Laporkan Masalah

ANALISIS POTENSI LIMBAH NATA DE COCO SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOETANOL (Di CV. Agrindo Suprafood)

WENANDIA NURFALA Y, Dr. Jumeri STP., M.Si

2014 | Skripsi | TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

Energi adalah kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia. Semakin meningkat pertumbuhan penduduk di muka bumi maka semakin meningkat pula kebutuhan energi yang digunakan, namun energi yang banyak digunakan adalah energi yang tidak dapat diperbaharui yang menimbulkan terjadinya krisis energi pada masa yang akan datang. Jalan keluar untuk mengatasinya maka digencarkan penelitian yang berkaitan dengan energi alternatif yang dapat diperbaharui (bioenergi), salah satunya adalah bioetanol. Bioetanol merupakan bahan bakar yang dapat diperoleh dengan mudah dari hasil fermentasi bahan-bahan nabati (tumbuhan) yang mengandung glukosa, karbohidrat dan selulosa. Bahan tersebut banyak diperoleh dari bahan pangan yang merupakan faktor utama bagi semua makhluk hidup. Upaya untuk menghindari kompetisi antara ketersediaan bahan pangan, pakan dan sumber energi maka dicari bahan-bahan lain yang merupakan limbah ataupun sisa proses pengolahan pangan sebagai bahan baku bioetanol. Salah satunya adalah dari limbah pengolahan pangan yang sudah tidak dimanfaatkan lagi. Penelitian yang akan dilakukan pada skripsi ini adalah menganalisis potensi limbah hasil pembuatan nata yang mengandung selulosa sebagai bahan alternatif pembuat bioetanol. Dari penelitian ini didapatkan beberapa manfaat, diantaranya adalah pengetahuan akan pengolahan limbah menjadi bahan yang lebih berguna, meminimalkan pencemaran limbah terhadap lingkungan, dan mengetahui potensi limbah tersebut sebagai bahan alternatif bioenergi. Pengujian dimulai dari pemecahan rantai selulosa bahan menjadi glukosa dengan menggunakan enzim untuk menghasilkan gula reduksi tertinggi, kemudian media tersebut akan difermentasi menjadi bioetanol. Fermentasi dilakukan menggunakan S. cerevisiae dengan waktu yang sesuai kemudian didistilasi sehingga menghasilkan etanol. Secara teknis kandungan limbah padat nata de coco berpotensi menjadi bioetanol, karena gula reduksi dari pemecahan selulosa pada bahan dapat difermentasi oleh S. cerevisiae. Dari gula reduksi 0,86% menghasilkan etanol dengan kadar 0,68%. Namun secara teknis produksi dan kadar etanol yang terlalu kecil, membuat bioetanol dari limbah nata ini tidak layak dijadikan bahan bakar substitusi pengganti BBM. Hal ini dikarenakan keterbatasan bahan baku, volume yang dihasilkan sedikit dan bahan pembantu yang cukup mahal. Sehingga secara finansial media limbah nata de coco juga tidak memiliki potensi untuk dikomersialisasikan.

Energy is the basic requrement of the human life. More people development will be more energy requirement needs. During the time, using the energy unrenewal that become causes of energy crisis in the future. The solution to solve this problem is by unceasing research related with the alternative energy that can be renewal (bioenergy), one of them is bioethanol. Bioethanol is an easy result of burn material from plants fermentation contains of glucose, carbohidrate, or cellulose. The materials were found from the food materials as the main factor for the people. The effort to avoid competition between the stock of food materials and the source, so the alternative is make bioethanol from compose heap of food production example nata de coco’s waste. This observation is to analyzed wether potential or unpotential from compose heap of nata de coco to be the substitude material of bioethanol. From thus observation hopely can find many benefit like knowledge of the result and process from the waste to be beneficial matter and minimize waste contamination to enviroment. The observation start from splitting up the material cellulosa chains being glucose using ezyme to produce higher sugar reduction, then the media will be fermentated to be bioethanol. The fermentation using S.cerevisiae in the accurate propper time and then will be distilating till produce etanol. Technically the solid waste of nata de coco potentionaly to be bioethanol, because reduction sugar from sacarification process could be fermentated with S.caerevisiae. Sugar reduction from nata’s waste are 0.86% and be 0.68% bioethanol. Product bioethanol from nata’s waste have a very small content so unpotential to be substitution of BBM commercially. Other than that, bioethanol from nata’s waste have a high production cost and lack of stock material.

Kata Kunci : Bioenergi, Bioetanol, Limbah nata.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.