PENENTUAN SISTEM PELARUT OPTIMUM PADA EKSTRAKSI ANTOSIANIN DARI KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) BERDASARKAN PARAMETER KADAR ANTOSIANIN DAN DENSITAS WARNA
MUHAMMAD YUSUF S., Andayana Puspitasari Gani, M.Si., Apt.
2014 | Skripsi | OBAT ALAMIBahan aditif berupa zat warna merupakan bahan yang tidak bisa dipisahkan dari produk-produk makanan olahan dewasa ini. Penggunaannya menuntut pengawasan ketat, terlebih dengan maraknya bahan pewarna sintetis yang lebih dipilih daripada pewarna alam. Rosella merupakan salah satu sumber daya yang berpotensi tinggi untuk dijadikan muasal bahan pewrana alami dengan kandungan antosianinnya yang tinggi. Optimasi ekstraksinya perlu dikaji lebih dalam untuk mendapatkan ekstrak antosianin yang stabil dan berlimpah dengan menggunakan variabel variasi komposisi pelarut, jenis sistem asam pelarut, dan durasi ekstraksi. Sistem pelarut dibuat dalam 2 jenis, yakni pelarut yang diasamkan dengan 0,01% HCl dan yang diasamkan dengan 3% asam asetat. Jenis pelarut yang dipakai adalah EtOH absolut 1 bagian, campuran EtOH dan aquades masing-masing 0,5 bagian, dan aquades 1 bagian. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi selama 24 jam. Terhadap ekstrak yang didapat dilakukan pengukuran kadar antosianin dan densitas warna menggunakan metode pH diferensial. Sistem pelarut yang paling optimal diperoleh berdasarkan metode simplex lattice design, kemudian dilanjutkan dengan mencari durasi ekstraksi yang paling optimal dengan menggunakan sistem pelarut terpilih. Respon tertinggi pada kedua jenis sistem asam diperoleh pada komposisi pelarut aquades 1 bagian, namun di antara keduanya tidak ada perbedaan signifikan (α=0,131). Durasi ekstraksi yang paling optimal untuk menyari antosianin kelopak bunga rosella adalah pada t = 12 jam dengan perolehan kadar antosianin dan densitas warna yang tidak lebih besar dibandingkan dengan durasi yang lebih lama. Namun penambahan durasi ekstraksi > 12 jam tidak memberikan penambahan respon yang setimpal.
The addition of colorant agents on the food and beverage products were can not be avoided. The usage of them requires a strict of supervision, moreover the high tendency in the use of synthetic colorants. Roselle (Hibiscus sabdariffa L.) is one of the natural resources and has a high potency to be the origin of natural colorant because of its high content of anthocyanins. The optimization of its anthocyanin extraction requires a separate study for reach the high and stable content of anthocyanin extracts by vary the solvent’s compotition, acidify the solvent with organic or mineral acid, and measure the duration of extraction. The solvent’s system was made on 2 types, acidified with 0.01% of HCl and acidified with 3% of acetic acid. The solvent’s compotition on each system was made on 3 formulas, 1 part of absolute ethanol; mixture of ethanol and aquades on 50:50; and 1 part of aquades. Maseration in 24 hours was selected as the extraction method. pH differential method was selected for measure the anthocyanin’s concentration and color density. The optimum solvent system was measured with simplex lattice design method. The optimum duration was measured after optimum solvent’s system was obtained. The highest respond on both of the acidified solvent’s system was obtained at the 1 part aquadest compotition, and there is no significance in both (α=0,131). The optimum duration was obtained at t = 12 hour with no significance respond in the increase of duration. So there is no equitable respond on the increase of duration extraction after 12 hour.
Kata Kunci : rosella, antosianin, optimasi ekstraksi, simplex lattice design, pH diferensial