GEOLOGI, ALTERASI, MINERALISASI BIJIH, DAN KARAKTERISTIK FLUIDA HIDROTERMAL PADA ENDAPAN EMAS EPITERMAL SULFIDASI RENDAH DI DAERAH CIHONJE-PANINGKABAN, KECAMATAN GUMELAR, KABUPATEN BANYUMAS, PROPINSI JAWA TENGAH

FAHMI HAKIM, Dr. Arifudin Idrus, S.T, M.T.

2014 | Skripsi | TEKNIK GEOLOGI

Daerah penelitian terletak di Desa Cihonje dan Paningkaban, Kabupaten Banyumas, Propinsi Jawa Tengah. Di daerah penelitian banyak dijumpai penambang emas rakyat yang beroperasi. Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin mengetahui tipe dan karakteristik dari endapan emas di daerah penelitian. Di lokasi penelitian terdapat beberapa pola arah urat antara lain utara-selatan, baratlaut-tenggara, dan timur laut-barat daya. Batuan induk dari proses mineralisasi adalah batuan sedimen turbidit vulkanik klastik yang termasuk pada Formasi Halang. Dimana terdiri dari satuan perulangan gradasi batupasir-batulanau yang memiliki porositas dan permeabilitas yang baik. Sedangkan struktur geologi yang mengontrol mineralisasi adalah kekar ekstensi, Sesar Geser Kiri Menurun Babakan dan Sesar Geser Kiri Paningkaban. Sistem bukaan urat diketahui sebagai tipe jogs dengan bukaan berupa en-echelon tension veins. Pola arah urat yang paling banyak terdapat mineralisasi bijih adalah pola urat dengan arah baratlaut-tenggara. Daerah penelitian terdiri dari 4 zona alterasi yaitu alterasi filik (serisit–kuarsa–pirit±karbonat±klorit), alterasi argilik (illit– smektit–illit/smektit–karbonat–kuarsa–serisit–dikit±klorit), alterasi sub-propilitik (klorit– klorit/smektit–smektit–karbonat±kuarsa±zeolit), dan alterasi lemah sub-propilitik (klorit/smektit±karbonat). Zona alterasi yang paling banyak terdapat mineral bijih seperti emas, elektrum, perak, pirit, kalkopirit, sfalerit, galena, arsenopirit, cubanite, markasit, kovelit dan tenantit adalah zona alterasi argilik. Struktur hidrotermal yang dijumpai adalah massive vein, vein swarm, low angle veins, stockwork and breksi diatrema. Tekstur urat yang dijumpai di daerah penelitian antara lain normal banded, cockade, crustiform, bladed carbonate, comb, dan sakaroidal. Hal yang menarik mengenai penelitian ini adalah dijumpainya mineral gangue yang didominasi oleh mineral karbonat dengan sejumlah kecil kuarsa yang mengandung kadar emas cukup tinggi (sampai 83 g/t Au). Tahapan mineralisasi terdiri dari tahap 1 (fluidized breccia), tahap 2 (quartz vein), tahap 3 (carbonate-base metal), tahap 4 (late carbonate), dan yang terakhir tahap 5 (supergen). Tahapan mineralisasi tersebut berkisar pada suhu 230~>300oC untuk tahap hipogen dan 150-210oC untuk tahap supergen. Sedangkan estimasi temperatur pembentukan endapan berdasarkan data inklusi fluida pada mineral induk kuarsa dan kalsit berkisar antara 250- 298oC. Berdsarkan hal itu diperkirakan kedalaman pembentukan endapan adalah ±890 meter dibawah paleosurface. Fluida hidrotermal memiliki salinitas rendah yaitu 0,71 – 1,07 wt.% NaCl eq. pada mineral induk kuarsa, dan 0,18 wt% NaCl eq. pada mineral induk kalsit. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi pencampuran fluida hidrotermal yang didominasi oleh fluida meteorik dengan fluida yang kaya CO2. Berdasarkan data penelitian dan dikomparasi dengan model yang telah ada, maka tipe endapan emas di daerah penelitian merupakan endapan epitermal sulfidasi rendah dengan tipe Carbonate – Base Metal Gold.

The research area is located in Cihonje and Paningkaban Village, Banyumas Regency, Central Java Province. The research area is found by many artisanal and small-scale gold miners (ASGM) are operating in that area. Based on that, researchers want to know the types and characteristics of deposits that produce gold. In the research area there are several vein orientation with the relative direction north-south, northwest-southeast and northeast-southwest. Host rock of the mineralization are turbidite volcaniclastic sedimentary rocks of the Halang Formation, consist of looping gradation of sandstone and siltstone unit which have a good porosity and permeability. While the geological structures which controls mineralization is an extension joints, Babakan Normal Left Slip Fault and Paningkaban Left Slip Fault. Dilational ore environment is known as the type of jogs in the form of en-echelon tension veins. Vein orientation which are most abundant of ore mineralization is the northwest – southeast vein direction. There are 4 zones of alteration: phyllic alteration (sericite-quartz-pyrite±carbonate± chlorite), argillic alteration (illite-smectiteillite/ smectite-carbonate-quartz-sericite-dickite±chlorite), sub-propylitic alteration (chloritechlorite/ smectite-smectite-carbonate±quartz±zeolite), and weak sub-propylitic alteration (chlorite/smectite±carbonate). Hydrothermal alteration zones that show high mineralization with the set of ore minerals such as native gold, electrum, native silver, pyrite, chalcopyrite, sphalerite, galena, arsenopyrite, cubanite, marcasite, covelite and tennantite is generally found in the argillic alteration zone. Hydrothermal structures were identified as massive vein, vein swarm, low angle veins, stockwork and disperse in diatreme breccia. Various types of vein textures are present, such as normal banded, cockade, crustiform, bladed carbonate, comb, and saccharoidal. Something interesting about this study is almost all of gangue minerals present are carbonate, and minor quartz with a high grade of gold (until 83 g/t Au). Stages of mineralization in the study area consists of stage 1 (fluidized breccia), stage 2 (quartz vein), stage 3 (carbonate-base metal), stage 4 (late carbonate), and the last stage 5 (supergene). The mineralization stages at temperatures ranging from 230~>300oC for hipogen stage and 150-210oC for supergene stage and estimated from fluid inclusion study of quartz and calcite ranges from 250-298oC. It is estimated the depth of mineralization is ±890 meters below the paleosurface. The hidrotermal fluid is dilute, with an salinity 0,71 – 1,07 wt.% NaCl eq. from quartz, and 0,18 wt% NaCl eq. from calcite. It is speculated that these systems form as a result of the mixing of hydrothermal fluid (dominant by meteoric water) with CO2-rich waters. Based on the data and comparison to existing models, it’s indicates that the ore deposits types present in the research area is typical of low sulphidation epithermal especially carbonate-base metal-gold mineralization system.

Kata Kunci : Cihonje-Paningkaban, en-echelon tension vein, alterasi, karbonat, inklusi fluida, fluida yang kaya CO2, epitermal sulfidasi rendah, carbonate-base metal gold.