Laporkan Masalah

ESTIMASI TINGKAT EMISI RUJUKAN (REFERENCE EMISSION LEVEL) SEBAGAI BASELINE PERENCANAAN TATA GUNA LAHAN UNTUK PEMBANGUNAN RENDAH EMISI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

ALFI SOFYAN, Wahyu Wardhana, S.Hut., M.Sc.

2014 | Skripsi | MANAJEMEN HUTAN

Menurut IPCC Guideline tahun 2006, AFOLU (Agricultural, Forestry and Other Land Use) merupakan salah satu sektor penting yang harus dimasukkan dalam kegiatan inventarisasi gas rumah kaca (GRK) dalam upaya mitigasi perubahan iklim. Inventarisasi GRK dilakukan untuk menentukan Tingkat Emisi Rujukan (TER). TER merupakan jumlah emisi total yang diduga pada suatu wilayah pada suatu kurun waktu tertentu. Dalam hal ini wilayah yang dimaksud adalah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Angka ini akan digunakan sebagai acuan dalam manentukan keberhasilan upaya penurunan emisi GRK nasional tahun 2020 yang telah ditetapkan Pemerintah Indonesia sebesar 26% atau 41% apabila mendapat bantuan internasional. Dalam penelitian ini, penentuan nilai TER diestimasi menggunakan metode Historical Based (HB). Metode ini mendasarkan emisi proyeksi pada data historis yang telah terjadi di suatu kawasan. Sedangkan perhitungan emisi menggunakan pendekatan metode perubahan stok (stock difference) yang diukur pada tahun 1989 dan 2002 dengan, menggunakan dua faktor, yaitu data aktivitas dan faktor emisi. Data aktivitas merupakan luas perubahan penggunaan lahan. Sedangkan faktor emisi adalah perbedaan stok karbon antara dua macam sistem pengunaan lahan. Berdasarkan hasil perhitungan, Tingkat Emisi Rujukan Provinsi DIY ditetapkan pada tahun 2013, yaitu sebesar 2.044,9 Kton CO2-eq dengan proyeksi emisi BAU kumulatif pada tahun 2020 adalah 2.611,9 Kton CO2-eq. Target penurunan emisi 26 % pada tahun 2020 adalah sebesar 679,1 Kton CO2-eq dan untuk target penurunan 41 % adalah 1.070,9 Kton CO2-eq. Dari hasil tersebut, skenario dasar yang direkomendasikan untuk menuju target penurunan emisi tersebut adalah dengan menekan laju perubahan lahan pertanian menjadi penggunaan lahan lain, mengoptimalkan lahan semak belukar menjadi lahan produktif dan mengotimalkan lahan milik masyarakat untuk pengembangan hutan rakyat.

According to IPCC Guideline 2006, AFOLU (Agricultural, Forestry and Other Land Use) is one of important sector that should be included in the activity of an inventory of Greenhouse Gases (GHG) in climate change mitigation efforts. Inventory of GHG is conducted to determine the Reference Emission Level (REL). REL is the number of the total emissions in a region at a certain period of time. In this case, the region is Special Region of Yogyakarta. This number will be used as a reference in determining the success of efforts to decrease the national GHG emissions in 2020 that has been set by The Government of Indonesia by 26 % or 41 % if get international assistance. In this research, REL value determined use method of Historical Based (HB). This method is based on historical data, projections of emission that have occurred in a region. The estimation of emission use stock difference method approach which is measured between 1989 and 2002 with two factors, activity data and emission factor. Activity data is area of changes between land use 1 to land use 2. In the other hand, emission factor is changes of carbon stock between land use 1 to land use 2. Based on calculation, REL of Special Region of Yogyakarta set in 2013, it was 2044.9 Kton CO2-eq with a cumulative projected BAU emission in 2020 was 2611.9 Kton CO2-eq. Emission’s reduction target of 26% by 2020 amounted to 679.1 Kton CO2-eq and for 41 % reduction target is 1070.9 Kton CO2-eq. The recommended for basic scenario towards the emission reduction target is to reduce the rate of change of Crop Land into other land use, optimize Grass Land into productive land and optimize community-owned land to develop community forest.

Kata Kunci : AFOLU, Emisi Gas Rumah Kaca, Tingkat Emisi Rujukan, LUWES


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.