Etika subsistensi dan resiprositas sebagai strategi ketahanan pangan rumah tangga petani berlahan sempit :: Sebuah penelitian di desa Mulyodadi, Kecamatan Bambanglipuro, Bantul
BARORI, M, Dr. Heru Nugroho
2001 | Tesis | S2 SosiologiPenelitian ini bertujuan, pertama, untuk mengetahui pron.t rumah tangga petani berlahan sempit dalam hubungannya dengan kemampuan penyediaan pangan, kedua, mengidentifikasi bekerjanya institusi-institusi etika subsistensi dan resiprositas sebagai strategi ketahanan pangan rumah tangga tersebut di masa krisis. Sesuai dengan permasalahan yang diteliti maka penelitian ini menggunakan metode studi kasus yang diperkuat dengan metode survei. Metode survei dilakukan untuk memperoleh gambaran secara umum kondisi sosial ekonomi rumah tangga petani serta untuk menetapkan sumber-sumber informasi yang diperlukan. Selanjutnya sesuai dengan tujuan penelitian maka data yang telah diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif. Penelitian dilakukan di Desa Mulyodadi, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan atas pertimbangan bahwa desa tersebut termasuk desa miskin, tingkat fragmentasi tanah sawah dan pekarangan cukup tinggi serta saat penelitian sedang dioperasionalisasikan program Jaring Pengaman Sosial (JPS) pangan. Unit analisis dalam penelitian ini adalah rumah tangga petani berlahan sempit yakni petani yang menguasai lahan sawah kurang dari 400 meter persegi. Penentuan responden dilakukan melalui tahapan-tahapan pelacakan dokumen mengenai pemilikan tanah oleh petani, penentuan besarnya sampel sebagai responden dan pemilihan responden untuk mendapatkan informasi yang mendalam. Data primer diperoleh melalui observasi dan wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh melalui pencatatan dan penafsiran atas dokumen-dokumen yang terdapat di kantor desa. Hasil penelitian menunjukkan, pertama, kondisi agroekologis desa Mulyodadi maupun kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat sangat kondusif bagi bekerjanya institusi-instistusi etika subsistensi dan resiprositas. Tingkat fragmentasi tanah cukup tinggi balk tanah sawah maupun pekarangan karena sistem warisan dan tekanan penduduk. Akibatnya pemilikan tanah sawah rata-rata rendah sehingga kemampuan menghasilakn pangan pun terbatas, kedua, profit rumah tangga petani berlahan sempit ditunjukkan oleh pemilikan tanah sawah yang sempit rata-rata antara 200 — 400 meterpersegi, sifat pertanian subsisten, mengandalkan kegiatan buruh dan jasa bakulan untuk meningkatkan daya beli. Proporsi pengeluaran untuk pangan paling tinggi, tingkat pendidikan rendah, pola makan mengutamakan nasi sebagai sumber karbohidrat utama, ketiga, institusi-institusi etika subsistensi sebagai strategi ketahanan pangan ditunjukkan oleh semangat selalu menanam padi dengan tingkat intensifikasi yang cukup tinggi melalui pola usaha tani padi-padi-palawija. Penanaman palawija bertujuan agar tanah subur kembali. Tidak menjual hasil panen, memelihara ternak khususnya ayam untuk mendukung kelangsungan usahataninya, bekerja sebagai buruh tani maupun bakulan hasil bumi di pasar khususnya oleh wanita merupakan bentuk semangat subsistensi yang lain, keempat, institusi-institusi resiprositas ditunjukkan oleh hubungan-hubungan sosial yang berkaitan dengan proses produksi pertanian khususnya tanaman pangan (padi) , seremonial desa dan upacara-upacara memperingati peristiwa-peristiwa kehidupanladat. Sating membantu tanpa imbalan uang dalam pekerjaan tanam, panen serta pinjam meminjam sarana produksi maupun peralatan pertanian merupakan salah satu bentuk resiprositas dimaksud. Upacara-upacara adat desa yang sarat dengan pengadaan pangan merupakan bentuk lain dari institusi resiprositas yang memberikan jaminan pangan bagi rumah tangga petani berlahan sempit.
The purpose of this research is, first of all, to know the profile of peasant household with narrow land in relation to capability of food supply, secondly, to identify the work of institutions of ethic of subsistence and reciprocity as strategy of food security of peasant household with narrow land in crisis period. In accordance with the problem researched, the research uses case study method supported with survey method. The survey method is carried out to get general description on the social-economic condition of the peasant household and to determine the sources of information needed. Then in accordance with the purpose of this research the data obtained are analyzed descriptively qualitative. The research was carried out in the village of Mulyodadi, Bambanglipuro District, Bantul Regency. The choice of research location was based on consideration that the said village is included as a poor village, the level of fragmentation of paddy field and farmyard is high enough and at the time of this research, the food programme of social safety nett was in operation. The unit of analysis in this research is peasant household with narrow land, namely one with paddy field less than 400 square meters. The determination of respondent was carried out through stages of tracking down documents on ownership of peasant's land, the determination of number of samples as respondents and the choice of respondents were to obtain deep information. The primary data were obtain through observation and interview, while the secondary data through recording and interpretation on the documents found in the village office. The result of the research shows that, firstly, the profile of peasant household with narrow land is characterized by the fact that the paddy field owned is the source of food (rice) which is limited and the farming is subsistent, and to increase their food buying power , they depend on sources of income from working as farm-labor and from non-farming jobs. Secondly, the institutions of ethic of subsistence were manifested by the spirit to grow paddy intensively twice a year , not to sell the product (paddy), variety of work by peasant household members, particularly women. Thirdly, the institutions describing the spirit of reciprocity are manifested in social relations during process of farming production, village ceremonies and other ceremonies related to human life cycle.
Kata Kunci : Petani, Lahan Sempit, Ketahanan Pangan, peasant household, strategy, food security