PERAN FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KESEHATAN JAMUR TIRAM PUTIH (Hypsizygus ulmarius)
VITA OKTAVIANA, Prof. Dr. Ir. Bambang Hadisutrisno, DAA
2014 | Skripsi | ILMU HAMA & PENYAKIT TUMBUHANPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi lingkungan (ketinggian tempat, suhu, dan kelembapan) yang cocok untuk pertumbuhan jamur tiram putih (Hypsizygus ulmarius), penempatan posisi baglog saat inkubasi, dan mengetahui jenis pengganggu dominan baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Penelitian pendahuluan dilaksanakan di dataran rendah (113 m dpl) dengan perlakuan lima lokasi yaitu lokasi di dalam kumbung (A), lokasi menghadap barat (B), menghadap timur (C), di bawah naungan pohon (D), dan lokasi dengan kondisi gelap (E) untuk mendapatkan data awal. Dari perlakuan ini didapatkan hasil pertumbuhan generatif paling baik di lokasi B dengan waktu muncul pinhead 27,40 Hari Setelah Pembukaan baglog (HSP) dan frekuensi panen 2,3 kali, namun berat segar badan buah per baglog paling tinggi berada di lokasi D dengan berat 127,17 g sedangkan di lokasi B hanya 105,68 g. Organisme pengganggu tanaman (OPT) yang dijumpai di kelima lokasi ini adalah springtails, Cyllodes bifacies, larva, Trichoderma sp., Coprinus sp., dan Stemonitis sp. Untuk penelitian utama dilakukan di dataran rendah (113 m dpl) berlokasi di rumah jamur Sanggrahan, Sleman, Yogyakarta dan dataran tinggi (675 m dpl) di Laboratorium Pengamatan dan Peramalan Hama dan Penyakit Tanaman Pangan Kedu, Temanggung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dataran tinggi yang diikuti dengan suhu yang rendah dan kelembapan yang tinggi menyebabkan pertumbuhan jamur tiram yang bagus dengan waktu muncul pinhead 22,92 HSP; total berat segar badan buah 27.163 g, dan frekuensi panen 1,08 g. Jenis patogen dominan di kedua tempat adalah Trichoderma sp. Untuk serangga hama dominan di dataran tinggi yaitu dari famili Sciaridae, sedangkan di dataran rendah adalah famili Sciaridae dan famili Nitidulidae. Posisi penempatan baglog saat inkubasi antara posisi horisontal dan vertikal tidak mempengaruhi kecepatan pertumbuhan miselium jamur, namun posisi ini mempengaruhi keefektifan dan efisiensi tempat.
This research was done to determine environmental conditions (altitude, temperature, and humidity) are suitable for growth of elm oyster mushroom (Hypsizygus ulmarius), the baglog placement position during incubation, and the major pest on the mushroom both in lowland and highland. Preliminary research to obtain initial data conducted in the lowlands (113 m asl) with 5 treatment locations: in the „kumbung‟ (A), a place facing west (B), a place facing east (C), a place under the trees (D), and in dark room (E). Result showed that the most excellent generative growth in B with pinhead appears at 27.40 day after opening the baglog (DAO) and could be harvested 2,3 times. However, the biggest fresh weight of the basidiocarp each baglog in D location (127,17 g), followed in B location (105,68 g). The pests that had been found in 5 locations are Collembola (springtails), Cyllodes bifacies, larvae, Trichoderma sp., Coprinus sp., and Stemonitis sp. The main research were conducted in lowland (113 m asl), located in Sanggrahan, Sleman, Yogyakarta, and highland (675 m asl) in the The Observation and Forecasting of Pests on Crops Laboratory in Kedu, Temanggung. The results showed that the highland with lower temperature and higher humidity, induced the most excellent growth of the mushrooms with pinhead appearance of 22,92 DAO; the fresh weight of basidiocarp 27,163 g, and harvesting frequency 1,8 times. The major pathogen in both of the places is Trichoderma sp. The major insect pest on highland was Sciaridae, while on lowland were Sciaride and Nitidulidae The baglog placement position during incubation, both of the horizontal and vertical position did not give any effects on the growth rate of miselium. However, this position treatment affected space efetivity and efficiency.
Kata Kunci : Jamur tiram putih, Hypsizygus ulmarius, jenis pengganggu dominan, pertumbuhan, kesehatan