Learning Javanese Language Language: Challenges and Opportunities
DWI PAMULAS, Dr. Endang Soelistiyowati, M.Pd.
2014 | Tugas Akhir | D3 BAHASA INGGRISDi masa sekarang, sulit menemukan orang yang bisa berbahasa Jawa dengan baik dan memahami setiap kata yang diucapkannya. Banyak orang tua yang mendidik anak dengan menggunakan bahasa Indonesia sehingga bahasa Jawa jarang digunakan. Sekalipun bisa, itu hanya terbatas pada kata-kata tertentu yang mudah untuk ditirukan padahal kata-kata yang menurut orang Jawa kurang atau tidak sopan. Penelitian ini berusaha untuk menjawab pertanyaan: a) bagaimana gambaran pemakaian bahasa Jawa oleh anak-anak di Jogjakarta? b) bagaimana bahasa Jawa bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjawab kedua pertanyaan tersebut wawancara terhadap anak-anak di Jogjakarta dari usia SD sampai SMP dilakukan dan kuisioner untuk orang tua/wali dan pengajar disebarkan untuk mendapatkan gambaran pemahaman dan pengajaran bahasa Jawa. Setelah dilakukan observasi terhadap 39 siswa kelas 6, diketahui bahwa mayoritas kemampuan bahasa Jawa mereka memprihatinkan, karena anak-anak tersebut memiliki kebiasaan menggunakan bahasa Jawa Ngoko ketika berbicara dengan orang yang lebih tua dari mereka. Mereka baru akan menggunakan bahasa Jawa Krama ketika mereka ditanyai oleh orang yang belum mereka kenal secara dekat. Padahal, orang tua, guru, maupun kakak mengaku mengajarkan bahasa Jawa kepada mereka. Agar bahasa Jawa dapat bertahan baik pemerintah, masyarakat, sekolah, maupun keluarga harus menggunakan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari. Semua elemen tersebut harus kompak dalam mempertahankan bahasa Jawa karena bahasa Jawa tidak akan bisa bertahan tanpa kerjasama dari berbagai pihak
In this era, it is difficult to find people who can speak Javanese appropriately and understand every word that they said. A lot of parents teach their children using Indonesian language, so Javanese is seldom used. Even if they can, it is limited to some words imitated easily which are often inappropriate by Javanese. This research aims at answering the following questions: a) what the description of children in Jogjakarta in using Javanese is, b) how Javanese language can be applied in daily life. To answer these questions, the interview with some children in Jogjakarta from Elementary School to Junior High School and the questionnaire for parents and teacher are conducted. After doing an observation to 39 sixth grade students, it is known that most of their capability in using Javanese is mediocre because they have habit using Ngoko Javanese when they speak to elder people. They use Krama Javanese when they are asked acquaintances. Whereas, parents, teachers, and older sister/brother confess that they taught Javanese to them. In order to Javanese language can survive, we need government, institution, community, and family has to use Javanese in their daily life. All elements must be working hand in hand in surviving Javanese because Javanese cannot continue without the cooperation of many divisions.
Kata Kunci : -