FITOAKUMULASI MERKURI PADA Cyclosorus interuptus (Willd.) H. Ito., Desmodium gangeticum (L.) DC., DAN Photomorphe subpeltata (Willd.) Mig., DI PENAMBANGAN EMAS TRADISIONAL DUSUN SANGON, KULON PROGO
NILAM ONERY VIDNIARIZKI, Dr. Suwarno Hadisusanto
2014 | Skripsi | BIOLOGIMerkuri (Hg) merupakan salah satu unsur logam berat yang banyak digunakan oleh manusia dalam proses industri ataupun pertambangan. Terdistribusi melalui transport atmosfer lalu terdeposisi ke permukaan tanah, menyebabkan kadar Hg lingkungan meningkat. Fitoakumulasi dilakukan agar tumbuhan menyerap pencemar dalam jumlah besar dan tetap dapat hidup pada tempat yang tercemar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi dan konsentrasi Hg yang terakumulasi pada organ vegetatif tumbuhan Cyclosorus interuptus (Willd.) H. Ito., Desmodium gangeticum (L.) DC., dan Photomorphe subpeltata (Willd.) Mig., serta tanah di sekitar penambangan emas tradisional Dusun Sangon, Desa Kalirejo, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Propinsi D.I. Yogyakarta. Metode penelitian yang dilakukan adalah sampling tumbuhan dan tanah dalam plot (3x3) m2 di 3 lokasi penelitian yang berjarak 10 (T1), 20 (T2), dan 30 m (T3) dari kolam penampungan limbah tailing penambangan emas, identifikasi tumbuhan, destruksi, dan penghitungan konsentrasi Hg menggunakan Mercury Lab Analyzer 254. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi Hg tertinggi terdapat pada tanah lokasi 1 (T1) sebesar 17,4 ppm. Rerata konsentrasi Hg tertinggi pada ketiga tumbuhan uji terdapat pada lokasi T1, yaitu 54,24 μgg-1 berat kering akar dan 80,47 μgg-1 berat kering tajuk. Dapat disimpulkan bahwa konsentrasi Hg pada tanah di 3 lokasi penelitian melebihi nilai ambang batas yang diizinkan. Konsentrasi Hg pada tanah berpengaruh terhadap konsentrasi Hg yang terakumulasi pada akar dan tajuk ketiga tumbuhan, hal ini menandakan bahwa ketiga tumbuhan tersebut memiliki potensi sebagai akumulator merkuri (Hg).
Mercury (Hg) was member of heavy metal group which used in most industrial or mining processes. Distributed globally through atmosphere and then deposited on soil surfaces. Phytoaccumulation involved living plants to absorbs the metal in their growth, big amount metal absorbing ability or living in highly contaminate environment. Currently, there is traditional gold mining activity in Dusun Sangon, Kelurahan Kalirejo, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi D.I. Yogyakarta. Hence, purpose of this research is to study Cyclosorus interuptus (Willd.) H. Ito., Desmodium gangeticum (L.) DC., dan Photomorphe subpeltata (Willd.) Mig., ability as mercury phytoaccumulator in Dusun Sangon‟s traditional gold mining. Sampled plants and soils were taken with 3x3 m2 plot on three locations. Each locations are ranged within 10 (T1), 20 (T2), and 30 m (T3) from tailing collection sink. Next steps are identification, destruction, and mercury concentration quantification with Mercury Lab Analyzer 254. The result shown highest mercury concentration is 17,4 ppm from T1 soil. Average highest value on mercury concentration of Cyclosorus interuptus (Willd.) H. Ito., Desmodium gangeticum (L.) DC., dan Photomorphe subpeltata (Willd.) Mig., are given from T1 location. They are 54,24 μgg-1 from dry root weight and 80,47 μgg-1 from dry crown weight. This research concluded that the soil mercury concentration from particular locations are exceeding normal mercury concentration allowances. Mercury concentration quantity in roots and crowns of Cyclosorus interuptus (Willd.) H. Ito., Desmodium gangeticum (L.) DC., dan Photomorphe subpeltata (Willd.) Mig., are influenced by mercury containing soil.
Kata Kunci : fitoakumulasi, merkuri (Hg), mercury analyzer