ANALISIS MORFO-SEMANTIS ISTILAH-ISTILAH PERMAINAN NEKERAN DI KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL
GALIH ADHI KARTIKO, Marsono, Prof., Dr., S.U.
2014 | Skripsi | SASTRA NUSANTARABanyak jenis permainan anak tradisional sudah jarang dimainkan dan makin lama tampaknya akan semakin tidak dikenal, serta diperkirakan akan punah. Permainan anak tradisional ini dapat menjadi aset budaya yang berharga dalam pembentukan identitas sebuah komunitas, masyarakat ataupun sebuah bangsa. Salah satu permainan anak tradisional adalah nekeran. Nekeran merupakan sebuah permainan tradisional yang menggunakan kelereng sebagai alat permainannya. Permainan nekeran berasal dari bahasa Belanda yaitu kata knikker. Nekeran/kelereng juga disebut gundu, keneker, kelici, guli, stin (Jawa Tengah). Permainan ini dapat ditemukan di berbagai tempat, khususnya di sekitar Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Permainan ini dilakukan oleh anak-anak maupun dewasa. Dalam permainan ini banyak istilah yang digunakan pemain. Contohnya gacuk, sladhang, uncal, biri dan lain sebagainya. Istilah-istilah tersebut diteliti dan dianalisis secara morfo-semantis, sehingga dapat diketahui maksud dan tujuan penggunaannya. Permainan nekeran ini selain diteliti juga didokumentasikan agar permainan anak tradisional ini dapat dikenal kembali oleh anak-anak modern dan tidak hilang ditelan jaman.
Many types of traditional children's games are rarely played and the longer it seems to be increasingly unpopular, and it is predicted to become extinct. Traditional children's games can be a valuable asset in the formation of cultural identity of a community, society or nation. One of the traditional children's games are nekeran. Nekeran is a traditional game using marbles as a means to play the game. Nekeran game comes from the Dutch word knikker. Nekeran/marbles also called gundu, keneker, kelici, guli, stin (Central Java). This game can be found in various places, especially around communities of Yogyakarta Province (DIY). The game is played by children and adults. In this game, the player have a lot of terms and condition that must be understood. For example gacuk, sladhang, uncal, biri, and etc. These terms are studied and analyzed in morpho-semantic, so that the terms then identified for its intention and its purposes used in the game. This nekeran game besides studied also documented so that traditional children's games will be popular and played again by the children and not vanish in the modern era.
Kata Kunci : Permainan tradisional, nekeran, knikker, gundu, morfo-semantis