KUASA SYARIAT ISLAM DI KOTA BANDA ACEH (Studi tentang Relasi Pemerintah Kota dan Kedai Kopi dalam Proses Penerapan Syariat Islam)

RAMZI MURZIQIN, Abdul Gaffar Karim, M.A.

2014 | Tesis | S2 Politik dan Pemerintahan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui praktik relasi dalam proses penerapan syariat Islam di kota Banda Aceh, yakni relasi pemerintah kota dengan pengusaha kedai kopi. Penelitian ini berawal dari acara yang disiarkan oleh TV One, bertajuk “bisnis syahwat di negeri syariat” tanggal 15 April 2011. Penulis terusik dengan program acara ini, sebab dua hal. Pertama, Aceh tidak memiliki lokalisasi seksual, diskotik, dan sarana hiburan publik lain yang diidentik dengan bisnis syahwat (seksual). Kedua, bisnis syahwat adalah usaha bisnis yang menyimpang dari norma Islam, setahu penulis masyarakat tidak mungkin membiarkan aktifitas tersebut berkembang. Sejak itu, kecurigaan penulis hanya tertuju pada kedai kopi sebagai reaktor. Kedai kopi adalah satu-satunya ruang hiburan publik bagi masyarakat yang berfungsi sebagai tempat untuk mencari kesenangan, mengobrol, berkumpul dan berbagai aktifitas lainnya. Pada tahun 2011, pemerintah kota mengeluarkan Perwali No. 13/2011 tentang tata laksana penyelenggaraan usaha. Disamping itu, pemerintah kota juga melakukan razia ke kedai kopi, café dan restoran. Pada waktu-waktu tertentu aktifitas kontra syariat Islam masih mudah ditemui di kedai kopi meskipun luput dari kontrol pemerintah atau jangan-jangan pemerintah tahu namun sulit menemukan langsung. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subjek penelitian ini adalah aktor-aktor yang terlibat langsung atau fokus terhadap penerapan syariat Islam di kota Banda Aceh terutama dari unsur pemerintah kota Banda Aceh dan pemilik usaha kedai kopi. Penelitian ini menggunakan teori hegemoni dari Gramsci yakni melihat penerapan syariat Islam di kota Banda Aceh sebagai bagian dari hegemoni pemerintah serta untuk mengkaji bentuk counter hegemony. Metode pengumpulan data diperoleh melalui wawancara mendalam, pemanfaatan data-data sekunder, dan observasi langsung. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan penerapan syariat Islam dilakukan dengan hegemoni kepemimpinan moral dan intelektual. Sedangkan, pengusaha membangun relasi kepada pemerintah kota Banda Aceh dengan melakukan perlawanan secara diam-diam. Strategi pemerintah adalah dengan melakukan koersi sebagai benteng pertahanan hegemoni syariat Islam, begitu pula dengan pengusaha kedai kopi terus memperjuangkan untuk merebut hegemoni. Perjuangan yang dilakukan pengusaha adalah melalui kolonialisasi kesadaran yang membentuk masyarakat kota Banda Aceh menjadi masyarakat konsumeris.

This study aims to determine the relations practice in the application of Islamic sharia in the city of Banda Aceh, the city government relationships with entrepreneurs coffee shop. This study begins with an event broadcast by TV One, titled \\"lust of business in the country of sharia\\" on April 15, 2011. Author disturbed with this program, because of two things. First, Aceh did not have sexual localization, discos and other public entertainment facilities that can be identified with the business of lust (sexual). Second, business is business lust that deviate from Islamic norms, as far as the public is not likely to let the author of the activity develops. Since then, the suspicion of the author only focused on the coffee shop as a reactor. Coffee shop is the only public entertainment spaces for the community that serves as a place for pleasure, chat, gather and various other activities. In 2011, the city government issued a Major Regulation No. 13 of 2011 on the organization of business governance. In addition, the city government also conducted a raid into coffee shops, cafe, restaurants, and also to other places. However, at certain times in the coffee shop activities that violate Islamic sharia will also still be found, but escaped from the control of government or maybe the government knows it but difficult identification direct. The method used in this study is a qualitative research method with a case study approach. The subjects were actors involved directly or focus on the application of Islamic sharia in the city of Banda Aceh, especially from the government of Banda Aceh and the owner of the coffee shop business. This study uses Gramsci's theory of hegemony which saw the implementation of Islamic sharia in the city of Banda Aceh as part of a government hegemony as well as to assess the form of counter hegemony. Methods of data collection was obtained through in-depth interviews, the use of secondary data, and direct observation. Research results show that the implementation of Islamic sharia made by the hegemony of the moral and intellectual leadership. Meanwhile, entrepreneurs build relationships to the city of Banda Aceh by silent resistance. The government strategy is to coercion as a bastion hegemony of Islamic sharia, as well as a coffee shop entrepreneurs continue to struggle to seize hegemony. The struggle of the entrepreneur is through the colonization of consciousness that make up the city of Banda Aceh society into consumerist society.

Kata Kunci : syariat Islam, kedai kopi dan hegemoni, Islamic sharia, a coffee shop and the hegemony