ANALISIS DAGING TIKUS DALAM BAKSO SAPI MENGGUNAKAN METODE SPEKTROSKOPI INFRAMERAH YANG DIKOMBINASIKAN DENGAN KEMOMETRIKA
HALIDA RAHMANIA, Dr. Abdul Rohman, M.Si., Ap.
2014 | Skripsi | FARMASIPemalsuan produk makanan mulai menjadi masalah baru di sekitar masyarakat, tak terkecuali pada produk olahan makanan bakso. Hal ini perlu mendapat perhatian utama, karena menyangkut berbagai aspek ekonomi, agama, dan kepentingan nasional. Studi penggunaan spektrofotometri inframerah Fourier Transform (FTIR) yang dikombinasikan dengan kemometrika dilakukan untuk identifikasi adanya daging tikus pada bakso sapi secara kualitatif dan kuantitatif. Materi penelitian yang digunakan adalah variasi konsentrasi daging tikus dan daging sapi dalam pembuatan adonan bakso, yaitu sebesar 0%, 10%, 20%, 35%, 50%, 65%, 80%, dan 100% daging tikus dalam adonan bakso sapi. Lemak sapi dan lemak tikus yang terkandung pada bakso diekstrak kemudian dibaca dengan spektrofotometer FTIR dan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif menggunakan teknik analisis multivariat partial least square (PLS) dan principal component analysis (PCA). Analisis dilakukan pada daerah bilangan gelombang 750 – 1000 cm-1. Model kalibrasi PLS berupa y = 0,9417 x + 2,8410 menunjukkan korelasi yang baik untuk menggambarkan konsentrasi lemak tikus terprediksi (y) dengan konsentrasi lemak sebenarnya (x), dengan nilai R2 = 0,993 dan nilai root mean square error of calibration (RMSEC) sebesar 1,79%. Klasifikasi lemak sapi dan lemak tikus pada bakso dilakukan dengan PCA. Dapat disimpulkan bahwa metode spektrofotometri FTIR yang dikombinasikan dengan kemometrika mampu mengidentifikasi adanya daging tikus pada bakso sapi secara kualitatif dan kuantitatif.
For Indonesian community, meatball or known as bakso is one of the favorite meat based foods. In order to gain economical benefits, the substitution of beef meat with rat’s meat can happen due to the different price between rat’s meat and beef. In this present research, the feasibility of FTIR spectroscopy in combination with chemometrics of multivariate calibration based on partial least square (PLS) was used for quantitative analysis of rat’s meat in the binary mixture of beef in meatball formulation. Meanwhile principal component analysis (PCA) was used for classification between rat’s meat and beef meatballs. Rat's fat and beef fat extracted from meatball according to traditional Soxhlet method were subjected to FTIR measurements and analyzed with chemometrics PLS and PCA. Some frequency regions in mid infrared region were optimized, and finally, the frequency region 750 – 1000 cm-1 was selected during PLS and PCA modelling. For quantitative analysis, the relationship between actual values (x-axis) and FTIR predicted values (y-axis) is described by equation of y = 0.9417 x + 2.8410 with coefficient of determination (R2) of 0.993 and root mean square error of calibration (RMSEC) of 1.79%. Furthermore, PCA was succesfully used for classification of rat’s meat meatball and beef meatball.
Kata Kunci : Identifikasi, Bakso, Daging Tikus, Spektroskopi FTIR, Partial Least Square, Principal Component Analysis