ANALISIS INPUT OUTPUT SEKTOR KEHUTANAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2000 - 2008

Ridwan Pambudi, Dr. Wahyu Widayat, M.Ec.

2014 | Tesis | S2 Magister Ek.Pembangunan

Peran sektor kehutanan dalam perekonomian Provinsi Jawa Tengah cukup besar dan strategis, namun berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) kontribusi kehutanan dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) selama 10 tahun terakhir nilainya relatif kecil. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran kehutanan yang sesungguhnya dalam perekonomian Jawa Tengah melalui kontribusinya dalam PDRB, keterkaitannya dengan sektor-sektor yang lainnya serta kemampuannya dalam mendorong pertumbuhan perekonomian. Analisis input output digunakan dalam penelitian ini untuk memperlihatkan aspek-aspek seperti multiplier effect dan keterkaitan antarsektor yang selama ini terabaikan. Data yang digunakan adalah data dari Tabel Input Output Provinsi Jawa Tengah tahun 2000, 2004 dan 2008. Analisis yang dilakukan antara lain analisis kontribusi, analisis angka pengganda (multiplier analysis), analisis keterkaitan (linkage analysis) dan analisis sektor-sektor unggulan (key sectors analysis) dengan menggunakan metode Rasmussen/Hirschman. Hasil analisis menunjukkan bahwa kontribusi kehutanan terhadap output perekonomian Provinsi Jawa Tengah terbesar disumbangkan oleh industri perabot kayu dan industri kayu. Kontribusi industri kehutanan lebih besar daripada kehutanan primer. Kontribusi permintaan antara terbesar disumbangkan oleh sektor kayu dan industri kayu. Kontribusi terbesar permintaan akhir disumbang oleh industri perabot kayu, sementara sektor hasil hutan lain dan industri kayu memberikan kontribusi terbesar terhadap nilai tambah bruto. Industri perabot kayu memiliki angka pengganda output tertinggi dari seluruh sektor. Secara umum, industri kehutanan memiliki angka pengganda pendapatan lebih besar daripada kehutanan primer. Hal ini menunjukkan industri kehutanan memiliki kemampuan tinggi dalam meningkatkan output dan penggandaan pendapatan. Keterkaitan ke belakang industri kehutanan cukup tinggi dari seluruh sektor. Keterkaitan ke belakang sektor kehutanan lebih tinggi daripada nilai keterkaitan ke depannya. Berdasarkan analisis sektor-sektor unggulan, industri kayu masuk dalam katagori sektor unggulan, industri perabot kayu dan industri pulp dan kertas termasuk dalam katagori backward linkage oriented sectors. Sektor kayu dan sektor hasil hutan lain masuk dalam katagori footloose (sektor non unggulan).

The role of forestry sector in the economy of Central Java province is quite large and strategic. Based on the data from the Central Statistics Agency (BPS), however, the contribution of forestry to Gross Domestic Product (GDP) over the past 10 years is relatively small. This study was conducted to determine the actual role of forestry in the economy of Central Java through the contribution to GDP, the linkages with other sectors, and the ability to encourage the economic growth. The input-output analysis was used in this study to show the ignored aspects such as multiplier effects and linkages among the sectors. The data was taken from The Input Output Table of Central Java in 2000, 2004 and 2008. The analyses conducted in this research involve contribution analysis, multiplier analysis, linkage analysis and key sectors analysis by using the Rasmussen / Hirschman’s method. The result showed that the contribution of forestry sector to the economy output of Central Java fluctuates. The largest contribution was donated by the furniture industry and wood industry, while the smallest one was donated by pulp and paper industry and other forest products sector. The contribution of forestry sector is larger than the primary forest. The largest intermediate demand contribution came from wood sector and wood industry, while the smallest contribution came from the furniture industry and other forest products. The largest contribution to the final demand was contributed by the furniture industry, while the other forest products sectors and timber industries provide the greatest contribution to the gross value added. Furniture industry has the highest output multiplier index of among all sectors. Generally, the forestry industry has bigger income multiplier than the primary forest. This indicates that the forestry industry has a high ability to increase the output and double the income. Backward linkages of the forestry industry are quite high throughout the sector. Backward linkages value in forestry sector is higher than its forward linkage. Based on the key sector analysis, the timber industry was categorized into key sector, while the furniture industry and the pulp and paper industry were categorized into the backward linkage oriented sectors. Primary forest (wood sector and other forest products sector) was categorized into footloose sector.

Kata Kunci : sektor kehutanan, tabel input output, kontribusi, keterkaitan ke depan, keterkaitan ke belakang, pengganda, sektor unggulan