+ 96 dan f0 = 2655ô‰€dL2ô‰+ 91.
This research aims to measure the prominent frequency and timbre of gamelan, especially saron sanga laras slendro. Saron sanga is traditional musical instrument, created manually and tuned by experience of the creator. As a result, the tone of the saron sanga does not have standard frequency such as modern musical instruments. This research also see the correlation between the bar geometry of saron sanga to the prominent frequency. The result of this research is will be enriching the scientific understanding of the unique characteristics of Indonesian traditional musical instruments, especially saron sanga laras slendro. Research is executed in 2 (two) samples of different saron sanga at Balai Budaya Minomartani. Each saron sanga’s bar is struck at constant pressure. Concurrently, the sound is recorded by microphone that connects to a personal computer with Sound Forge 6.0 software. This software works based on Fast Fourier Transform’s algorithm to generate the sound frequency spectrum graph. From this graph, it can be computed the prominent frequency and the harmonic frequency that make up the timbre. Geometry measurement is conducted by measuring the length and thickness of the bar using a ruler. The results shows the average value of prominent frequency from nine saron sanga’s bars ( f0 ± Δf0) is (468±1) Hz, (544±1) Hz, (621±1) Hz, (714±1) Hz, (819±1) Hz, (937±1) Hz, (1089±1) Hz, (1240±1) Hz, and (1427±1) Hz. The numbers of harmonic frequency and inharmonic frequency varies to each bar. The linearity equations that show the correlation of geometry measurements to the prominent frequency of both saron sanga are f0 = 2868 ô‰€dL2ô‰+ 96 and f0 = 2655ô‰€dL2ô‰+ 91.
Kata Kunci : -