Laporkan Masalah

ANALISIS SEDIMENTOLOGI BATUPASIR FORMASI LATIH BERDASARKAN DATA PERMUKAAN DI DAERAH BERAU, KALIMANTAN TIMUR

WINDA KURNIAWATI, Dr. Sugeng Sapto Surjono

2014 | Skripsi | TEKNIK GEOLOGI

Formasi Latih di daerah Berau tersusun terutama oleh batupasir yang merupakan reservoir yang sudah terbukti di Sub-Cekungan Tarakan, yang dikenal sebagai Formasi Meliat. Di Daerah Berau yang masuk dalam Cekungan Sub- Berau, Cekungan Tarakan, Formasi Latih tersingkap baik di daerah Tanjung Redeb. Memahami karakteristik dan sedimentologi Formasi Latih di daerah penelitian diharapkan dapat diterapkan pada Formasi Meliat, sehingga kegiatan eksplorasi dapat lebih terarah. Untuk mencapai tujuan tersebut, dua lintasan stratigrafi sepanjang jalan Tanjung Redeb – Sangatta dan Tanjung Redeb – Tepian telah diukur untuk mengidentifikasi suksesi vertikal dari Formasi Latih bagian bawah dengan ketebalan total terukur mencapai 190m. Analisis lanjut di laboratorium meliputi tiga belas sampel untuk petrografi, enam sampel untuk analisis granulometri dan tiga sampel untuk analisis paleontologi. Karakter batupasir di bawah analisis mikroskop menunjukkan dominasi arenit dengan semen oksida besi hematit. Analisis granulometri menunjukkan ukuran rata-rata batupasir adalah berukuran pasir sedang, bersortasi buruk, dengan morfologi butir subrounded dan sphericity very equant. Berdasarkan analisis paleontologi, diketahui bahwa Formasi Latih terendapkan pada paleobatimetri neritik tengah sampai transisi selama Miosen Tengah (N8-N10). Lingkungan pengendapan adalah delta yang menunjukkan kombinasi ombak dan pasang surut mendominasi sekuen bagian bawah Formasi Latih ini.

Latih Formation in Berau area mainly composed of sandstone, which in Tarakan Sub-basin known as Meliat Formation, is believed as a proven reservoir. In Berau area, which is still part of Berau Sub-basin of Tarakan Basin, Latih Formation are found in Tanjung Redeb area. A comprehensive knowledge in characteristic and sedimentology of Latih Formation is expected to also be applied on Meliat Formation as well, thus leads to a more focused exploration activity. In order to reach the aim, two traverse lines along the road of Tanjung Redeb-Sangatta and Tanjung Redeb-Tepian have been measured and analyzed to identify the lower part vertical succession, with total 190meters thick, of Latih Formation. Laboratorium analysis includes petrographical (13 samples), granulometry (6 samples) and paleontological analyses (3 samples). A dominant composition of arenites with iron oxide of hematit as cement is identified from sandstone samples under petrographical analysis. Based on granulometry analysis, sandstone samples has average grain size of medium sand, poorly sorted, sub-rounded morphology and very equant sphericity. Paleontological analysis has mentioned that Latih Formation was deposited within mid-neritic to transitional paleobathymetry during Middle Miocene (N8-N10). Typical of deltaic depositional environment, with combination of wave and tidal influence, is mainly identified on the lower part of Latih Formation.

Kata Kunci : Formasi Latih, arenit, granulometri, delta


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.