Laporkan Masalah

PERAN PENDIDIK SEBAYA DAN KONSELOR SEBAYA PADA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA DI KOTA TIDORE KEPULAUAN, PROPINSI MALUKU UTARA

ISA AL AWAM H. USMAN, SE, Dr. Anna Marie Wattie, M.A; Dr. Budi Wahyuni, M.M., M.A.

2014 | Tesis | S2 Mag.Studi Kebijakan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahu peran pendidik sebaya dan konselor sebaya pada pusat informasi dan konseling (PIK) Remaja di Kota Tidore Kepulauan, Propinsi Maluku Utara. Secara khusus penelitian ini bertujuan: 1) mendapatkan informasi tentang langkah-langkah apa saja yang telah dilakukan oleh Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya dalam menjalankan perannya untuk mencapai efektivitas, 2) Untuk mengetahui apa dan bagaimana strategi yang dipakai oleh pendidik sebaya dan konselor sebaya dalam menghadapi berbagai keterbatasan yang dialami utamanya yang berpengaruh terhadap efektifitas peran Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya PIK Remaja Tidore Provinsi Maluku Utara. Metode penelitian yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif yang lebih mengarah pada studi kasus. Data dikumpulkan melalui pengamatan (observasi) dan wawancara. Wawancara ditujukan kepada 19 Pendidik Sebaya dan 7 Konselor Sebaya dari 8 PIK-Remaja dari 4 (empat) kecamatan yang berada di Pulau Tidore, 3 Relawan, 3 Pembina PIK-Remaja dan 1 Kepala Bidang KS Badan KBPP, serta 15 teman sebaya atau klien yang pernah menggunakan layanan PIK-Remaja. Data dianalisis menggunakan teknik deskriptif dengan tahapan pengumpulan data, penilaian data, interpretasi data, dan penyimpulan data. Hasil penelitian menunjukan: pertama, peran Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya diantaranya adalah menyampaikan informasi substansi program KRR dengan cara sosialisasi, penyuluhan dan diskusi kelompok dengan tema KRR, melaksanakan advokasi dan KIE tentang program kepada khalayak umum dan penentu kebijakan pemerintah kota serta melakukan kegiatan menarik minat remaja untuk menggunakan PIK Remaja sebagai wadah khusus remaja. Kedua, strategi Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya menghadapi tantangan dan keterbatasan meliputi faktor internal yaitu membekali diri dengan pengetahuan yang memadai, managemen pengelolaan PIK-Remaja, memaksimalkan sarana dan prasaran yang dimiliki, dan faktor internal adalah menggugah partisipasi remaja baik sebagai relawan atau pengguna layanan PIK melalui kegiatan inovatif, serta kemitraan dengan organisasi lain. Kesimpulannya, langkah dan strategi yang dilakukan oleh Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya ditengah permasalahan yang ada mampu mencapai efektivitas sebagai penyedia informasi KRR bagi teman sebaya. Peran Badan KBPP Kota Tidore Kepulauan sebagai pemilik program dengan beberapa kegiatan belum berpengaruh signifikan terhadap perkembangan PIK-Remaja di Kota Tidore Kepulauan.

The study aimed at investigating the role of peer educators and counselors at adolescent information and counseling center in Tidore Kepulauan of north Maluku. Particularly, it aimed at: 1) getting information of the steps in playing its role in achieving effectiveness and 2) finding out what strategies and how peer educators and counselors used the strategies in facing various limitations and their impact on the effectiveness of the role of the peer educators and counselors at the adolescent information and counseling center in North Maluku province. It used qualitative method that tended to case study. Data was collected through observation and interview. The interview was conducted with 18 peer educators and 7 peer counselors from 8 adolescent information and counseling centers of 4 subdistricts in Tidore Island, 3 voulenteers, 3 developers of the centers and 1 Head of Bidang KS Badan KBPP, and 15 peers or clients that have used the services of the center. The data was analyzed using descriptive technique with the steps of data collection, data evaluation, data interpretation and data conclusion. The results of the study showed that first, the role of the peer educators and counselors were among others delivering information of the substance of the KRR program through socialization, dissemination and group discussion with KRR theme, advocation and KIE about the program to public in general and the policy makers of city government and organization of activities to draw adolescent’s interest in using the center as special means for them. Second, the strategies used by the peer educators and counselors to face challenge and limitations of internal factors were seeking knowledge, managing the center, maximizing the existing structure and infrastructure and the internal factors included stimulating adolescent’s participation both as volunteers and the users of the services of the center through innovative activities and partnership with other organizations. The conclusions were that the steps and the strategies used by the peer educators and counselors to achieve effectiveness as information provider of KRR for peers. The role of the Badan KBPP of Tidore Kepulauan as program owner with some activities has not had any significant impact on the development of the adolescent information and counseling center in Tidore Kepulauan.

Kata Kunci : Peran, PIK-Remaja, Pendidik Sebaya, Konselor Sebaya


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.