ANALISIS KECEPATAN RATA-RATA KEDALAMAN BERDASARKAN PENGUKURAN KECEPATAN TITIK PADA ALIRAN SERAGAM

ALIFFIA LOVEMA, Prof. Dr. Ir. Bambang Agus Kironoto.

2014 | Skripsi | TEKNIK SIPIL

Pengukuran parameter kecepatan menjadi hal yang sangat penting dalam perencanaan bangunan air. Metode pengambilan data kecepatan tersebut menggunakan metode pengukuran langsung di lapangan atau di laboratorium agar diperoleh hasil yang mendekati kondisi sesungguhnya. Untuk menunjang efisiensi waktu, tenaga, dan biaya, seringkali pengukuran hanya dilakukan pada titik-titik tertentu yang dianggap dapat merepresentasikan kecepatan rata-rata suatu saluran. Dalam penelitian ini, dilakukan analisis terhadap sejumlah data sekunder yang mencakup data distribusi kecepatan pada aliran seragam berupa aliran air jernih dan aliran dengan adanya sedimen suspensi. Metode pengukuran kecepatan yang digunakan adalah metode 1 titik, 2 titik, 3 titik, dan kecepatan permukaan. Selanjutnya, validasi penerapan metode tersebut ditunjukkan dalam bentuk faktor koreksi kecepatan rata-rata kedalaman (Cte 1 titik, Cte 2 titik, Cte 3 titik, dan Cp) yang merupakan perbandingan nilai kecepatan rata-rata kedalaman metode integral dengan kecepatan rata-rata kedalaman hasil perhitungan metode kecepatan titik. Kemudian dibandingkan pula nilai-nilai faktor koreksi tersebut terhadap nilai aspek rasio saluran, konsentrasi sedimen, pengukuran di laboratorium atau di lapangan, dan pengukuran di tengah (1/2b) atau tepi (1/16b) saluran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai aspek rasio tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai Cte 1 titik, Cte 2 titik, dan Cte 3 titik yaitu pada range 1,00 sampai dengan 0,95. Kondisi aliran air jernih akan menghasilkan nilai faktor koreksi kecepatan rata-rata kedalaman yang lebih baik, hal ini ditunjukan oleh nilai Cte = 0,98, sedangkan pada aliran dengan adanya sedimen suspensi yang menghasilkan nilai Cte = 0,97. Namun, jumlah konsentrasi sedimen tidak mempengaruhi nilai faktor koreksi kecepatan rata-rata kedalaman. Pengukuran di tengah saluran menghasilkan nilai Cte rata-rata 0,99 sampai dengan 0,97, sedangkan pengukuran di tepi saluran memberikan nilai Cte = 0,98 sampai dengan 0,96. Pengukuran di laboratorium menghasilkan nilai Cte rata-rata range 0,99 sampai dengan 0,98, sedangkan pengukuran di lapangan adalah 0,98 sampai dengan 0,96. Oleh karena itu, metode pengukuran kecepatan satu titik dua titik, dan tiga titik dapat diterapkan pada aliran seragam yang dibuktikan dengan faktor koreksi kecepatan rata-rata kedalaman yang mendekati 1,00.

The measurement of velocity parameter becomes very important in the planning of waterworks. The method which is used for velocity data measurement is a direct measurement methods in the field or laboratory in order to obtain results closer to real conditions. To support the efficiency of time, effort, and cost, it is often the measurements are only done at specific points which have been considered to represent the average velocity of a channel. In this study, an analysis of a number of secondary data includes data on the uniform flow velocity distribution which are clear water flow and the flow with the suspended sediment has been done. Velocity measurement method which are used; the 1 point method, 2 points method, 3 points method, and water level velocity method. After that, the validation of that application method is shown in a depth-averaged velocity correction factor (Cte 1 point, Cte 2 points, Cte 3 points, and Cwater level) which is the ratio of depth-averaged velocity value by integral method and depth-averaged velocity by point velocity calculation method. Afterwards, the values of the correction factor also should be compared to the value of channel aspect ratio, sediment concentration, laboratory or field measurements, and measurements in the middle (1/2 of flume width) or riverside (1/16 of flume width) of the channel. The results shows that the aspect ratio does not give significant affect to the value of Cte 1 point, Cte 2 points, and Cte 3 points ie in the range of 1.00 to 0.95. The result of depth-averaged velocity correction factor in clear water flows condition is better than water with sediment-laden flows condition, indicated by value of Cte = 0,98, while in the sediment-laden flows results the value of Cte =0,97. But, the amount of sediment concentration does not affect the value of Cte 1 point, Cte 2 points, and Cte 3 points. The measurements in the middle of the channel is resulted in the value of the mean correction factor of 0.99 to 0.97, while measurements at the riversides result 0,98 to 0,96. Measurements in the laboratories give correction factor mean in the range 0.99 to 0.98, while field measurements are between 0.98 to 0.96. So the 1 point, 2 points, and 3 points velocity measurement method can be applied in a uniform flow as was proven by the depth-averaged velocity correction factor which is approaching 1.00.

Kata Kunci : faktor koreksi kecepatan rata-rata kedalaman, aliran seragam, metode kecepatan titik