Laporkan Masalah

POTENSI KACANG KORO PEDANG PUTIH (Canavalia ensiformis) DALAM PELET PAKAN IKAN DITINJAU DARI ASPEK TEKNIS DAN FINANSIAL

OLANDO PUTRA ARITRA, Dr. Ir. Endy Sywondo, DEA

2014 | Skripsi | TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

Kompetisi antar jenis tanaman menyebabkan tanaman kacang koro pedang tersisih. Di daerah Temanggung, produktivitas kacang koro pedang putih cukup tinggi (7 ton Ha-1). Ketersediaan yang melimpah dan kandungan protein yang tinggi (23-32%) menyebabkan kacang koro pedang putih berpotensi dijadikan sebagai bahan baku pelet pakan ikan alternatif. Biaya produksi yang digunakan untuk biaya pelet dalam budidaya ikan mencapai 60-70%. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi potensi tepung kacang koro pedang putih sebagai salah satu bahan baku dalam pembuatan pakan ikan dan kelayakan usaha ditinjau dari aspek teknis dan finansial. Penyusunan ransum pelet pakan ikan menggunakan metode Pearson’s Square. Pelet pakan ikan utama yang dihasilkan ada 2, yaitu pelet A (tepung ikan, dedak halus, white polar) dengan 5 variasi yang dikombinasikan dengan penambahan tepung kacang koro pedang putih 10%, 20%, 30%, 40% dan 50% serta pelet B (tepung ikan, tepung kacang koro pedang putih, dedak halus dan white polar). Uji mutu pelet yang dilakukan, yaitu kimiawi (proksimat), fisik (uji kekerasan dan water stability ), dan biologis. Analisis kelayakan yang dilakukan yaitu aspek teknis dan finansial. Hasil uji mutu dan finansial terbaik diperoleh pada pelet B dengan kadar protein 32,76 %, lemak 6,36 %, karbohidrat 41,33 %, air 15 % dan abu 4,55 %. Harga jual pelet B Rp. 9.116,00 dengan kapasitas produksi sebanyak 228.900 kg per tahun. Keuntungan yang diperoleh Rp. 323,180,400,00 per tahun dengan pengembalian modal selama 1,78 bulan.

The competition between plant species causes canavalia ensiformis isolated. In Temanggung, the productivity of canavalia ensiformis is high (7 ton Ha-1). The abundantly of availability and high protein content (23-32%) made canavalia ensiformis potentially used as raw material for altenative fish feed. Production cost which used for fish feed in fish cultivation reaches 60-70%. The aim of this study is to evaluate the potential of canavalia ensiformis’s powder as the one of raw material in the production of fish feed and properness in business based from technical and financial aspect. The compilation of fish feed ration used Pearson’s Square’s method. There are two main fish feed produced, fish feed A (fish powder, soft bran, white polar) with five variations which combined with 10%, 20%, 30%, 40% and 50% addition of canavalia ensiformis powder. Fish feed B (fish powder, canavalia ensiformis powder, soft bran, and white polar). Fish feed quality tested by chemical (proximate), physical (hardness test and water stability), and bilogical. Properness analysis based from technical and financial aspects. The test result and best financial quality obtained in fish feed B with 32,76%, fat 6,36%, carbohydrates 41,33%, water 15%, and ash 4,55%. B fish feed’s selling price is Rp. 9.116,00 with 228.900 kg product capacity per year. Profits earned Rp. 323,180,400,00 per year with a payback for 1,78 months.

Kata Kunci : Potensi, Kacang koro pedang putih, pakan ikan , Pearson’s Square’s


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.