Laporkan Masalah

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS (PROLANIS) DALAM PENANGANAN DIABETES MELITUS TIPE 2 OLEH DOKTER KELUARGA DI KECAMATAN TURI, KABUPATEN SLEMAN

ADRITA NIMA SARI, dr. Wahyudi Istiono, M.Kes

2014 | Skripsi | PENDIDIKAN DOKTER

Latar Belakang Diabetes melitus saat ini menjadi suatu masalah kesehatan dunia karena prevalensinya meningkat di berbagai negara termasuk Indonesia. Diabetes melitus membutuhkan penanganan yang berkelanjutan dan mencakup berbagai intervensi baik medis maupun non medis. Di Indonesia, sejak tahun 2010 PT. Askes (Persero) sebagai perusahaan penyedia jasa asuransi kesehatan menerapkan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis)yang merupakan suatu pengelolaan penyakit kronis dengan bentuk tindakan promotif dan preventif yang terintegrasi. Dalam program ini, dokter keluarga ditempatkan sebagai pelayan kesehatan primer yang diharapkan dapat menjalankan program ini dengan efektif. TujuanMengetahui efektivitas pelaksanaan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) dalam penanganan diabetes melitus (DM) tipe 2 oleh dokter keluarga di Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, DIY. Metode Data rekam medis dan buku monitoring dari 52 pasien diabetes melitus tipe 2 pada sebuah praktik dokter keluarga selama 24 bulan diolah untuk mencari tren kadar gula darah puasa, tren kadar HbA1c, dan pencapaian target terapi. Dilakukan survey untuk mengetahui gaya hidup pasien serta edukasi yang diterima dari dokter keluarga. Hasil Tren kadar gula darah puasa tidak mengalami penurunan yang berarti dari tahun 2012 hingga tahun 2013. Tren kadar HbA1c menunjukkan adanya peningkatan dari tahun 2012 hingga tahun 2013. Pada akhir tahun 2012 pasien yang mencapai kadar gula darah puasa <100 mg/dl sebanyak 24%, pada akhir tahun 2013 sebanyak 38%. Berdasarkan kadar HbA1c, pada akhir tahun 2012 pasien dengan kadar HbA1c <7% sebanyak 35% dan pada akhir tahun 2013 sebanyak 26%. Kesimpulan Pelaksanaan Prolanis dalam penanganan DM tipe 2 oleh dokter keluarga kurang efektif dilihat dari tren kadargula darah puasa, adanya peningkatan tren kadar HbA1c, dan kurangnya jumlah target terapi yang tercapai

BackgroundDiabetes mellitus prevalence has been increasing all over the world as in Indonesia. This chronic disease needs a continous and comprehensive management including medical and non medical intervension. In Indonesia since 2010 PT. Askes as the national health insurance company has developed Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis), a program to improve quality of type 2 dibetes mellitus management by general practitioners by providing training and set a monitoring system for diabetes treatment. General practitioners as the first gate of primary care should be able to perform an effective management of type 2 diabetes mellitus Objective The aim of this study is to know the effectiveness of the implementation of Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) by general practitionersin managing type 2 diabetes mellitus in Turi District, Sleman, Yogyakarta. Method Data from medical records and diabetes monitoring book of 52 patients in a private general practitioner clinic for 24 months were taken and analyzed. There was also a survey conducted to explore the patients’ lifestyle and education received by them from their physician. ResultThere is no significant decreased of the trend of fasting blood glucose from 2012 to 2013. The trend of HbA1c level increase from 2012 to 2013. At the end of 2012, the percentage of diabetic patients reaching target levels of fasting blood glucose were 24% and increased at the end of 2013 as much as 38%, but the percentage of patients reaching target levels of HbA1c levels decreased from 35% to 26%. ConclusionThe implementation of Prolanis in managing type 2 diabetes mellitus by general practitioner is less effective based on the trend of fasting blood glucose, increasing trend of HbA1c level, and the percentage of diabetic patients reaching target levels.

Kata Kunci : diabetes melitus tipe 2, Prolanis, dokter keluarga


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.