ALASAN PEMERINTAH INGGRIS MERATIFIKASI TRAKTAT LISABON DI TENGAH GELOMBANG EUROSCEPTICISM
IVORRY CHAKA NP, Dr. Siti Muti'ah Setiawati, MA.
2014 | Skripsi | Ilmu Hubungan InternasionalSikap Inggris terhadap proses integrasi Eropa selalu menjadi pengamatan yang menarik karena karakteristik eurosceptic yang menonjol dari negara tersebut. Kemunculan sikap eurosceptic ini dilatarbelakangi oleh perspektif Inggris dalam melihat karakteristiknya yang berbeda dengan entitas Eropa kontinental. Pascaperangdunia II, bersamadengan AS Inggris muncul sebagai kekuatan dominan dimana pada waktu yang sama negara Eropa lain mengalami keterpurukan karena dampak perang. Inggris mengidentifikasi dirinya dalam posisi yang cukup unik sebagaipusat dari titik pertemuan tigalingkarangeopolitik. TigalingkarangeopolitikiniadalahhubunganInggrisdengannegara-negarapersemakmuran, hubungankhusus (specialrelationship) di antaraInggrisdenganAmerikaSerikat, dan yang terakhiradalahhubunganInggrisdenganEropa. Dalam kondisi ketika euroscepticism berkembang di hampir seluruh kalangan masyarakat Inggris, kebijakan ratifikasi yang diimplementasikan Gordon Brown terhadap Traktat Lisbon menjadi isu kontroversial. Hal ini disebabkan karena isi Traktat Lisbon yang bersifat high politics dimana di dalamnya terdapat ketentuan mengenai reformasi institusional UE. Reformasi ini sedikit banyak akan berpengaruh pada eskalasikekuasaan UE. Pilihan Brown untuk tetap mempertahankan kebijakan ratifikasi Traktat Lisbon tanpa melalui proses referendum yang sebelumnya pernah dijanjikan oleh partai Buruh dalam manifesto kampanye pemilihan umum mengakibatkan degradasi kepercayaan masyarakat Inggris terhadap pemerintah. Hal ini juga menjadi bahan kritik pada kampanye pemilu 2010 yang dilancarkan oleh kubu oposisi, partai Konservatif. Bagaimana Brown berhasil meloloskan kebijakan Traktat Lisbon di tengah segala kontroversi yang ada menjadi fokus pengamatan yang diangkat dalam penelitian ini. Pertamatama, skripsi ini akan menjelaskan bagaimanaafiliasi Brown dengan New Labour mempengaruhi perspektif, kepentingan, dan komitmen Brown sebagai pemimpin. Adanya pergeseran visi dan nilai yang terjadi di dalam partai Buruh dengan kelahiran New Labour juga menjadi landasanbesarnya dukungan politik yang dimiliki oleh Brown untuk memenuhi tujuan Partai Buruh; menempatkan Inggris tepat di jantung Eropa.
UK demeanor towards European integration process always becomes interesting observation due to prominent eurosceptic characteristic of the country. The emergence of this eurosceptic demeanor have been caused by UK perspectives on their own different characteristic with continental Europe. Post world war II, UK emerged as dominant power along with US while other European countries conditions worsened due to effect of war. UK identified itself in quite unique position as center of intersection from three geopolitics circle. This three geopolitics circle are relationship between UK and commonwealth countries, special relationship between UK and US, and the latter is UK’s relationship with EU. Under the circumstances when euroscepticism develop in almost every circle of Britons, the ratification policy implented by Gordon Brown on Lisbon Treaty becoming controversial issues. It caused by thehigh politics characteristic of Lisbon Treaty contents, whereas it contains provision about institutional reformation on EU. This reformation more or less will influenced the escalation of EU power. Brown’s choice to preserve ratification policy without referendum process which already promised before in former general election manifestos caused degradation on Briton’s belief towards government. This also becoming critique on 2010 general election campaign which given by opposition group, Conservative Party. How Brown succeeds to ratify Lisbon Treaty among all the controversies become the focus observation brought by this research. At first, this thesis will explain how Brown’s affiliation with New Labour influences his perspective, interest, and commitment as a leader. The shift of vision and value inside Labour Party with the birth of New Labour also becoming Brown’s strong support baseto fulfill Labour Party’s direction; to put UK in the middle of Europe’s heart.
Kata Kunci : Euroscepticism, ratifikasi, referendum, Traktat Lisbon, New Labour, Inggris