Laporkan Masalah

STUDI PENGERINGAN BAMBU DENGAN PEMANFAATAN GAS BUANG ( FLUE GAS ) PEMBAKARAN GERABAH

TAUFIKUL HADI, Prof. Ir. I Made Bendiyasa, M.Sc., Ph.D.; Rahman Sudiyo, ST., MT., PhD.

2014 | Tesis | S2 Teknik Kimia

Suhu gas buang dari hasil pembakaran gerabah relatif masih tinggi, suhunya masih sekitar 200 oC. Gas buang hasil pembakaran gerabah ini diharapkan bisa dimanfaatkan sebagai media pengering, misalnya untuk mengeringkan bambu. Dalam penelitian ini, media pengeringan yang digunakan adalah udara panas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung parameter-parameter pengeringan yang diharapkan dapat diterapkan pada pengeringan bambu dengan media gas buang dari pembakaran gerabah. Dimensi dari masing-masing sampel bambu adalah panjang 45 cm, lebar 8 cm dan ketebalan 1 cm. Berat awal masing-masing sampel ditimbang, kemudian sampel itu dimasukkan ke dalam unit pengeringan. Selanjutnya udara panas dialirkan ke dalam unit pengering. Suhu udara panas yang digunakan adalah 60oC, 80oC dan 100oC. Setiap 30 menit, perubahan massa bambu dicatat dan suhu termometer bola kering dan termometer bola basah diukur. Pengeringan dilakukan sampai massa sampel bambu tidak berubah. Dalam penelitian ini, pengeringan bambu teramati terbagi dalam dua periode yaitu periode laju menurun dan periode laju konstan. Teramati bahwa, laju pengeringan konstan berlangsung dalam waktu yang singkat. Laju pengeringan bambu dikontrol oleh difusi air di dalam bambu dan transfer massa air dari permukaan bambu ke udara. Koefisien difusivitas efektif air (Deff) yang diperoleh adalah 0,02 cm2/jam untuk suhu udara panas pengering 60 oC, 0,03 cm2/jam untuk 80 oC and 0,08 cm2/jam untuk 100 oC

The temperature of flue gas from pottery burning is still relatively high. It is around 200 oC. It is expected it can be utilized as a drying medium, for example to drying bamboo. In this study, drying medium used was hot air. The main objective of the study is to evaluate drying parameters which are expected to be applicable for drying bamboo with a flue gas medium from pottery. The dimensions of each bamboo sample were 45 cm of length, 8 cm of width, and 1 cm of thickness. The initial weight of each sample was weighed, then it was put in the drying unit. Subsequently the hot air was flowed into the drying unit. The hot air temperatures used were 60 °C, 80 °C and 100 °C. Every 30 minute interval, started is soon as the window of oven was closed, the changes of the bamboo mass were recorded and the temperatures of the dry and wet thermometer were measured. The drying process was carried out until the mass of the bamboo samples were constant. In this study, two type of drying rate were observed, namely, falling and constant rates. It was observed that constant drying rate was lasting for a short period. The drying bamboo was controlled by both water diffusion in the bamboo and water transfer from the bamboo surface. The effective water diffusion coefficients (Deff) are 0,02 cm2/h for hot air of 60 oC, 0,03 cm2/h for 80 oC and 0,08 cm2/h for 100 oC.

Kata Kunci : pengeringan bambu, gas buang, laju pengeringan, difusivitas efektif.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.