RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING RESPON PERUBAHAN SUHU PENGKONDISIAN UDARA PADA RUANG RAWAT INAP (Studi Kasus : RSUP DR. SARDJITO)
EKI FARLEN, Nazrul Effendy. S.T., M.T., Ph.D
2014 | Skripsi | FISIKA TEKNIKStudi menunjukkan bahwa pasien dalam lingkungan terkendali umumnya memiliki penyembuhan fisik lebih cepat daripada pasien dalam lingkungan yang tidak terkendali. Pengkondisian udara di rumah sakit mempunyai peran yang penting guna mendapatkan kenyamanan pasien. Setiap ruangan ber-AC akan terasa tidak nyaman jika salah satunya disebabkan oleh tidak meratanya distribusi suhu di dalam ruangan tersebut. Oleh karena itu dirancang suatu sistem monitoring respon perubahan suhu AC secara real time dengan menempatkan sensor suhu di titik zona nyaman pasien di Ruang Rawat Inap RS. Sardjito guna mengetahui keadaan pasien apakah selalu terjaga dalam zona kenyamanan termal yang mengacu pada standard ASHRAE, SNI 03-6572-2001, dan Pedoman teknis tata udara rumah sakit. Untuk mendapatkan pengoperasian sistem pengkondisian udara yang efisien tanpa harus mengorbankan kenyamanan ruangan, maka dilakukan perhitungan perkiraan beban pendinginan ruangan guna memperkirakan kapasitas mesin pendingin udara yang terpasang. AC yang dipakai ruang rawat inap VIP berkapasitas 2 PK atau setara dengan 5275 watt sudah cukup efisien mendinginkan ruangan yang berukuran 35,2 m2 mengingat beban puncak panas sensibel dan laten yang diperkirakan pada ruang tersebut tidak jauh lebih besar melebihi kapasitas AC, yaitu sebesar 6230,51 watt. Ketiga zona pengukuran berada pada zona kenyamanan termal pasien dan hasil pengujian respon set-point tetap dengan variasi pengaturan kecepatan fan AC menunjukkan bahwa suhu ruangan rata-rata dengan beban panas sebesar 2100 watt mencapai keadaan steady pada suhu 24oC di menit ke-14. Panas total sensibel dan laten sebesar 3139 watt yang dibangkitkan selama pengujian respon gangguan internal mengakibatkan kenaikan suhu ruangan hingga 25,2 oC, ruangan masih dalam zona nyaman standard SNI karena masih berada pada rentang suhu 22,8oC hingga 25,8oC.
Studies show that patients in controlled environments generally have physical healing faster than patients in uncontrolled environments. Air conditioning in hospitals have an important role to obtain the patient's comfort. Each air-conditioned room will feel uncomfortable if one of them caused by the uneven of room temperature distribution. Therefore, writer designed system monitoring of air conditioning temperature response change in real time by placing a temperature sensor at some point of comfort zone in Inpatient room of Sardjito Hospital to determine whether the patient's condition is always maintained in the thermal comfort zone which refers to the ASHRAE standard, SNI 03- 6572-2001, and technical guidelines HVAC hospital. To get the efficiency of air conditioning system without sacrificing thermal comfort room, calculation of cooling load will predict the capacity of the room airconditioning . AC which is used in VIP wards have capacity amount 2 PK or equivalent to 5275 watt have enough efficient to cool the room the size of 35.2 m2 because total peak of sensible and latent heat expected in the space not much bigger than the capacity of AC, equal to 6230.51 watt The three sensor of the measurement were located around thermal comfort zone and the result of response testing of set-point fixed with variation of AC fan speed settings show that the average temperature of the room with a cooling load amount 2100 watts reach steady state at a temperature of 24oC in the 14th minute. Total of Sensible and latent heat amount 3139 watts that are generated during the testing of internal disturbance response resulted in increasing of room temperature from 24oC till 25.2°C , the room still at comfort zone because still in SNI standard temperature range between 22.8oC to 25.8oC
Kata Kunci : zona nyaman standard SNI karena masih berada pada rentang suhu 22,8oC hingga 25,8oC. Kata Kunci :