MAKNA CINTA MENURUT MOHANDAS KARAMCHAND GANDHI (1869-1948): RELEVANSINYA BAGI PENGEMBANGAN SOLIDARITAS SOSIAL DI INDONESIA
Wagiyo, Drs.,MS., Prof. Dr. H. Lasiyo, MA., MM.
2014 | Disertasi | S3 Ilmu FilsafatPenulisan disertasi yang berjudul Makna Cinta Menurut Mohandas Karamchand Gandhi (1869-1948): Relevansinya bagi Pengembangan Solidaritas sosial di Indonesia, memiliki latar belakang masalah sebagai berikut. Modernisasi tidak dapat dipisahkan dari pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Manusia dapat memperoleh kemudahan-kemudahan sebagai akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di sisi lain modernisasi telah mengabaikan nilai-nilai spiritual transendental yang menyebabkan renggangnya ikatan-ikatan sosial, adanya kesenjangan sosial dan permasalahan sosial, yang dapat melahirkan konflik sosial. Hal tersebut menunjukkan bahwa cinta antar sesama manusia tenggelam dalam nafsu-nafsu sesaat yang tidak terkendalikan. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan : pemikiran kefilsafatan, hakikat cinta, implementasi konsep cinta, dan manfaat implementasi konsep cinta dalam pemikiran Mohandas Karamchand Gandhi bagi pengembangan solidaritas sosial di Indonesia. Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan, yaitu penelitian yang berasal dari buku-buku, jurnal, dan sumber lain yang ada hubungannya dengan permasalahan yang diteliti. Metode penelitian yang digunakan meliputi tahapan(1) Pengumpulan data, yang dilakukan secara quotasi, paraphrase, synopsis dan secara precis; (2) Reduksi data; (3) Klasifikasi data; dan (4) Display data. Metode analisis yang digunakan yaitu (1) Deskripsi; (2) Periodisasi; (3) Rekonstruksi biografis; (4) Holistika; (5) Komparasi; (6) Hermeneutika; (7) Heuristik; (8) Interpretasi; dan (9) Refleksi. Hasil penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut: (1) Konsep pemikiran Mohandas Karamchand Gandhi membahas tentang Realitas Tertinggi, alam, manusia, agama dan moral. Pemikiran kefilsafatan yang berbasis pada Hinduisme terutama Upanisad dan Bhagavadgita, terpengaruh oleh pemikiran Kristiani, Leo Tolstoy, John Ruskin, dan Henry David Thoreau. Konsep ontologi tentang “ada†didasarkan pada suatu keyakinan bahwa realitas itu bukanlah semata-mata ordo alam (tatanan alam, tertib alam), akan tetapi juga ordo moral (tatanan moral, tertib moral). Konsep epistemologi bersifat soteriologis yang artinya menyelamatkan. Konsep aksiologi yaitu bahwa dasar tata susila yaitu “Ada satu Atman†yang meresapi segalanya dan merupakan roh terdalam dari semua makhluk; (2) Yang melandasi cinta yaitu suatu keyakinan bahwa “Ibu†dari kemanusiaan adalah Tat Twam Asi artinya bahwa “Ituâ€(Tat) sama dengan kamu, atau So Ham artinya saya adalah Siwa, atau Aham Brahmo Asmi yang artinya saya adalah Brahman. Hakikat cinta menurut Mohandas Karamchand Gandhi yaitu sebagai ketiadaan mutlak dari suatu keinginan atau ketiadaan mutlak dari kehendak untuk berbuat buruk kepada semua makhluk; (3) Implementasi cinta menurut Mohandas Karamchand Gandhi secara konsekuen dilaksanakan dalam bidang moral, sosial, politik, dan ekonomi; (4) Arti cinta dan implementasinya menurut Mohandas Karamchand Gandhi dapat dimanfaatkan bagi pengembangan solidaritas sosial di Indonesia, sejauh tidak bertentangan dan tidak merusak kepribadian bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
The dissertation entitled The Meaning of Love According to Mohandas Karamchand Gandhi (1869-1948); and Its Relevance to Social Solidarity in Indonesia, has the following background of problem: Modernization cannot be separated from the advance of science and technology, and people will get the advantage of such advancement. However, the modernization has neglected the transcendental spiritual values creating the disharmonious social bonds, social gap, and social problems, which in turn, can cause a social conflict. This shows that love among people can stray into ominous craze. This research aimed at finding the philosophical thoughts, the nature of love; the implementation of the concept of love and the benefits of the implementation of the love according to Mohandas Karamchand Gandhi for the development of social solidarity among Indonesians. This research is classified into a library research: a research based on books, journals and other sources related to the researched problems. The research method covered: (1) data collection, conducted by quoting, paraphrasing, synopsis and precise; (2) data reduction; (3) data classification; and (4) data display. The methods of analysis which were used were (1) Description; (2) periodicals; (3) Biographic reconstruction; (4) Holistic; (5) Comparison (6) Hermeneutics; (7) Heuristics; (8) Interpretation; and (9) Reflection. The results of this research are as follows: (1) The Mohandas Karamchand Gandhi’s concept of thought discussed the highest reality of nature, humans, religion, and moral. The philosophical thoughts, are ultimately based on Hinduism’s Upanisad and Bhagavadgita, influenced by the thoughts of Christianity, Leo Tolstoy, John Ruskin, and Henry David Thoreau. The ontological concept of being is based on the belief that reality is not a mere order in nature order, but also in moral order. The epistemological concept is stereological which means saving. Meanwhile, the axiological means that the basis of ethics is only one, that is Atman which roots everything and is the spirit of all creatures; (2) love is based on one belief: “mother†of humanity is Tat Twam Asi which means that “that†(Tat) equals to you, or, So Ham which means Siva, or Aham Brahmo Asmi which means I am Brahman. The nature of love according to Mohandas Karamchand Gandhi is the absolute absence of any passion or drive to commit bad deeds to all creatures; (3) Love according to Mohandas Karamchand Gandhi, was consequently implemented in any areas of morality, social, politics, and economy ; (4) the meaning of love and its implementation according to Mohandas Karamchand Gandhi can be utilized for developing social solidarity in Indonesia, as long as not contrary nor corrupting the Pancasila-based Indonesian personality.
Kata Kunci : emanasi, cinta, solidaritas