Laporkan Masalah

Koeksistensi Antara Tradisionalitas dan Modernitas Perihal Ekonomi dan Budaya di Kota Surakarta

IQBAL BASYARI, Hasrul hanif, SIP., MA.

2014 | Skripsi | ILMU PEMERINTAHAN (POLITIK DAN PEMERINTAHAN)

Institusi tradisional di Indonesia tidak pernah mendapatkan status yang jelas dalam pemerintahan. Meskipun sebelumnya institusi tradisional adalah bagian penting dalam pembentukan bangsa Indonesia, namun kini banyak institusi tradisional yang ditinggalkan. Indonesia lebih memilih institusi modern sebagai pemegang pemerintahan formal untuk menjalankan pemerintahan. Namun dalam beberapa dekade terakhir institusi tradisional kembali mulai menguat. Penguatan tersebut akhirnya harus bersinggungan dengan institusi modern yang kini banyak memegang posisi sebagai institusi formal dalam beberapa daerah di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pola relasi antara institusi tradisional dengan institusi modern di Surakarta dalam urusan ekonomi dan budaya pada masa Walikota Joko Widodo. Penelitian ini menggunakan konsep studi kasus dengan penelitian kualitatif. Ditengah banyaknya penelitian yang membahas tentang penguatan institusi tradisional, penelitian ini menjadi sebuah pandangan baru dalam melihat institusi tradisional ditengah dominasi institusi modern di Indonesia. Keraton Surakarta dan Pemkot Surakarta saling berjalan koeksisten. Namun relasi keduanya pada masa Walikota Joko Widodo terjadi beririsan dalam urusan ekonomi dan budaya. Relasi dalam konteks ekonomi memiliki pola kompetisi, seperti yang terjadi pada upaya pelabelan Benda cagar budaya Keraton Surakarta. Kemudian dalam konteks budaya tipe hubungannya adalah kompetisi dan komplementer. Kompetisi terjadi dalam perebutan otoritas budaya, sedangkan komplementer dalam hal fungsi budaya sebagai aset wisata. Disinilah menghubungkan kedua institusi ini menjadi penting, karena sampai sekarang hubungan antara institusi tradisional dengan institusi modern masih banyak bertipe kompetisi. Kalaupun ada hubungan yang berpola komplementer, hal itu karena institusi modern dan institusi tradisional masih membutuhkan kerjasama untuk meningkatkan keuangannya. Jika kedua logika institusi tersebut dalam disatukan, maka sinergi antara kedua institusi menjadi semakin kuat dan institusi tradisional mendapatkan kejelasan status di masa modern.

Traditional institutions in Indonesia never get a clear status in the government. Although previously traditional institutions is an important part in the formation of the Indonesian nation, but many traditional institutions was abandoned nowadays. Indonesia prefers the modern institutions to handle the formal government to execute the government. But in the last decades the traditional institutions began to strengthen. Finally the strengthenin traditional institutions must be joggle with modern institution that holds the formal institution in several regions in Indonesia. The goal of this research to explain the pattern of relations between the traditional institutions with modern institutions in Surakarta in the economic and cultural affairs during the Mayor Joko Widodo. This research uses the concept of a case study with qualitative research. Amid the many studies that discuss the strengthening of traditional institutions, this research into a new outlook in view of the traditional institutions amid the dominance of modern institutions in Indonesia. Surakarta Kingdom and Surakarta government are coexistence. But their relationship is joggle in the economic affair during Mayor Joko Widodo. The relationship in the economic affair is competition, as occurs in the labeling objects of cultural heritage Surakarta Kingdom’s property. The relationship in the cultural affair is competition and complementary. Competition occurs in the struggle for cultural authority, and complementary in terms of culture functions as a tourism asset. connecting these two institutions is important nowadays, because until now the relationship between traditional institutions and modern institutions are still a lot of type of competition. Even if there were patterned complementary relationship, it’s because the modern institutions and traditional institutions still need to increase financial cooperation. If both of these institutions in a unified logic, the synergies between the two institutions are becoming increasingly powerful and traditional institutions get clarity on the status of the modern times.

Kata Kunci : institusi tradisional, institusi modern, koeksisten, kompetisi, komplementer


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.