POLA RELASI KUASA ANTARA NEGARA, NGO, DAN MASYARAKAT DALAM POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) UNTUK MENGATASI MASALAH KEMISKINAN (Studi Posdaya Delima, Gemawang, Sinduadi, Mlati, Sleman)
ADNINDA GUSTIA PUTRI, Dr. Haryanto, MA.
2014 | Skripsi | ILMU PEMERINTAHAN (POLITIK DAN PEMERINTAHAN)Kemiskinan merupakan masalah krusial di Indonesia. Berbagai program kemiskinan telah digalakkan namun hingga saat ini masalah tersebut belum juga dapat teratasi. Hingga pada akhirnya mumcullah berbagai pihak untuk mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia salah satunya Damandiri. Yayasan Damandiri dalam hal ini sebagai NGO (Non Government Organisation) menciptakan sebuah gerakan pemberdayaan yang diberinama Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga). Hal ini merupakan fenomena yang cukup unik dimana aktor informal melakukan fungsi aktor formal yaitu pemberdayaan dalam rangka pengentasan kemiskinan. Dalam kacamata ilmu politik, pemberdayaan tidak terjadi dalam ruang hampa. Terdapat intervensi nilai, kepentingan, dan sumberdaya. Fokus dalam penelitian ini adalah pola relasi kuasa seperti apakah yang terjadi antara Yayasan Damandiri, Pemerintah Desa Sinduadi, dan Masyarakat Dusun Gemawang dalam Posdaya Delima. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah studi kasus deskriptif. Studi kasus deskriptif berfungsi untuk menjelaskan dan membaca pola relasi yang terjadi dalam pemberdayaan Posdaya Delima. Lebih lanjut dalam penelitian studi kasus menggunakan berbagai sumber bukti yang bertujuan agar penelitian tidak terlampau objektif. Berdasarkan temuan di lapangan bahwasanya terdapat struktur kuasa yang dilandasi dari transfer sumberdaya antara aktor informal (NGO) dalam hal ini Yayasan Damandiri resource yang dimiliki adalah sejumlah dana untuk kegiatan pemberdayaan, sementara aktor formal yaitu Pemerintah Desa Sinduadi memiliki resource berupa fasilitas dan tenaga ahli sehingga pola relasi kuasa yang terjadi bersifat positif dan saling membangun. Sementara posisi masyarakat disini adalah menerima kemanfaatan daria adanya relasi tersebut. Masyarakat menjadi bergantung dengan adanya pemberdayaan Posdaya Delima karena masyarakat mendapatkan pinjaman modal usaha, pelayanan kesehatan dan pendidikan gratis dari adanya relasi tersebut. Dalam membaca tipe relasi kuasa yang terjadi, penelitian ini menggunakan kacamata dari Levitsky bahwasanya terdapat empat pola relasi yang terjadi yaitu complementary, substitusi, accommodative, dan competing. Bila kita refleksikan dalam pemberdayaan Posdaya Delima pola relasi kuasa yang terjadi adalah complementary, hal ini dikarenakan aktor informal dan aktor formal saling mendekat dimana dalam hal ini Yayasan Damandiri mengisi lubang kosong yang tidak dimiliki Pemerintah Desa Sinduadi, dan sebaliknya. Selain itu, Keberadayaan Yayasan Damandiri menguatkan daya yang dimiliki masyarakat lokal sehingga terciptanya koordinasi dan kerjasama strategis antara Yayasan Damandiri, Pemerintah Desa Sinduadi dan Masyarakat Dusun Gemawang yang tergabung dalam Posdaya Delima.
-
Kata Kunci : strategi pemberdayaan,relasi kuasa, aktor formal, aktor imformal