ISOLASI DAN IDENTIFIKASI Staphylococcus intermedius DAN Staphylococcus epidermidis PADA ANJING PENDERITA DERMATOFITOSIS DENGAN TERAPI KETOKONAZOLE

VIVIN INDIRA PUSPITA ARUM, Dr. drh. Soedarmanto Indarjulianto

2014 | Skripsi | KEDOKTERAN HEWAN

Dermatitis dapat disebabkan oleh bakteri Staphylococcus intermedius dan S. epidermidis yang kemungkinan kejadiannya dapat bersama-sama dengan dermatofitosis. Dermatofitosis adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh fungi golongan dermatofita dan berpotensi zoonosis. Ketokonazole adalah salah satu antifungal yang digunakan dalam terapi dermatofitosis. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi bakteri S. intermedius dan S. epidermidis pada anjing penderita dermatofitosis sebelum dan selama diterapi menggunakan ketokonazole topikal. Sebanyak 21 sampel swab lesi kulit diambil dari tiga ekor anjing sebelum diinfeksi Microsporum canis, setelah infeksi M. Canis hari ke-4, ke-10 dan ke-14, serta selama pemberian terapi ketokonazole krim pada minggu pertama, ke-2 dan ke-3. Keberadaan S. intermedius dan S. epidermidis diidentifikasi melalui kultur pada Mannitol Salt Agar (MSA), pewarnaan Gram, uji katalase, koagulase tabung dan uji Voges Proskauer (VP). Hasil pengamatan terhadap lesi klinis pada ketiga anjing penderita dermatofitosis didapatkan adanya eritema, scale, krusta dan alopesia sirkuler. Lesi klinis mengalami penurunan derajat keparahan setelah pemberian terapi ketokonazol krim topikal. Hasil identifikasi bakteri pada ketiga anjing sebelum infeksi, selama infeksi dan selama diterapi selalu ditemukan S. intermedius. Staphylococcus epidermidis ditemukan hanya pada dua ekor anjing hari ke-10 setelah infeksi, hari ke-7, ke-14 dan ke-21 terapi. Berdasarkan hasil dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa S. intermedius selalu ditemukan dan S. epidermidis tidak selalu ditemukan pada anjing penderita dermatofitosis. Kata kunci : Dermatofitosis, Staphylococcus intermedius, Staphylococcus epidermidis, ketokonazole, Microsporum canis, lesi klinis

Dermatitis can be caused by bacteria such as S. intermedius and S. epidermidis, that can be occurrence together with dermatophytosis. Dermatophytosis is a skin disease caused by dermatophyte. Ketoconazole is one of antifungal that used in the treatment of dermatophytosis. This study aims to identify the bacteria S. intermedius and S. epidermidis in dog dermatophytosis patients before and during treated with ketoconazole cream. Twenty one skin lesion swab samples were taken from dogs before infection of Mycrosporum canis, during infection of M. canis and during ketoconazole cream therapy. Existance of S. intermedius and S. epidermidis identified by culture on Mannitol Salt Agar (MSA), Gram stain, catalase test, tube coagulase and Voges Proskauer test (VP). The observation result of clinical lesions in dogs with dermatophytosis were erythema, scales, crusting, circular alopecia and hyperpigmentation. Clinical lesion decreased after treatment of dermatophytosis. The results of bacterial identification in all three dogs before infection, during infection and during treatment were always found S. intermedius. Staphylococcus epidermidis found on 10th during infection, 7th, 14th and 21st day during treated with ketoconazole. Based on the results of these study it can concluded that S. intermedius always found on dog during infection M. Canis and during treatment, but not for S. epidermidis. Keywords : Dermatophytosis, Staphylococcus intermedius, Staphylococcus epidermidis, ketoconazole, Microsporum canis, clinical lesions

Kata Kunci : Dermatofitosis, Staphylococcus intermedius, Staphylococcus epidermidis, ketokonazole, Microsporum canis, lesi klinis