EVALUASI KETEPATAN KODE DIAGNOSIS BERDASARKAN ICD-10 DAN ICPC DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO JAWA TENGAH

NIKO TESNI SAPUTRO, Nuryati, S.Far., MPH

2014 | Tugas Akhir | D3 REKAM MEDIS

Latar Belakang: Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas, meliputi pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Hal ini menyebabkan dalam penyelenggaraannya, puskesmas tidak hanya menangani keluhan penyakit, namun juga gejala atau kondisi nonpenyakit. Terdapat berbagai macam sistem klasifikasi dan kodefikasi terhadap suatu diagnosis yang telah disusun sesuai dengan kebutuhannya. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persentase ketepatan hasil pengkodean diagnosis berdasarkan ICD-10 dan ICPC dan faktor-faktor penyebab ketidaktepatannya. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian cross sectional. Subjek yang digunakan yaitu petugas paramedis meliputi seorang perawat, seorang perawat gigi, seorang bidan, sebagai petugas yang mengisi secara langsung kode diagnosis di rekam medis dan SIMPUS, dan seorang Koordinator Unit Informasi Registrasi dan Sumber Daya Kesehatan (SDK). Objek yang digunakan adalah data 379 kode diagnosis pada SIMPUS. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah wawancara, observasi/pengamatan, dan studi dokumentasi. Hasil: Dari 379 kode diagnosis yang dianalisis berdasarkan ICD-10, terdapat 106 kode diagnosis memenuhi kriteria A yaitu yang tepat sampai karakter ketiga, keempat, dan kelima (27,97%); 230 kode diagnosis yang memenuhi kriteria B yaitu yang hanya dikode sampai karakter ketiga, tepat sampai karakter ketiga (60,69%); 19 kode diagnosis yang memenuhi kriteria C yaitu yang salah pada karakter keempat atau kode kurang/salah pada karakter kelima (5,01%); 24 kode diagnosis yang memenuhi kriteria D yaitu yang tidak tepat (6,33%); dan 0 kode diagnosis yang memenuhi kriteria E yaitu yang kosong atau tidak terisi (0,00%). Sedangkan yang dianalisis berdasarkan ICPC, terdapat 189 kode diagnosis yang memenuhi kriteria A yaitu yang tepat pada bab dan komponen dan kode ICD-10 termasuk dalam kelompok setaranya (49,87%); 5 kode diagnosis yang memenuhi kriteria B yaitu yang tepat pada bab, tidak tepat pada komponen, namun kode ICD-10 termasuk dalam kelompok setaranya (1,32%); 6 kode diagnosis yang memenuhi kriteria C yaitu yang tidak tepat pada bab dan/atau komponen, namun kode ICD-10 termasuk dalam kelompok setaranya (1,58%); 145 kode diagnosis yang memenuhi kriteria D yaitu yang tidak tepat pada bab dan/atau komponen dan kode ICD-10 tidak termasuk dalam kelompok setaranya (38,26%); dan 34 kode diagnosis yang memenuhi kriteria E yaitu yang kosong atau tidak terisi (8,97%). Faktor-faktor yang menyebabkan ketidaktepatan pengkodean diagnosis adalah unsur man, machine, dan method.

Background: Primary health services are the responsibility of the health centers, health services include individual and community health services. This led to the implementation, health centers not only deal with complaints of disease, but also the symptoms or conditions nondisease. There are a wide variety of classification systems and codefication to a diagnosis that has been prepared in accordance with needs. Objective: The objective of this study was to determine the percentage of accuracy of diagnosis coding and ICD-10 based on the ICPC and the factors that cause inaccuracy. Method: This is a descriptive study with a qualitative approach. The design of the study is a cross-sectional study. Subjects who used that includes a nurse paramedic, a dental nurse, a midwife, as the officer who filled directly into the medical record diagnosis code and SIMPUS, and a Registration and Information Unit Coordinator Health Resources (SDK). The object that is used is the data on SIMPUS diagnosis code 379. Data collection techniques used were interviews, observation/observation, and study documentation. Results: Of the 379 diagnosis codes are analyzed based on ICD-10, there are 106 meet the criteria for a diagnosis code that is appropriate to the character of the third, fourth, and fifth (27,97%); 230 diagnosis codes that meet the criteria of B which is only encoded up the third character, right up to the third character (60,69%); 19 diagnosis codes that meet the criteria C is wrong on all four characters or less code/one on the fifth character (5,01%); 24 diagnosis codes that meet the criteria of D is improper (6,33%), and 0 diagnosis codes that meet the criteria of E is empty or not filled (0,00%). While being analyzed by the ICPC, there are 189 diagnosis codes that meet the criteria of a chapter that is appropriate and components and ICD-10 codes included in the equivalent group (49,87%); 5 diagnosis codes that meet the criteria B is right on the chapter, not just in parts, but the ICD-10 codes included in the equivalent group (1,32%); 6 diagnosis code C that meet the criteria are not appropriate in the chapter and/or components, but the ICD-10 codes included in the group equivalent (1,58%); 145 diagnosis codes that meet the criteria of D that are not appropriate to the chapter and/or components and ICD-10 codes are not included in the equivalent group (38,26%), and 34 who meet criteria for a diagnosis code E is empty or not filled (8,97%). The factors that lead to diagnosis coding inaccuracies are the element of man, machine, and method.

Kata Kunci : ketepatan, kode diagnosis, puskesmas, ICD-10, ICPC.