Laporkan Masalah

Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk Pengelolaan Sumberdaya Mineral di Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara

BOMA BAGUS PANUNTUN, Dr. Lucas Donny Setijadji

2014 | Tesis | S2 Mag.Geologi Pertambangan

Sumberdaya mineral merupakan kekayaan alam yang harus dikelola seoptimal mungkin, efisien, transparan, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan serta berkeadilan agar memperoleh manfaat sebesar-besarnya bagi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Salah satu daerah di Indonesia yang mempunyai potensi sumberdaya mineral yang cukup besar adalah Kabupaten Bombana di Provinsi Sulawesi Tenggara. Kabupaten Bombana merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara yang mempunyai potensi mineral yang cukup besar dan tersebar di beberapa kecamatan dengan target eksplorasi utama seperti emas, nikel, kromit dan pasir kuarsa. Tetapi selama ini belum tersedia suatu sistem manajemen informasi pengelolaan data yang efektif dan efisien untuk pengelolaan sumberdaya mineral di Kabupaten Bombana. Tujuan dari penelitian ini adalah membangun database Izin Usaha Pertambangan (IUP) sumberdaya mineral dengan aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) di Kabupaten Bombana dan menginventarisasi potensi dan tipe sumberdaya mineral dengan aplikasi SIG dengan data tabular yang sudah ada. Metode yang digunakan sebagai pendekatan dalam penelitian ini adalah metode SIG yang dilengkapi dengan survey lapangan. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa database spasial IUP sumberdaya mineral Kabupaten Bombana dapat dibangun dengan SIG yang meliputi IUP sumberdaya emas, galena, tembaga, kromit, nikel, pasir besi dan pasir kuarsa. Database ini mudah diperbaharui dan diperbaiki jika ada perkembangan/perubahan setiap tahun atau waktu tertentu. Teknologi SIG dapat digunakan sebagai upaya dalam inventarisasi potensi, tipe dan persebaran sumberdaya mineral pada Kabupaten Bombana. Data non spasial (data tabular dan laporan) potensi, tipe dan persebaran sumberdaya mineral dapat dirubah menjadi data yang bersifat spasial (peta) sehingga memudahkan dalam pembacaan data secara visual. Secara umum jenis endapan emas di daerah Rarowatu, Rarowatu Utara, Poleang Utara, Mataosu, Lantari Jaya, Tontonunu bagian timur adalah emas placer dengan kadar yang sangat bervariasi. Di beberapa tempat juga menunjukkan indikasi endapan emas primer dengan kandungan yang belum diketahui. Meskipun tidak secara keseluruhan, tetapi indikasi endapan nikel laterit memperlihatkan di beberapa lokasi dijumpai kadar Ni (nikel) lebih dari 1% dengan ketebalan laterit secara umum lebih dari dua meter. Lokasi-lokasi yang mengindikasikan keberadaan laterit nikel yang memiliki potensi cukup baik ada di pulau Kabaena. Galena dijumpai di daerah Rarowatu bagian barat laut berbatasan dengan Poleang Utara. Tembaga dijumpai di daerah Kabaena bagian tengah. Pasir besi dijumpai di daerah Poleang Utara bagian utara berbatasan dengan matausu dan Kabaena Tengah bagian utara. Kromit dijumpai di daerah Batuawu - Pangkalaero - Purano. Pasir kuarsa dijumpai di daerah Waemputtang - Padang Pa’jongang’e Kecamatan Poleang Timur dan daerah Rakadua Kecamatan Poleang Barat dengan penyebaran hingga puluhan ribu hektar dan ketebalan hingga puluhan meter.

Mineral resources are natural resources that must be managed optimally, efficient, transparent, sustainable and environmentally friendly also equitable in order to obtain the maximum benefit for the prosperity and welfare of the people. One of the areas in Indonesia, which has a large enough potential of mineral resource is Bombana District. Bombana District is one of the districts in the province of Southeast Sulawesi that has the potential of mineral sizable and spread in several subdistrict with the main exploration targets such as gold, nickel, chromite and quartz sand. But during this has not provided an information management system of data management for effective and efficient management of mineral resources on Bombana District. The purpose of this research is to build a database of mining business license (IUP) for mineral resources with applications of geographic information systems (GIS) in Bombana District and to inventory the potential and the type of mineral resources using GIS applications with existing tabular data. The method used as an approach in this research is GIS methods which equipped with a field survey. from this study it can be concluded that the IUP of mineral resource spatial database Bombana District can be built with GIS which includes IUP for gold, galena, copper, chromite, nickel, iron sand and quartz sand resources. This database can be easily updated and fixed if there are developments or changes annually or in specific time. GIS technology can be used as an attempt to inventory the potential, type and distribution of mineral resources in Bombana District. Non spatial data (tabular data and report) of the potensial, type and distribution of mineral resources can be changed become data that are spatially (map) so as to facilitate the reading of the data visually. In general, the type of gold deposits in Rarowatu, Rarowatu North, North Poleang, Mataosu, Lentari Jaya, Eastern part of Tontonunu area is placer gold with varying content. In some places also showed indications of primary gold deposits with unknown contents. Although not as a whole, but the deposition of nickel laterite indications show that in some locations found Ni (nickel) content more than 1% with thickness of the laterite is generally more than two meters. The locations that indicates the existence of nickel laterite which has good potential exist on the Kabaena Island. Galena are found in the northwestern part of Rarowatu area directly adjacent to the North Poleang. Copper are found in Central Part of Kabaena area. Iron sand are found in the Northern part of North Poleang area bordered by Mataosu and Northern part of Central Kabaena. Chromite are found in Batuawu-Pangkalaero-Purano areas. Quarzt sand are found in Waemputtang-Padang Pa’jongang’e areas of East Poleang Subdistrict and Rakadua area of West Poleang Subdistrict with spread of up to tens thousands of hectare and a thickness up to tens of meters.

Kata Kunci : -


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.