SINTESIS DAN UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN POLIMERISASI HEM SENYAWA 3-HIDROKSI-6-METILSANTON

PRESTIKA GEMA SARI, Prof. Dr. Jumina

2014 | Skripsi | KIMIA

Telah dilakukan sintesis senyawa 3-hidroksi-6-metilsanton dari resorsinol dan m-kresol. Selain itu, dilakukan pula uji aktivitasnya pada penghambatan polimerisasi hem sebagai uji awal antimalaria. Sintesis antimalaria dari turunan santon dilakukan dalam dua tahap. Pada tahap pertama, resorsinol dikarboksilasi melalui reaksi Kolbe, resorsinol direfluks dengan karbon dioksida (CO2) dan kalium bikarbonat dalam pelarut air kemudian diasamkan dengan asam klorida sehingga dihasilkan senyawa asam 2,4-dihidroksibenzoat berupa padatan putih dengan persen hasil 40,64% dan titik lebur 213,7–217,6 °C. Reaksi tahap akhir, senyawa hasil karboksilasi asam 2,4-dihidroksibenzoat direaksikan dengan m-kresol. Campuran dipanaskan dengan pereaksi Eaton pada suhu 70–80 °C selama 3 jam, diperoleh senyawa 3-hidroksi-6-metilsanton berupa padatan seperti minyak kental berwarna coklat dengan persen hasil 76,7%. Struktur produk hasil reaksi dari setiap tahapan dibuktikan dengan spektrometer IR, MS dan 1H-NMR. Hasil uji aktivitas penghambatan polimerisasi hem terhadap senyawa 3-hidroksi-6-metilsanton dihitung menggunakan metode kurva standar. Senyawa 3-hidroksi-6-metilsanton memiliki aktivitas penghambatan polimerisasi hem dengan nilai IC50 8,85 × 10-3 mM, sementara klorokuin memiliki nilai IC50 0,172 mM. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa 3-hidroksi-6-metilsanton memiliki potensi sebagai antimalaria yang lebih baik daripada klorokuin.

Synthesis of 3-hydroxy-6-methylxanthone from resorcinol and m-cresol has been conducted. Heme polymerization inhibitory activity assay of the synthesized antimalarial has also been carried out. Synthesis of antimalarial of xanthone derivative was conducted in two steps. The first step of reaction was carboxylation of resorcinol via Kolbe reaction, resorcinol was refluxed with aqueous solution of potassium bicarbonate in the presence of carbon dioxide (CO2) then acidified by hydrogen chloride to provide 2,4-dihydroybenzoic acid compound in the form of a white solid with percent yield and melting point respectively 40.64% and 213.7–217.6 °C. The final step, carboxylation product 2,4-dihydroxybenzoic acid was reacted with m-cresol. The mixture was heated with Eaton’s reagent at 70–80 °C for 3 hours to yield 3-hydroxy-6-methylxanthone (76.7%) as a brown oily solid. The structures of products were characterized by IR, MS and 1H-NMR spectrometers. The results of heme polymerization inhibitory activity assay of 6-hydroxy-3-methylxanthone was determined by standard curve as the reference. The results showed that 3-hydroxy-6-methylxanthone had IC50 HPIA of 8.85 × 10-3 mM, while chloroquine had IC50 0.172 mM. These results indicated that 3-hydroxy-6-methylxanthone is a potential antimalarial agent rather than chloroquine 0.172 mM

Kata Kunci : Reagen Eaton, 3-hidroksi-6-metilsanton, polimerisasi hem, antimalaria