Telaah Penggunaan Sidik Jari Penghadap Yang Dilekatkan Pada Minuta Akta Pasca Revisi Undang-Udang Jabatan Notaris

NESIA ZARA FERINA, Dr. Sutanto, S.H., M.S.

2014 | Tesis | S2 Magister Kenotariatan

Pasca revisi Undang-Undang Jabatan Notaris muncul Pasal 16 ayat (1) huruf c yang mewajibkan Notaris untuk melekatkan surat, dokumen serta sidik jari pada minuta akta. Karena bunyi pasal tersebut tidak sehingga pelaksanaannya di tiap-tiap Notaris yang beragam. Ketentuan dalam pasal ini menjadi pembicaraan karena multitafsir dari kalangan Notaris terhadap teknis melekatkan sidik jari ini pada minuta akta. Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum empiris. Secara empiris atau sosiologis dengan melihat sesuatu kenyataan hukum di dalam masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian empiris karena data dalam penelitian ini diperoleh langsung dari lapangan. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa maksud adanya pasal ini ialah melindungi Notaris dari banyaknya pengingkaran kehadiran dan tanda tangan penghadap apabila di kemudian hari terjadi sengketa di antara mereka. Tujuan dari pasal ini mewujudkan prinsip kehati-hatian Notaris dalam proses pembuatan akta. Pelaksanaanya di tiap kantor Notaris beragam sesuai penafsiran Notaris. Akibat hukum yang muncul apabila ketentuan ini tidak dijalankan ialah akta tidak kehilangan otensitas karena sidik jari bukan merupakan bagian dari minuta akta. Faktor penghambat seperti bunyi pasal yang tidak menyebutkan mengenai sidik jari mana yang dipakai bukan menjadi permasalahan karena maksud pembuat Undang-Undang agar penghadap cacat juga bisa memberikan sidik jarinya. Faktor selanjutnya yang menghambat ialah mengumpulkan penghadap saat peresmian akta karena dengan adanya sidik jari ini, penghadap harus datang sendiri untuk memberikan sidik jarinya.

After the law revision on notarial post, emerges the Article 16 paragraph (1) point C requiring the notaries to attach letters, documents and fingerprints on minutes of deeds. Due to the content of the article, the implementation in each notary is varied. The provisions in this article become the main topic due to multiple interpretations of the notaries on the technique in attaching the fingerprints on minutes of deeds. This research employed empirical legal research. Empirically or sociologically, by observing the legal fact in the society. This research was empirical research because the data in this research were obtained directly from the field. Based on the research, it can be concluded that the intention of this article is to protect the notaries from a great number of renunciation of attendance and appearers’ signatures, if a dispute occurs between them in the future. The objective of the article is embodied in the prudence principle of the notaries in the process of the draw up of deeds. The implementation in each notary office is varied according to the interpretation of the notaries. The legal consequence that will later emerge if the provision is not implemented is that the deeds will lose their authenticity due to the fingerprints which are not a part of the minutes of deeds. The inhibiting factor, such as the article’s content that does not mention which fingerprint used is not a problem, as the intention of the legislature is that legally defective appearers may also give their fingerprints. Further inhibiting factor is to gather the appearers during the approval of the deeds because by the provision of the fingerprints, the appearers must come in person to provide their fingerprints

Kata Kunci : Sidik Jari, Minuta Akta, Notaris