Laporkan Masalah

PERANCANGAN GELAGAR BETON BERTULANG BALOK-T JEMBATAN NON-STANDAR LEBAR 6 METER DENGAN PERATURAN RSNI T-02-2005

YOSEPHIN NUKE C M, Dr. –Ing. Ir. Djoko Sulistyo

2014 | Skripsi | TEKNIK SIPIL

Pada era modern ini, transportasi menjadi salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat. Kekurangan sarana dan prasarana transportasi dapat menjadi salah satu penyebab keterbelakangan masyarakat. Di daerah pedesaan masih sering ditemui keterbatasan prasarana transportasi seperti jalan yang rusak, jembatan yang rusak dan jembatan yang sangat sederhana yang hanya bisa dilalui oleh pejalan kaki. Dengan demikian, diperlukan adanya prasarana transportasi seperti jembatan yang dapat menghubungkan daerah pedesaan dengan kota. Jembatan yang diperlukan tidak perlu terlalu lebar, tetapi mampu menahan beban kendaraan berat yang sesekali melintas, seperti truk pertanian, truk logistik, dan lain-lain. Namun, Standar Jembatan Beton Bertulang Balok T yang sudah ada merupakan jembatan dengan lebar total 9 meter, yang kurang efisien jika dibangun di daerah pedesaan, sehingga perlu adanya rancangan mengenai jembatan non-standar yang dapat menjadi salah satu solusi dalam mengatasi keterbatasan transportasi. Jembatan non-standar dalam rancangan ini dibatasi untuk jembatan satu lajur dengan lebar total termasuk trotoar adalah 6 m. Perancangan gelagar beton bertulang balok-T jembatan non-standar ini bertujuan untuk merancang serta menganalisis dimensi dan penulangan jembatan. Perancangan diawali dengan menentukan dimensi pra-rancang yang diambil sesuai dalam Standar Jembatan Gelagar Beton Bertulang Balok “T” Tahun 1997, menganalisis beban-beban yang bekerja, merancang pelat lantai serta gelagar jembatan, merancang tulangan lentur dan geser, kemudian menganalisis dan membandingkan dengan kekuatan dan daya layan jembatan. Dari hasil perancangan diperoleh kesimpulan bahwa dimensi serta jumlah tulangan pada gelagar jembatan sesuai standar dapat diterapkan dalam perancangan gelagar jembatan non-standar dengan mengganti mutu tulangan dari 295 MPa menjadi 390 MPa. Sedangkan tulangan geser yang pada standar berukuran 10 mm dengan mutu baja 240 MPa diubah menjadi diameter 12 mm dengan mutu baja 320 MPa. Pergantian mutu baja dilakukan sesuai dengan mutu baja yang ada di pasaran pada saat ini. Selain itu, tulangan pelat lantai pada standar yang berdiameter 12 mm perlu diganti menjadi diameter 16 mm. Dari hasil analisis terhadap momen lentur, gaya geser, dan lendutan, diperoleh kesimpulan bahwa gelagar jembatan non-standar hasil perancangan ini mampu menahan beban-beban yang ada.

In this modern era, transportation is one of the basic necessities of the society. Lack of transportation facility could be the cause of poverty. In rural areas, those lacks of necessities is still often found, such as broken roads, bridges, and very simple pedestrian bridges. Thus, infrastructures are needed for connecting between rural and urban areas, like bridges. They don’t need to be wide, but strong enough for big trucks like agriculture trucks or logistic trucks to cross over. But, the existed Reinforced T-Beam Concrete Bridge only provides the profile design for 9 meters width Bridge, which is inefficient for rural areas. So the non-standard bridge design could become a solution to overcome these transportation necessities. This nonstandard bridge’s design is limited for single lane bridge with the total width of 6 m including sidewalk. The purpose of this T-beam girder reinforced concrete bridge design is to design and analyze the bridge profile dimension and reinforcement. The design starts by determining bridge profiles which is typical with profiles in Standar Jembatan Gelagar Beton Bertulang Balok T Tahun 1997, then analyze bridge loads, design reinforcements, then analyzing and comparing with bridge strength. The result shows that the profile dimensions and reinforcement needs for standard bridge is appropriate with the non-standard bridge design with changing the reinforcement quality form 295 MPa to 390 MPa. But the shear reinforcements which the standard use is 10 mm reinforcement with yield strength 240 MPa need to be changed into 12 mm with yield strength 320 MPa. This quality changing is made to suit the reinforcement quality that available on market nowadays. Meanwhile, the standard’s floor plate reinforcement is 12 mm, but the design’s result shows that it needed to be larger. The analysis shows that the non-standard bridge girder could support the bridge loads.

Kata Kunci : perancangan, jembatan non-standar, balok-T


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.