PEMBENTUKAN BINTIL AKAR DAN PENAMBATAN NITROGEN OLEH RHIZOBIA PADA TANAMAN KEDELAI DI TANAH GAMBUT
MUHAMMAD IRKHAM HUSEINI, Ir. Sri Wedhastri, M.S.
2014 | Skripsi | MIKROBIOLOGI PERTANIANEkstensifikasi lahan pertanian dengan penggunaan lahan gambut dapat menjadi solusi untuk meningkatkan produksi kedelai, namun lahan gambut memiliki pH rendah yang berpengaruh terhadap pertumbuhan rhizobia dan produksi kedelai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan rhizobia dalam membentuk bintil akar dan menambat nitrogen pada tanaman kedelai di tanah gambut. Di dalam penelitian ini, digunakan 106 isolat rhizobia koleksi Laboratorium Mikrobiologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Isolat ini diuji dan dibandingkan dengan Bradyrhizobium japonicum USDA 122 dan B. japonicum THA 7. Isolat tersebut ditumbuhkan pada tanah gambut tanpa amelioran. Sebagai kontrol, tanaman kedelai yang tidak diinokulasi, ditanam pada tanah gambut yang dipupuk atau tidak dipupuk. Rhizobia yang menunjukkan kemampuan membentuk bintil akar dan menambat nitrogen kemudian diuji dengan tanaman kedelai di tanah gambut dengan amelioran. Sebagai kontrol, tanaman kedelai yang tidak diinokulasi ditumbuhkan pada tanah gambut yang diameliorasi dan dipupuk serta diameliorasi dan tidak dipupuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 19 isolat yang digunakan mampu membentuk bintil akar pada tanaman kedelai di tanah gambut tanpa amelioran, namun hanya 10 isolat yang mampu menambat nitrogen. Isolat tersebut adalah AII3a2, AIII1a1, AIII7a2, BIod2, C10c)4.3, C10c)8.3, C10c)13.1, C10c)13.5, C10c)14.1, C11a)11.2, dan B. japonicum USDA122. Ketika isolat tersebut diujikan kembali pada tanaman kedelai di tanah gambut yang telah diameliorasi, 10 isolat tersebut mampu membentuk bintil akar, namun hanya 3 isolat yang mampu menambat nitrogen. Isolat tersebut adalah AII3a2, BIod2 dan C10c) 4.3. Berdasarkan uji fenotipik, 19 isolat memiliki sifat Gram negatif dan 12 isolat diantaranya bersifat slow grower sesuai dengan sifat B. japonicum USDA122 dan B. japonicum THA7.
Extensification of the agricultural land by utilizing peat soil can be a solution to enhance soybean production, however peat soil has low pH which affect rhizobial growth and soybean production. The objective of this study was to select rhizobia isolates based on their ability to form nodules and fix nitrogen on soybean (Glycine max) grown in peat soil. This study used 106 rhizobia isolates, collection of the Laboratory of Agricultural Microbiology, Gadjah Mada University. These isolates were assayed and compared with Bradyrhizobium japonicum USDA 122 and B. japonicum THA 7. They were grown on peat soil without ameliorant. Uninoculated soybean grown either on fertilized and unfertilized peat soil were used as negative controls. Rhizobia which had ability to nodulate as well as to fix nitrogen were then examined to nodulate and fix nitrogen on soybean grown on ameliorated peat soil. Uninoculated soybean grown either on ameliorated-fertilized and ameliorated-unfertilized peat soil were used as negative controls. The result showed that 19 isolates could nodulate soybean roots in peat soil without ameliorant, but only 10 isolates were able to fix nitrogen. They were AII3a2, AIII1a1, AIII7a2, BIod2, C10c)4.3, C10c)8.3, C10c)13.1, C10c)13.5, C10c)14.1, C11a)11.2, and B. japonicum USDA122 respectively. When they were grown on ameliorated peat soil, 10 isolates could nodulate soybean roots, but only 3 isolates were able to fix nitrogen. They were AII3a2, BIod2 and C10c) 4.3 respectively. Based on the phenotypic test, all the 19 isolates were gram negative, and only 12 isolates were slow grower, similar to B. japonicum USDA 122 and B. japonicum THA 7.
Kata Kunci : gambut, kedelai, rhizobia, pembintilan, penambatan nitrogen